NovelToon NovelToon
Sekretaris Cantik Milik Ceo

Sekretaris Cantik Milik Ceo

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:576.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: patrickgansuwu

Sahira Anastasia, seorang gadis berusia 22 tahun yang baru lulus kuliah harus bersusah payah mencari pekerjaan demi menuruti kemauan ibu tirinya yang terbilang kejam.

Setelah sempat bekerja di sebuah toko roti, Sahira akhirnya memutuskan keluar dan menaruh banyak berkas lamaran ke perusahaan-perusahaan di kotanya demi mendapat pekerjaan lebih layak.

Akhirnya ia diterima di sebuah perusahaan, tapi naas akibat phobia yang ia alami saat menaiki lift, ia harus ditolak oleh Alan Dwinanda sang CEO perusahaan tersebut.

Beruntung Sahira bertemu Saka Alfian, sang kakak dari Alan yang mau membantu untuk bekerja disana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Diperebutkan

Saka pun bergerak maju mendekati ruangan adiknya, tentu setelah Sahira pergi dari sana menuju ke bawah. Saka terdiam sejenak di depan pintu itu sambil memikirkan kembali ucapan Sahira yang ia dengar tadi, jujur Saka senang melihat Sahira senang, tapi dirinya masih merasa ada yang aneh dari perubahan sikap Alan saat ini.

"Sahira kelihatan senang banget sama sikap Alan yang sekarang, gue jadi makin khawatir sama dia. Gue harus temuin Alan, gue gak yakin tuh anak beneran berubah!" ujar Saka.

Karena sudah penasaran sekali, Saka mengetuk pintu dan meminta izin masuk ke dalam ruangan itu. Alan menjawab dan memberi izin pada sang kakak, sontak Saka langsung membuka pintu lalu menatap dingin ke arah Alan. Sedangkan Alan sendiri hanya tersenyum di tempatnya sebelum bangkit mempersilahkan Saka duduk.

Saka menurut saja, ia dan Alan kini duduk di sofa berdampingan. Tak mau terlalu banyak basa-basi, Saka pun menyampaikan tujuannya datang kesana pada Alan. Ia meminta adiknya untuk jujur dan mengatakan apa sebenarnya yang sedang dia rencanakan, namun Alan bersikap seolah tak tahu menahu apa yang dimaksud oleh sang kakak.

"Lan, udah lah lu ngaku aja sama gue. Semua ini pasti cuma akal-akalan lu doang kan? Lu punya rencana apa sama Sahira, Lan?" ujar Saka.

"Lu ini kenapa sih bang? Serius deh, gue gak ngerti sama pertanyaan lu ini. Rencana apa dan apa yang harus gue akuin? Gue berubah ya karena gue emang pengen berubah bang," ucap Alan.

"Halah bullshit lu! Gue tahu lu punya rencana busuk ke Sahira kan!" tegas Saka.

"Ya ampun bang, terus aja lu salahin gue. Gue marah-marah ke Sahira salah, sekarang gue coba baik ke dia salah juga. Mau lu apa sih bang?" ucap Alan terheran-heran.

"Yang gue mau cuma satu, lu berubah baik tapi jangan pernah lu manfaatin kebaikan Sahira!" ucap Saka dengan tegas.

"Loh, gue udah begitu kok. Gue bersikap baik ke dia dan gue gak ada sama sekali manfaatin kebaikan dia," ucap Alan tersenyum.

"Bodoamat Lan, gue gak percaya sama lu. Mending lu ngaku sekarang atau gue cabut hak lu sama perusahaan ini!" ancam Saka.

Alan langsung berdiri dan tampak emosi, "Gak bisa gitu dong bang, biar gimanapun perusahaan ini bakal tetap jalan di tangan gue!" ujarnya.

"Makanya lu nurut sama gue, terus sekarang lu kasih tau gue lu punya rencana apa ke Sahira!" sentak Saka.

"Seriusan bang, gue gak ada rencana apa-apa ke Sahira!" ucap Alan.

"Gue tetap gak percaya sama lu Alan, lu itu penuh tipu muslihat dan cuma orang bodoh yang percaya sama lu!" ujar Saka.

Alan menggeleng heran, kakaknya itu selalu saja mencurigai dirinya akan hal-hal yang tidak benar. Padahal ia memang niat berubah dan ingin bersikap lebih baik pada Sahira.

Sahira baru selesai membuat pisang goreng sesuai pesanan Alan, kini gadis itu keluar dari kantin dan membawa sendiri kopi serta sepiring pisang goreng itu di tangannya. Ia tampak hati-hati, tentu Sahira tidak mau jika semua yang ia bawa terjatuh dan tumpah ke lantai hanya karena kelalaian dirinya.

Namun, sesuatu yang ia khawatirkan itu justru terjadi. Sahira tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah samping, sontak Sahira yang tak siap langsung terkejut dan seluruh pisang goreng serta kopi di tangannya pun terjatuh ke lantai.

Praaangg

Sahira tentu sangat emosi, ia menatap tajam wajah pria yang tadi menabraknya seperti hendak membunuhnya. Pria itu pun tampak ketakutan, dia meminta maaf pada Sahira dan memohon-mohon agar Sahira mau memaafkannya. Tapi karena kesal, Sahira tak mau mendengarnya dan malah memarahi pria itu.

"Ih lu gimana sih? Jalan tuh yang bener dong, lihat nih makanan sama minuman buat pak Alan jadi tumpah semua!" tegur Sahira.

"Ma-maaf mbak Sahira, saya beneran gak sengaja. Tadi saya lagi buru-buru mau ke toilet, jadinya saya gak lihat dan gak sadar kalau ada mbak Sahira yang muncul. Maafin saya ya mbak!" ucap si pria.

"Heh Jordan! Lo pikir maaf aja bisa kembaliin semua yang udah lu tumpahin ini?" ujar Sahira.

Pria bernama Jordan itu pun menunduk, ia merasa bersalah karena telah menabrak Sahira dan membuat pisang goreng serta kopi di tangan gadis itu tumpah berserakan di lantai. Ia mewajarkan sikap emosi Sahira saat ini, sebab ia pun pasti akan begitu jika kejadian ini menimpanya.

"Maafin saya mbak, saya akan ganti semuanya deh. Tapi, tolong jangan laporkan ini ke pak Alan ya mbak! Saya belum mau dipecat," ucap Jordan.

"Gausah, pak Alan itu mintanya saya yang bikin ini semua. Dia gak mau bikinan orang lain, jadi harus saya yang buat ulang lagi," ucap Sahira.

"Eee kalau begitu saya bantu bersihkan aja mbak, gimana?" usul Jordan.

"Yaudah, kamu bersihin semua ini jangan sampai ada yang tersisa! Saya mau ke belakang lagi buat bikin pisang goreng yang baru," ucap Sahira.

"Iya mbak, sekali lagi saya mohon maaf ya? Saya gak akan ulangi ini deh," ucap Jordan memelas.

"Ya emang harus begitu, awas aja kalo sampe kamu tabrak saya lagi!" ucap Sahira.

Jordan menganggukkan kepalanya, Sahira yang masih sedikit kesal pun berbalik dan pergi begitu saja dari sana meninggalkan pria itu. Jujur Sahira sangat malas harus membuat pisang goreng dan kopi lagi untuk Alan, tapi jika ia tak melakukan itu pastinya Alan akan sangat marah.

Disisi lain, Wati tengah termenung di toko roti tempat ia bekerja sebab memikirkan tentang Alan, pria yang ponselnya tak sengaja ia jatuhkan ketika di dekat rumah Sahira. Meski Alan tak meminta ganti rugi, namun Alan terus-menerus bertanya padanya mengenai Sahira. Wati pun bingung, mengapa kiranya Alan ingin banyak tahu tentang Sahira dan kenapa harus bertanya lewat dirinya.

"Eh Wati!" Cat menegur wanita itu, sembari berdiri di sebelahnya dan menatap wajah Wati yang terkejut itu dengan senyum sumringah.

"Hadeh, apa sih Cat? Lu bisa gak jangan kagetin gue kayak gitu?!" kesal Wati.

"Sabar elah Wati! Lagian lu ngapain ngelamun aja daritadi? Emang kerjaan lu udah beres? Gue lihat masih banyak yang kotor tuh meja," ujar Cat.

"Ish, lu udah kayak manager aja ya sekarang? Ingat Cat, kita itu statusnya sama disini, sama-sama pegawai. Jadi, lu jangan sok ngatur gue!" ucap Wati.

"Gak ada yang ngatur lu Wati, gue kan cuma nanya. Kenapa lu malah ngelamun disini? Lagi ada masalah? Cerita dong sama gue!" ucap Cat.

Wati justru berbalik dan membuang muka, seolah ia tidak ingin ada orang lain yang tahu mengenai rahasianya. Biar bagaimanapun, Wati tak mau dianggap pengkhianat karena menceritakan semua mengenai Sahira kepada orang lain yang ia sendiri belum terlalu kenal siapa dia.

"Dih malah buang muka, lu tuh sebenarnya kenapa sih Wati? Gue heran deh sama lu, sikap lu sekarang gak kayak biasanya," ucap Cat.

"Gue gak kenapa-napa Cat," bohong Wati.

Lalu, Ivan yang sedari tadi memantau pembicaraan kedua gadis itu pun bergerak menghampiri mereka. Ivan sungguh penasaran, ia ingin tahu apa yang dibicarakan oleh Cat dan juga Wati.

"Eh eh, ini ada apa sih? Kalian pada ngobrolin apa?

Kok kayaknya serius banget dah?" tanya Ivan.

"Yeh ini lagi satu pake dateng segala, bisa gak sih gausah ikut campur urusan orang? Pengen banget deh gue pukul lu rasanya," geram Wati.

"Buset galak amat, lu kenapa Wati? Lagi pms ya?" heran Ivan.

"Van, mending lu balik kerja sana! Si Wati ini lagi gak mau diganggu, jadi daripada lu dimarahin sama dia lebih baik lu cabut dari sini!" ucap Cat.

"Iya deh, tapi kalian juga kerja dong. Nanti kalo dimarahin pak manager aja baru tau," ucap Ivan.

"Ini kita juga mau kerja kali, udah sana lu duluan yang cabut!" ucap Cat.

Ivan mengangguk, ia pun pergi meninggalkan Cat bersama Wati disana. Sedangkan Cat sendiri masih menetap karena penasaran apa yang tengah disembunyikan Wati darinya, gadis itu ingin tahu mengapa sikap Wati mendadak berubah.

TOK TOK TOK...

Sahira mengetuk pintu ruangan Alan sembari membawa sepiring pisang goreng hangat dan secangkir kopi di nampan, tentunya ini buatan ia yang kedua kalinya setelah yang pertama harus rusak akibat kelalaian Jordan yang menabraknya saat di jalan tadi.

Setelah mendapat izin masuk dari Alan, gadis itu sontak membuka pintu menggunakan satu tangan yang ia taruh di bawah nampan. Ia melangkah perlahan memasuki ruangan itu, menghampiri Alan yang tengah terduduk dan meletakkan piring serta cangkir itu di atas meja.

"Permisi pak, ini dia pisang goreng sama kopinya. Masih hangat loh pak, enak nih pasti!" ucap Sahira.

"Umm, ya ya ya... tapi kenapa kamu lama banget bikin ini nya? Saya sudah tunggu beberapa menit loh, setahu saya buat pisang goreng dan kopi itu gak sampe selama ini kok," tanya Alan.

"Eee itu anu saya.." Sahira gelagapan menjawabnya.

"Anu anu apa? Kalau cerita itu yang jelas dong, biar saya gak penasaran!" kesal Alan.

"Maaf pak, tadi ada insiden kecil sewaktu saya mau bawa pisang goreng yang sudah jadi ke ruangan bapak. Tapi, sekarang udah gapapa kok karena saya berhasil urus semuanya," ujar Sahira.

"Insiden apa itu?" tanya Alan penasaran.

"Saya ditabrak sama seseorang pak, terus pisang goreng sama kopi yang saya bawa jatuh deh. Makanya saya harus buat baru lagi," jawab Sahira.

"Hah? Terus kenapa kamu gak minta tanggung jawab sama dia?" heran Alan.

"Karena kan bapak minta saya yang buat pisang gorengnya," ucap Sahira.

"Ya benar juga sih, tapi kan saya gak akan tau kalau pisang goreng ini bukan buatan kamu. Tapi gapapa deh, saya jadi percaya kalau kamu itu orangnya bisa dipercaya," ucap Alan.

"Makasih pak, saya kan emang maunya begitu. Saya pengen bapak gak marah-marah lagi sama saya," ucap Sahira sambil tersenyum.

"Yasudah, saya makan dulu ya?" ucap Alan.

"Silahkan pak, kalau gitu saya izin pamit ya? Saya harus lanjut bekerja di ruangan saya," pamit Sahira.

"Eh jangan dong!" ucap Alan menahan Sahira.

"Loh kenapa pak? Saya kan harus kerja, terus bapak juga katanya mau makan," heran Sahira.

"Kamu temani aja saya disini Sahira, kita makan pisang gorengnya sama-sama!" pinta Alan.

"Eee bapak serius?" tanya Sahira tidak yakin.

Alan mengangguk, "Kamu gak perlu takut gitu, kita makan aja sama-sama ya! Belum pernah kan kamu makan bareng sama cowok ganteng kayak saya?" ujarnya.

Sahira terkekeh dibuatnya, hal itu membuat Alan sedikit heran sekaligus kesal.

"Kenapa ketawa?" tanya Alan dingin.

"Gak, gapapa kok pak. Iya iya, saya mau deh temenin bapak," jawab Sahira masih dengan sedikit kekehan kecilnya.

Akhirnya mereka pun memakan pisang goreng itu bersama-sama, meski Sahira masih tak yakin jika yang ada di depannya adalah Alan, bosnya yang selama ini galak padanya.

Sore harinya, Alan datang ke ruangan Sahira berniat mengantar gadis itu pulang. Jujur saja Sahira kaget saat melihat keberadaan bosnya disana, apalagi pria itu tampak tersenyum ke arahnya dan memberikan tatapan yang sangat membuatnya keheranan.

"Eh pak Alan? Ini ada apa ya? Ngapain bapak berdiri di depan ruangan saya?" heran Sahira.

"Ini kan sudah waktunya pulang, kita pulang yuk Sahira!" ucap Alan.

"Ya ini saya juga udah mau pulang kok pak, makasih loh udah diingetin. Tapi, kalau masalah waktu pulang sih saya mah selalu ingat pak," ucap Sahira sambil tersenyum.

"Baguslah, terus kamu pulang naik apa?" tanya Alan.

"Kayak biasa aja sih pak, paling saya naik bus atau nanti order ojek online. Emangnya kenapa ya? Tumben bapak tanya soal itu," jawab Sahira.

"Oh gausah, biar saya antar kamu aja ya sampai ke rumah? Itung-itung irit ongkos lah, kan lumayan nanti duitnya bisa ditabung," ucap Alan.

Sahira mengernyit heran, "Umm, bapak kesambet atau apa sih sebenarnya? Kok mendadak sikap bapak ke saya jadi berubah gini?" ujarnya.

"Maksud kamu apa Sahira? Kamu ngatain saya gitu?" ucap Alan tak terima.

"Gak gitu pak, saya cuma heran aja sama perubahan sikap bapak yang drastis ini. Kemarin-kemarin kan bapak galak sama saya, tapi sekarang bapak malah mau antar saya pulang," ucap Sahira.

"Memangnya gak boleh ya kalau saya berubah? Setiap orang itu kan juga berhak untuk jadi lebih baik dari sebelumnya," ucap Alan.

"I-i-iya sih, saya juga gak bilang gak boleh pak. Tapi, kayaknya saya mau pulang sendiri aja deh pak," ucap Sahira.

"Kenapa sih? Giliran bang Saka yang minta, kamu mau-mau aja tuh. Terus kenapa pas sama saya kamu malah gak mau?" ucap Alan.

"Maaf pak, tapi saya—"

"Kamu suka sama bang Saka, iya?" sela Alan.

Sahira terbelalak mendengar ucapan Alan, bisa-bisanya pria itu berkata demikian padanya. Sedangkan Alan sendiri hanya terdiam menatapnya seperti menanti jawaban darinya.

"Bapak bicara apa sih? Mana mungkin saya suka sama pak Alan?" elak Sahira.

"Terus apa? Kok kamu mau-mau aja kalau diajak pulang bareng sama dia? Tapi giliran sama saya, kamu malah gak mau," tanya Alan.

"Eee saya..."

"Sahira pulangnya sama gue!" ucapan Sahira terhenti saat Saka tiba-tiba muncul dan berjalan mendekati mereka.

Sontak Sahira semakin dibuat bingung, kini ada dua pria yang tengah memperebutkan untuk mengantar dirinya pulang. Sahira heran mengapa ini bisa terjadi padanya, ia sama sekali tak menyangka kalau ia akan dihadapkan pada situasi yang begitu membingungkan untuknya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

1
Nyoman
ceritanya kok kta terulang gtu ya..
Nur Afwa
sbnrnya syera ibu kandung Alan apa ibu tiri ya,
Nur Afwa
apa sahira sama Alan itu saudara,dan seibu SM shra
Nur Afwa
Alan sok jual mahal pdhl suka ngaku nya enggk
Nur Afwa
Nawal pura2 apa beneran sedih ya
Nur Afwa
Alan takut sama papa nya hanya krna di ancam cabut fslitas alan2 knpa jdi laki2 bodoh sih
Nur Afwa
sahira itu emang polos apa dioplos polosin sih, ,geram banget deh
Nur Afwa
Nawal knp msh kjr2 Alan sih. .pdhl alnnyan kn GK mau lagi. . Nawal GK ad harga diri banget ya
Nur Afwa
apa ibu sahira itu wanita MLM.
Nur Afwa
ternyata Nawal jahat banget ya
Nur Afwa
crta bnyk yg diulang2. .
Nur Afwa
lanjt
Nur Afwa
lnjt
Nur Afwa
knpa tiba2 Alan baik ya. .
Nur Afwa
awas lhoh pak Alan marah2 nanti ktuh nya ke hati
Nur Afwa
knpa sahira trouma.
Nur Afwa
sialan ktrlaluan banget sama sahira
Nur Afwa
lanjut👍
Nur Afwa
saka sombong banget🙄
Waty Tarsa
kebanyakan ulangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!