NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

"Dek, sebenarnya Kakak masih nggak percaya kalau kita sekarang sudah menikah" Ucap Alam yang duduk di samping Kania.

Mereka berdua menikmati indahnya langit sore yang berwarna keemasan dari balkon kamar Alam.

"Emangnya kenapa?" Tanya Kania, tapi matanya masih fokus menscroll media sosialnya.

"Karena sudah begitu lama kita berpisah, dan sama sekali tidak ada kontak antara kita berdua. Tiba-tiba Tuhan mentakdirkan kita dalam sebuah pernikahan. Rasanya kaya nggak mungkin gitu, tapi kita nggak tau permainan takdir itu seperti apa" Alam memiringkan tubuhnya untuk menatap istrinya yang masih berdiam diri.

Alam menatap Kania begitu dalam, terlihat jelas hidung mancung itu dari samping. Tulang pipi, bibir dan dagu yang sangat pas berpadu menjadi satu dalam bingkai wajah Kania.

Tangan Alam menyingkirkan beberapa helai rambut ke Kania ke belakang telinganya, agar Alam bisa memandangi kecantikan istrinya itu tanpa ada yang menghalanginya sedikitpun.

Kania sontak memalingkan wajahnya kala sentuhan tangan Alam yang mengenai telinganya.

Tatapan mereka saling beradu, tentu saja Alam sedang memuji Kania di dalam hatinya. Tapi entah bagaimana di dalam hati Kania.

"Kamu cantik sekali Dek"

Alam begitu memuja kecantikan istrinya, tatapannya bergerak turun hingga terhenti pada bibir yang padat dan berwarna merah muda itu.

Dengan berlahan Alam mulai mengikis jarak di antara mereka. Alam semakin berani karena melihat Kania hanya diam menatap pergerakan Alam. Hingga hidung Alam berhasil bergesekan dengan hidung mancung milik Kania.

Drrrtt Dreettt

Ponsel di tangan Kania bergetar, sehingga membuat Kania tersadar dan menjauhkan wajahnya dari Alam.

Alam memejamkan matanya mengutuk seseorang yang sudah berhasil menggagalkan adegan keuwuan mereka.

"Halo Rel?" Kania berdiri agak menjauh dari Alam.

"________"

"Maaf aku lagi di rumah Mama mertua aku" Jawab Kania sedikit canggung karena di dekatnya sedang ada suaminya.

"________"

"Iya, selamat malam" Kania menjawab ucapan selamat malam itu dengan sedikit berbisik.

Setelah sambungan telepon itu terputus Kania tetap diam di posisinya, karena dia ragu untuk menghadapi Alam yang pastinya akan memberikan banyak pertanyaan padanya. Terlebih Kania mengingat jika Alam memintanya untuk tidak terlalu dekat dengan Farel.

Kania memberanikan dirinya untuk berbalik karena tidak adanya respon dari Alam.

Tapi apa yang sedari tadi Kania takutkan hanyalah sia-sia karena ternyata Alam sudah hilang dari tempatnya semula. Kania tidak tau kapan suaminya itu pergi.

Kania menyusul masuk kedalam kamar untuk mencari keberadaan Alam. Tapi Kania tidak menemukannya, di kamar mandi pun juga tidak ada.

"Mama, Kak Alam dimana ya Ma?" Tanya Kania pada Yesi saat baru tiba di ruang keluarga.

"Loh, dia nggak bilang sama kamu? Katanya dia mau keluar sebentar" Jawab Yesi yang nampak kebingungan.

"Oh iya Ma, Kania lupa" Kania tersenyum kikuk karena terpaksa berbohong.

"Ya sudah tunggu di sini saja sama Mama atau mau istirahat dulu juga nggak papa. Kita makan malamnya tunggu Alam kembali"

"Kania tunggu sini aja deh sama Mama" Kania duduk di sebelah Yesi yang di pangkuannya terdapat benang rajutan dengan warna abu-abu.

"Mama mau buat apa?"

"Mama mau buat sweater bayi, siapa tau kalian cepat punya momongan, jadi nanti bisa di pakai deh"

Ucapan Yesi membuat Kania tertegun. Bagaimana tidak, pernikahannya saja hanya akan bertahan selama enam bulan. Mana mungkin Kania bisa memberikan cucu untuk Yesi.

"Tidak usah di pikirkan, kalian nikmati dulu waktu kalian berdua. Mama memang ingin sekali punya cucu tapi Mama juga tidak memaksa kalian" Yesi yang melihat perubahan di wajah Kania berusaha untuk menghibur menantunya itu.

"Terimakasih Ma"

Obrolan mereka membuat keduanya lupa jika sudah lebih dari satu jam kepergian Alam. Jika wanita sudah bertemu, pasti yang mereka bicarakan akan bercabang ke mana-mana.

"Kok Kak Alam belum pulang juga ya? Sebenarnya kemana dia?" Batin Kania, dia mengecek ponselnya, berharap suaminya itu mengirim pesan untuknya.

"Kamu telpon saja Alamnya, kelihatannya cemas gitu suaminya nggak pulang-pulang" Yesi justru meledek Kania yang berulang kali melihat ponselnya.

"Iya Ma"

Meski ragu karena baru Kali ini dia menghubungi suami tampannya itu Kania tetap mencoba keberuntungannya.

"Gimana?"

"Nggak di angkat Ma" Jawab Kania yang terlihat cemas.

Kania berjalan mendekati jendela. Melihat ke arah luar dengan penuh harap jika Alam akan segera muncul dari balik pintu pagar. Kania melirik mobil yang masih terparkir di depan rumah. Kania baru sadar jika suaminya itu pergi tanpa mobilnya.

"Berarti perginya nggak jauh, tapi kemana?" Batin Kania.

"Apa dia marah karena telepon dari Farel? Duuhh!!"

Gumam Kania memukul-mukul pelan keningnya dengan ponsel.

"Kania, kita makan dulu aja yuk!! Biar nanti Alam makan sendiri. Kelamaan kalau nungguin dia. Ini udah hampir jam 9 loh"

"Mama duluan aja ya? Kania nanti aja sama Kak Alam"

"Ya sudah Mama makan dulu ya?" Yesi akhirnya memutuskan untuk pergi mengisi perutnya.

"Iya Ma"

Kania masih menunggu Alam yang tak kunjung pulang. Bahkan Kania juga sudah mengirim kan pesan untuk menanyakan keberadaan suaminya itu. Tapi di balas, di baca pun tidak.

"Belum pulang juga?" Yesi datang dari dapur melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam kurang 5 menit.

Pertanyaan itu hanya di balas gelengan oleh Kania.

"Nah ini orangnya!! Kamu dari mana saja sih Alam? Istri kamu dari tadi nyariin kok nggak pulang-pulang!!" Omel Mama Yesi begitu Alam muncul dari pintu depan.

"Maaf Ma, tadi ketemu teman lama jadi ngobrol dulu" Jawan Alam sambil terus berjalan masuk.

"Terus kenapa nggak angkat telepon?" Cecar Yesi.

"Nggak dengar Ma, ponselnya mode silent"

"Bohong!!" Teriak Kania dalam hatinya. Jelas-jelas tadi Kania melihat aplikasi pesannya berstatus online.

"Alam ke atas dulu ya Ma, ayo Dek!!" Alam mengajak Kania tapi enggan mantapnya.

"Tapi Kania belum ma___" Yesi ingin memberi tahi Alam jika Kania belum makan malam tapi segera di cegah oleh Kania.

"Nanti saja Ma, Kania naik dulu" Kania berjalan cepat menyusul Alam yang sudah sampai di lantai Atas.

"Kak Alam dari mana?" Tanya Kania setelah menutup pintu kamarnya.

"Dari depan, beli paket data" Jawab Alam acuh kemudian membawa baju yang baru saja di ambilnya ke dalam kamar mandi.

"Dia beneran marah?" Tanya Kania dalam hati.

Kania duduk di ujung ranjang sambil menunggu Alam yang sedang mandi. Sudah sekitar 15 menit tapi Alam belum keluar juga.

Tapi baru saja Kania ingin beranjak untuk memastikan suaminya itu mandi atau tidur di kamar mandi, Alam sudah membuka pintu kamar mandi itu.

Tanpa berucap apa-apa dan tanpa banyak kata seperti biasanya Alam langsung menaiki ranjangnya di sisi belakang Kania.

Sementara Kania terus saja melihat Alam yang bertingkah aneh di matanya. Kania juga bingung harus berkata apa lagi.

"Tidur Dek, sudah malam!!" Alam mengeluarkan suara itu dengan posisinya yang sudah berbaring membelakangi Kania.

"Iya" Kania pasrah karena tidak tau harus berbuat apa. Akhirnya ia juga memilih berbaring di belakang Alam yang sudah memakai selimutnya hingga batas dada.

Kania bergerak gelisah karena tidak kunjung terlelap.

Kruk krukk krukk..

"Kamu belum makan malam?" Alam berbalik karena mendengar suara aneh itu.

Kania hanya bisa menggeleng karena merasa malu.

Alam menyibakkan selimutnya, lalu pergi meninggalkan Kania.

"Ih nggak jelas banget deh!!" Kania menggerutu dalam hatinya karena Alam yang semakin tidak jelas dimatanya.

"Ayo turun, katanya belum makan??" Alam kembali lagi ke kamar karena tidak mendengar Kania mengikutinya.

"Makanya bilang!! Kalau diam, terus tiba-tiba pergi siapa juga yang tau. Emangnya sini paranormal" Gerutu Kania yang sedang memakai sendalnya tanpa melihat jika Alam sudah berada tepat di belakangnya.

"Nggak usah menggerutu kaya nenek-nenek begitu, nanti Kakak cium baru tau rasa!!"

"Astaghfirullah!!" Kania sampai terjungkal ke ranjang karena terkejut dengan suara berat yang menyapa telinganya dengan sangat dekat.

"Kenapa? kaget hemmm?" Alam justru merangkak di atas Kania, mengunci tubuh Kania di antara kedua lutut dan tangannya.

"Mau apa?" Kania terlihat dangat gugup berada di bawah Alam. Posisinya sungguh tidak pantas di lakukan jika mereka bukan suami istri.

"Mau apa lagi kalau bukan makan, Kakak juga sangat lapar. Rasanya ingin sekali makan kamu" Ucap Alam dengan senyum miringnya.

"Jangan macem-macem!!" Ancam Kania sok berani, padahal dirinya sendiri saja tak berkutik di bawah sana.

"Memangnya kenapa kalau Kakak macam-macam. Lagian kita sudah halal" Alam tiba-tiba menekuk sikunya hingga wajah Alam begitu dekat dengan Kania.

Dengan tatapan tajamnya Alam terus mengunci mata Kania agar terus menatapnya. Alam terus mendekat seakan mengulang kejadian tadi sore yang sempat gagal.

Terus mendekat, semakin dekat hingga Kania menutup matanya dengan erat.

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak kalian untuk terus mendukung karya ini. Terimakasih😊

1
Juniarsih Hariany
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
jodohin aja pa jonathannya sama bunda😁😁✌️✌️
Shyfa Andira Rahmi
JUJUR lebih baik...
Shyfa Andira Rahmi
BODOH
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!