Sekretaris Cantik Milik Ceo
Pagi itu, Sahira kembali bersiap untuk berangkat bekerja di sebuah toko roti yang tak jauh dari rumahnya.
Ia menemui Fatimeh, ibu tiri yang selama ini merawatnya meski dengan keras dan kerap kali membuat Sahira terkena tekanan batin.
"Bu, Sahira berangkat kerja dulu ya?" pamit Sahira sembari mencium tangan ibunya.
"Oh iya, omong-omong lu masih kerja di toko roti?" tanya Fatimeh yang kini duduk di sofa.
"Eee iya Bu, emang kenapa ya?" tanya Sahira heran.
"Lo gimana sih? Lo kan baru lulus S1, gak coba cari kerjaan lain apa yang lebih bagus gitu? Masa sarjana kerja di toko roti? Sia-sia dong lu kuliah lama-lama kalo gitu," ucap Fatimeh.
"Iya Bu, ibu tenang aja karena aku juga lagi usaha cari kerjaan lain yang lebih bagus kok! Nanti kalo udah ada panggilan, aku pasti kasih tau ibu kok," ucap Sahira.
"Haish, yaudah bagus deh. Dah sana lu kerja yang bener biar dapet uang banyak!" ujar Fatimeh.
"Iya Bu," Sahira mengangguk singkat.
Lalu, gadis itu pun mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya dan memberikan itu pada ibunya.
"Ini Bu, uang buat bayar kontrakan bulan ini. Sekarang kan udah tanggal lima, jadi udah jatuh tempo," ucap Sahira.
"Gue juga inget kali, udah taruh aja di meja situ! Nanti biar gue kasih ke yang punya kontrakan kalau dia datang kesini," ucap Fatimeh.
"Iya Bu, jangan sampai lupa ya!" ucap Sahira.
"Bawel banget sih lu! Gue gak bakal lupa kali, udah sana ah berangkat!" kesal Fatimeh.
"Maaf Bu!" lirih Sahira.
Sahira langsung pergi ke luar rumahnya meninggalkan Fatimeh yang masih duduk di sofa sembari menonton tv.
Tanpa disadari olehnya, di depan sudah ada Catherine alias Cat yang merupakan teman satu kerjanya di toko roti.
"Eh Cat, kamu udah nunggu lama ya? Mau berangkat bareng?" ujar Sahira.
"Iya nih Ra, kaki bongsor lama-lama kalo jalan terus ke toko tiap pagi. Makanya gue kesini mau nebeng sama lu, motor aman kan?" ucap Cat.
"Aman kok, yaudah yuk kita berangkat keburu telat!" ucap Sahira.
"Yuk lah!" ucap Cat tampak antusias.
Akhirnya kedua gadis itu pergi ke tempat kerja dengan motor milik Sahira.
•
•
Tling
Saat sedang bekerja di toko roti, Sahira mendapat email dari salah satu perusahaan tempat ia menaruh lamaran sebelumnya.
Sahira terperanjat kaget mengetahui jika dirinya lolos dan berhak datang ke perusahaan tersebut untuk mengikuti proses wawancara.
"Hah? Yes Alhamdulillah!" Sahira reflek berteriak yang membuat semua orang disana terkejut.
Sontak satu persatu karyawan di toko itu turut menghampiri Sahira, mereka bingung mengapa tiba-tiba Sahira berteriak seperti tadi.
"Eh Ra, lu kenapa teriak-teriak dah? Dapet door prize?" tanya Ivan.
"Waduh, kalian pada keganggu ya gara-gara gue teriak tadi? Sorry sorry gue gak sengaja!" ucap Sahira menggaruk kepalanya.
"Ya gapapa, tapi emang lu kenapa sih teriak begitu barusan?" tanya Yoshi penasaran.
"Iya Ra, jujur deh gue kepo banget lu ada apa. Gak biasanya lu teriak begitu," timpal Cat.
"Ini loh guys, gue barusan dapat email dari perusahaan tempat gue taruh lamaran. Gue diterima dan besok gue diminta datang ke kantor buat interview," jelas Sahira.
"Serius lu Ra? Waw luar biasa, lu emang keren banget deh Sahira! Selamat ya atas kerjaan barunya!" ucap Ivan sangat bangga.
"Iya Van, thanks ya!" ucap Sahira tersenyum.
Yoshi, Ivan dan juga Wati semuanya mengucapkan selamat pada Sahira atas diterimanya gadis itu ke pekerjaan barunya.
Berbeda dengan Cat yang justru tampak sedih mendengar kabar tersebut, ya mungkin karena ia merasa akan kehilangan sahabatnya.
•
•
Sore hari saat jam pulang kerja, Sahira menghampiri Cat yang sudah keluar lebih dulu dari toko roti itu.
Ia merasa heran melihat tingkah Cat yang sedari tadi hanya diam seperti tengah marah padanya, namun ia tak mengerti apa masalahnya.
"Cat, tunggu dong!" ucap Sahira menahan tangan Cat yang hendak pergi.
"Iya Sahira, lu mau apa? Gue lagi capek banget nih, gak ada waktu buat ngobrol," ketus Cat.
"Lu kenapa sih? Gue ada salah sama lu sampe lu marah sama gue?" heran Sahira.
Cat terdiam memalingkan wajahnya, ia berjalan pelan menjauhi Sahira dan menghela nafasnya sebelum mulai bicara.
"Huh gue tuh sebenarnya sedih Ra, gue gak bisa pisah dari lu," ucap Cat.
"Apa? Emang siapa sih yang mau pisah? Kita bakal tetap sama-sama kok Cat," ucap Sahira.
"Ya tapi lu kan pengen keluar dari toko roti, gue sedih tau dengarnya," ucap Cat terisak.
Sahira tersenyum dan meraih dua tangan Cat untuk digenggam, "Lo kok malah sedih sih? Harusnya lu senang dong sahabat lu ini udah mau maju, masa iya gue harus jadi pegawai toko roti terus?" ucapnya dengan pelan.
"Lagian nih ya, gue kan baru lulus S1. Sayang banget tau kalo gue sia-siain status gue sebagai sarjana," sambungnya.
"Iya sih, lu bener juga Sahira. Gue minta maaf ya udah egois tadi, harusnya emang gue bangga sama lu karena lu bentar lagi bakal jadi karyawan di perusahaan besar," ucap Cat.
"Gapapa Cat, sekarang lu gak sedih lagi kan? Toh kita masih bisa ketemu nanti, rumah kita kan deketan," ucap Sahira.
"Iya, gue gak sedih kok," ucap Cat tersenyum.
Mereka pun berpelukan erat sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing dengan motor yang dikendarai Sahira.
•
•
Sahira kini tiba di rumah, hari memang sudah malam dan ia membawakan makan malam untuk ibu tirinya seperti biasa.
"Assalamualaikum Bu," ucap Sahira sambil melangkah menghampiri Fatimeh di sofa.
"Waalaikumsallam, bawa apaan tuh lu?" sorot mata Fatimeh langsung mengarah pada bingkisan di tangan anaknya.
"Oh, ini makan malam buat ibu. Kita makan sama-sama yuk Bu!" ucap Sahira.
"Yaudah, lu siapin dulu sana gue lagi asik nih nonton sinetronnya!" suruh Fatimeh.
"Eee iya Bu, aku ke belakang dulu ya?" pamit Sahira.
"Hm."
Sahira pun melangkah menuju meja makan, ia menyiapkan makan malam meskipun saat ini ia masih merasa lelah.
Setelah selesai, ia pun kembali ke depan memanggil ibunya untuk segera pergi ke meja makan.
"Bu, makanannya udah siap tuh. Kita makan dulu yuk!" ajak Sahira.
"Lu bawa kesini aja deh! Nanggung banget nih lagi seru-serunya," ujar Fatimeh.
"Iya Bu, sebentar ya?" lirih Sahira.
Sahira hanya bisa menurut dan pasrah, tidak mungkin juga ia melawan ibunya itu.
"Ini Bu makan malamnya," ucap Sahira menyodorkan piring berisi makanan kepada ibunya disana.
"Makasih, lu gak makan juga?" tanya Fatimeh.
"Aku kebetulan udah makan di luar bareng Cat tadi Bu, ini buat ibu aja," jawab Sahira.
"Ya bagus deh," ucap Fatimeh singkat.
Fatimeh langsung melahap makanan itu dengan cepat, menandakan sedari tadi ia menahan lapar.
"Oh ya bu, uang kontrakannya udah dikasih ke yang punya?" tanya Sahira.
Tiba-tiba Fatimeh berhenti makan dan langsung menatap sinis ke arah putrinya, membuat jantung Sahira berdegup kencang.
"Lu kira gue pikun apa? Gue udah kasih lah duitnya tadi, gak percayaan amat!" ketus Fatimeh.
"Bu-bukan gitu Bu, aku kan cuma nanya," ucap Sahira membela diri.
"Pertanyaan lu itu bikin gue kesel, udah udah jangan ganggu gue yang lagi makan!" sentak Fatimeh.
"I-i-iya Bu," lirih Sahira.
Sahira pun memutuskan pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri karena tidak ingin mengganggu ibunya lagi.
"Huft, kayaknya aku kasih tahu soal interview ke ibu besok aja deh," batin Sahira.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Nidtya
Bagus thor
2023-05-17
1
Arjuna Wera
tho mampir aku
2023-04-26
1
Matus Cutee Wp
eh? Yoshi kan nama bias aku, salah satu member treasure dari jepang, jangan" Authornya Teume lagi.
2023-03-09
2