HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menikmati sunset di tepi pantai
Sampainya mereka di minimarket Tary pun turun sambil menggendong Zayan, sedangkan Axcel berjalan di sampingnya.
" Boy turun gih, masa gendong terus kasian mami dong cape." ujarnya pada sang anak.
" Mami turunin, Zayan mau jalan aja kasian mami nanti kecapean." Tary pun menurunkan Zayan dari gendongannya dan beralih menggandeng tangan mungil Zayan.
Mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong untuk mencari cemilan yang Zayan suka, sedangkan Axcel dibelakang mereka sambil mendorong troli belanja.
" Yang ambil apa saja yang kamu suka." ucap Axcel Karen sedari tadi ia melihat kekasihnya hanya mengambil apa yang Zayan mau tapi tidak untuk dirinya, Tary pun menatap Axcel memastikan kalau ia boleh membeli apa yang ia inginkan.
" Beli apapun yang kamu mau, jangan cuma buat Zayan doang." lanjut Axcel menghampiri kekasihnya dan mengusap rambut panjangnya dengan lembut.
" Emang gak papa?" tanyanya memastikan.
" hmm." merekapun lanjut mencari berbagai macam cemilan dirasa cukup mereka pun menuju kasir untuk membayar.
" Yang kamu sama Zayan tunggu di sebelah sana aja biar mas yang mengantri." Tary pun mengajak Zayan untuk menunggunya di depan minimarket, dan duduk di kursi yang disediakan oleh pihak minimarket.
" Udah ayo kemobil, yang tolong bukain bagasi mobilnya dong." lalu Tary membuka bagasi mobil dan membiarkan Axcel menata belanjaan mereka di dalamnya, akhirnya mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju pantai Ancol.
Sesampainya di parkiran mereka turun dari mobil sedangkan Axcel mengambil beberap cemilan yang tadi mereka beli lalu berjalan menuju ke tepi pantai untuk melihat sunset.
" Ye kepantai main pasir, mami ayo cepet." ujar Zayan menarik tangan Tary tidak sabaran.
" Boy pelan-pelan nanti kamu sama mami bisa jatuh loh." ingatnya pada sang anak yang begitu tidak sabar untuk main pasir di tepi pantai, sampainya di tepi pantai Axcel pun menyewa tikar dan membeli beberapa mainan cetak pasir untuk Zayan.
Dengan begitu gembira Zayan membuka semua mainanya dan mulai membuat istana pasir, sedangkan Axcel menaruh cemilan dan minumannya di atas tiker dan mendudukkan dirinya di tikar sambil memperhatikan kekasih dan anaknya bermain pasir dihadapannya.
" Mami bantuin Zayan buat istana pasir." ucapnya Tary pun membantu Zayan membuat istana pasir.
" Ini pasirnya harus di basahin dengan air dikit biar mudah dicetak, mas kamu ambilin air gih ke tepi pantai pake ini." ujar Tary memberikan sebuah ember mainan, agar axcel mengambilkan air.
" Pake air ini aja yang nanti kalau kurang gampang beli lagi." ujarnya malu masa ia harus mengambil air di tepi pantai pake ember mainan seumur-umur dia belum pernah melakukan itu, jangankan mengambil air di tepi pantai membawa Zayan ke pantai kaya begini aja ini yang pertama kalinya sebelumnya belum pernah.
" Mas ih itu kan air minum, lagian deket juga ambil airnya gak berat juga kan embernya kecil." kesalnya karena kekasihnya tidak mau mengambilkan air di tepi pantai malah dikasih air minum.
" Mami biar Zayan aja yang ambil sini." pintanya lalu mengambil ember dari tangan maminya.
" Tuh anaknya aja mau masa papinya gak mau."
" Ya udah ayo papi temenin Zayan ambil airnya, udah gak usah cemberut gitu mas jadi gemes kalau liat kamu cemberut gitu pengen mas cubit itu pipinya." ujar Axcel sedangkan Tary merotasikan bola matanya males, akhirnya Axcel menemani anaknya untuk mengambil air di tepi pantai.
" mami, ini airnya." Zayan menyerah kan ember kecil berisi air yang sudah ia ambil, tary pun memberi air sedikit ke pasir yang mau Meraka gunakan untuk membuat istana pasir.
Tary dan Zayan pun terus membuat istana pasir, sedangkan Axcel yang melihat itu terus mengabadikan kebersamaan anak dan kekasihnya dengan kamera ponselnya.
" Mami ini mau rob- ." belum sempet Zayan menyelesaikan ucapannya namun istana pasir mereka sebagian roboh.
" Ya beneran roboh, kesenggol kaki mami itu."
" Emang iya." Tary pun melihat kakinya yang memang ternyata sedikit menyenggol istana pasir yang mereka bangun. " he . .he . .he ternyata iya kena kaki kakak."
Tak terasa hari mulai petang mereka benar-benar asyik main pasir dan sesekali Axcel menyuapi mereka makan dan memberinya minum.
" Mami liat langitnya cantik sekali." tunjuk Zayan pada langit yang berwarna Oren ke jinggaan.
" Emang cantik biasanya orang menyebutnya sunset, biasanya kakak kalau dikampung juga sering liat sunset kaya gini di tepi pantai." ucapnya. " Zayan senang gak liat sunset bareng kakak." lanjutnya.
" Zayan seneng mami, Zayan hari ini seneng banget bisa terus bareng mami seharian Zayan juga pengen tidur bareng mami sama papi kaya temen-temen boleh tidak mi?" pintanya pada sang mami, sedangkan Tary dan Axcel saling pandang saat mendengar permintaan Zayan.
" Boleh boy." ucapan Axcel membuat Tary melotot kearahnya. " Apah katanya boleh ya yang bener aja nikah aja belum main boleh-boleh aja." batin Tary dalam hati.
" Serius pih, Zayan boleh tidur bareng mami papi." ucapnya antusias, saat Tary akan protes Axcel kembali berucap.
" Tapi tunggu mami sama papi nikah dulu baru boleh, kalau mami sama papi belum nikah ya gak boleh nanti yang ada dimarahin Oma sama opa bisa-bisa papi diusir dari rumah." Ucap Axcel sambil tersenyum.
" Mas ih penjelasnya yang bener kenapa sih, gak usah muter-muter nanti yang ada Zayan gak paham loh." Keselnya pada sang kekasih.
" Intinya untuk sekarang belum boleh tapi nanti tunggu papi sama mami nikah ok kamu paham boy." tanya Axcel pada anaknya.
" Paham pi , trus kapan papi sama mami nikah biar Zayan bisa bobo bareng mami papi?" Tanyanya dengan polosnya.
" Coba Zayan tanya mami kapan mami mau nikah sama papi?"
" Mami kapan mau nikah sama papi?"
" Nanti nunggu waktu yang tepat." ujar Tary lalu berdiri. " Ayo pulang hari udah mulai malam besok kan Zayan mau pergi ke kebun binatang nanti malah kecapaian." ujar Tary mengalihkan pembicaraan Axcel yang melihat itu pun sedikit kecewa, lalu berdiri dan menggandeng anaknya untuk berjalan ke parkiran sepanjang menuju parkiran Axcel pun hanya diam enggan membuka suaranya.
Tary yang melihat Axcel diam pun merasa sedikit heran kenapa tiba-tiba menjadi lebih diam, sesampainya diparkiran axcel membukakan pintu mobil masih setia dengan diamnya.
Saat Tary akan masuk tiba-tiba Axcel berkata. " Zayan duduk sendiri didepan gak papa?" tanyanya pada sang anak.
" Lah trus mami." ujar Zayan melihat kearah Axcel begitupun Tary ia juga menatap ke arah Axcel.
" Kak Tary biar duduk di belakang." ucapan Axcel membuat Tary menatapnya dengan heran sebenernya ada apa kenapa tiba-tiba Axcel kaya berubah sebelum Zayan berucap tetapi Tary terlebih dahulu berkata.
" Zayan pulang berdua bareng papi yah, kakak ada urusan dulu." lalu Tary melangkah meninggalkan mereka berdua, tapi sebelum melangkah tari membisikkan sesuatu ke Axcel.
" Aku gak tahu aku punya salah apa ke kamu kenapa tiba-tiba kamu kaya diemin aku tapi gak papa mungkin kamu gak mau duduk dekat-dekat aku, kalian pulang aja duluan nanti aku bisa pulang sendiri." akhirnya Tary berjalan menjauh dari axcel, tapi sebelum Tary terlalu jauh axcel mengejarnya.
" Zayan tunggu didalem dulu papi susul mami dulu." tanpa menunggu jawaban dari Zayan Axcel berlari mengejar Tary, saat sudah dekat Axcel lalu memegang pergelangan tangan Tary.
" Tunggu, Mas minta maaf kalau diamnya mas buat kamu gak nyaman mas cuma agak kecewa, kenapa kamu masih belum mau nikah sama mas saat Zayan menanyakan itu kekamu kamu juga tiba-tiba mengajak pulang seolah mengalihkan pertanyaan Zayan tentang kesiapan kamu buat menikah dengan mas." ucapnya mengeluarkan uneg-uneg nya dalam hati.
" Bukannya mas memberiku waktu tiga bulan untuk saling mengenal lebih jauh tapi ini baru beberapa hari wajar gak sih kalau aku masih bimbang?" ucap Tary membuat Axcel ngerasa bersalah karena ia kesannya sangat memaksa Tary untuk segera menikah dengannya, Axcel pun membawa Tary kepelukannya dan mengucapkan kata maaf berkali-kali.
" Maaf, maaf mas gak bermaksud memaksa kamu untuk cepet menerima mas, mas cuma ingin secepatnya mengabulkan keinginan Zayan untuk menjadikan kamu sebagai maminya tanpa mas pikirin perasaan kamu mas bener-bener minta maaf." ucapnya penuh sesal, Axcel pun menangkup wajah Tary lalu berkata.
" Sekarang pulang bareng mas ok, mas gak mau kamu pulang sendiri kamu kesini bareng mas pulang juga bareng mas ayo pulang kasian Zayan udah nunggu lama di mobil." akhirnya mereka pun menuju mobil sampainya di dekat mobil Axcel meminta Tary untuk duduk di depan bareng Zayan seperti tadi saat berangkat.
" Kamu duduk bareng Zayan kaya tadi pas berangkat, Zayan berdiri dulu biarin mami masuk dulu." Zayan pun berdiri dan sedikit bergeser agar Tary bisa masuk setelah Tary masuk Zayan langsung naik kepangkuan Tary.
" Yeh mami pulang bareng Zayan, gak jadi pulang berdua doang sama papi." sedangkan Tary hanya menanggapinya dengan mengelus rambut Zayan dengan sayang.
" Yang mau makan apa kita belum ada makan malam loh?" ujar Axcel memecah kesunyian, Tary pun menatap Axcel sekilas lalu berucap.
" Aku ngikut mas aja terserah mau makan apa, kalau Zayan mau makan apa ?" tanya Tary kepada Zayan.
" Zayan mau makan udang."
"Zayan suka udang yah?"
" Zayan suka udang kaya papi mami, kalau mami suka udang juga gak?"
" Suka kok." jawabnya singkat, mobil pun berhenti di halaman rumah makan seafood.
" Ayo turun makan malam dulu baru lanjut pulang." Axcel pun membukakan pintu mobil untuk Tary dan anaknya keluar.
" Ayo zayan keluar dulu biar mami bisa keluar." setelah Zayan keluar Tary juga ikut keluar, lalu mereka berjalan menuju pintu masuk restoran seafood tersebut.
Axcel memesan banyak makana seafood untuk mereka, sambil menunggu pesanan datang mereka banyak bercerita terutama Zayan yang paling cerewet, akhirnya pesanan datang mereka pun menyantap makanan itu semua dengan gembira.
" Mami mau udang." tunjuknya pada piring yang berisi udang.
" Bentar kakak kupasin dulu, aa buka mulutnya kakak suapin." Tary dengan telaten menyuapi Zayan makan sampai kenyang.
" Mas gak kamu suapin sekalian yang." ucapnya berharap.
" Mas bisa makan sendiri kan Zayan kan masih kecil masa iya mau saingan sama Zayan sih." ujar Tary lalu lanjut menyuapi Zayan.
" Ya kan siapa tahu mau di suapin juga yang."
" Mami Zayan udah kenyang udah gak mau lagi." ucap bocah gembul itu.
" Ya udah kalau udah kenyang jangan di paksain nanti justru sakit perut." ucap Tary pengertian, beberapa menit kemudian mereka selesai makan dan melanjutkan perjalanannya untuk pulang.