Jalan buntunitulah yang Vania rasakan. Vania adalah gadis muda berusia 17 tahun, tapi takdir begitu kejam pada gadis muda itu. Di usianya yang belia dia harus menikahi kakak iparnya yang terpaut usia 12 tahun di atasnya karena suatu alasan.
Saat memutuskan menikah dengan kakak iparnya, yang ada di fikiran Vania hanya satu yaitu membantu Papanya. Meski tidak menginginkan pernikahan itu, Vania tetap berharap Bagas benar-benar jodohnya. Setelah menikah dengan Kakak Iparnya ternyata jauh dari harapan Vania.
Jalan berduri mulai di tempuh gadis remaja itu. Di usia yang seharusnya bersenang-senang di bangku sekolah, malah harus berhenti sekolah. Hingga rahasia besar terkuak. Apakah Vania dan Bagas berjodoh? Yok simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setengah-Setengah
#Flashback On
Hari ini di suasana yang sejuk karena sedang turun salju di luar. Tapi meskipun udara sangat dingin di luar tentu di dalam ruangan megah di lantai menjulang langit itu tidak merasakan dingin karena menggunakan mesin penghangat ruangan.
"Apapun itu aku mau kau lakukan untuk menghancurkan mereka," kata pria itu bengis.
"Tapi tidak seperri kau hancurkan para musuh mu Robert, aku ingin keluaga Bagas hanya kau kirim orangmu untuk merayu David Mahawira dan juga Shopia Maharani. Buat mereka terbuai sampai mengkhianati pasangan masing-masing, lalu sebarkan ke publik aku ingin Indonesia gempar oleh berita keluarga Mahawira," kata pria bermata biru yang tak lain adalah Ibra.
"Tapi jangan memaksakan kehendak, jika memang mereka setia pada pasangan masing-masing dan tidak terpengaruh dengan orang pilihanmu... Minimal dalam jangka 5 bulan," Ibra menarik nafas kasar.
"Maka hentikan, aku yakin meski mereka menyiksa Vania begitu berat mereka juga akan menerima hukuman tanpa aku hukum. Karena Allah tidak tidur siang malam, Allah maha melihat," perkataan Ibra yang tidak pernah tega menyakiti orang lain padahal dia teramat benci begini yang membuat Robert merasa tergelitik
Robert tertawa sinis yang menyeramkan bagi semuanya orang yang mendengarkan tawanya.
"Kalau kau memang tidak tega, lupakan dendammu Bung! Aku tidak suka kerja yang setengah-setengah! Baiklah jika begitu, aku tidak akan ikut lagi masalah balas dendam bodoh mu ini. Aku akan ke Mexico untuk menyelesaikan proyekku di sana." kata Robert yang merasa kesal pada Ibra.
Panggilan dengan suara panik dari Ibra menghentikan langkah pria matang dan tampan itu.
" Baiklah, kau boleh bekerja sesuka hatimu dan rencanamu Robert! Hanya saja jangan membunuh mereka dan membuatnya bangkrut, karena Vania tengah hamil bayi kembar... Aku tidak ingin keponakanku kehilangan sosok Ayah biologisnya karena aku," kata Ibra, perkataannya sempat terjeda karena hatinya meragu. Hanya saja Ibra memang tidak pernah tega menghancurkan orang lain. Selama ini Ibra juga berbisnis dengan bersih, tapi meski begitu kedekatannya dengan Robert tentu sudah menjadi rahasia umum.
"Baik, aku akan lakukan sesuka ku Bung! Itu yang aku mau jangan setengah-setengah. Karena jika ingin berbuat kau harus meyakinkan dirimu 1000% atau tidak sama sekali. Aku pamit, aku merindukan Wanita ku." kata Robert saat berlalu.
Ibra menghembuskqn nafasnya kasar, dia selaly lemah jika untuk hal begini. Mungkin jika Robert bukanlah sahabatnya maka balas dendam itu tidak akan ada, yang ada hanyalah menyembunyikan Vania dari keluarga jahannam itu dan pastinya Ibra tidak akan pernah mengizinkan anak-anak yang nanti di lahirkan Vania bertemu dengan Bagas. Sejahat itu kah dia? Tentu itu belum jahat, itu masih snagat baik, karena jika Ribert yang bertindak sesuai kemauannya maka seluruh keluarga Hartawan dan Mahawira akan tinggal nama dalam satu malam. Pembunuhan? Tepat, Robert tidak petnah memberi ampun pada musuhnya. Karena tahu sifat sang sahabat makanya Ibra merasa cemas dan takut. Bagaimanampun, yang Ibra takutkan adalah Vania. Bagaimana jika dalam kekejaman Bagas padanya Vania tetap bisa menaruh hati pada Bagas. Gila memang anggapannya, tapi bagaimana Ibra tidak menduga seperti itu, jika setiap melamun air mata Wanita usia belasan tahun itu selalu berderai. Tidak jarang Vania menangis seraya mengusapi perutnya yang sekarang sudah sangat membesar sambil menerawang jauh ke depan.
#Flashback Off
Hari demi hari berganti, minggu demi minggu terlewati dan bulan enggan menanti. semuanya berjalan tanpa permasalahan yang berarti bagi Vania. Saat ini baby twins semakin membesar di perut wanita muda itu. Hari perkiraan lahir baby twins hanya 2 minggu lagi. Hari ini usia baby twins di perut vania sudah penuh 9 bulan.
"Sayang, maafin Bunda karena kalian harus terlahir tanpa Ayah. Tapi apapun itu, kalian akan tetap menjadi harta paling berharga milik Bunda. Bunda sayang sekali sama anak-anak Bunda ini. Cepat lahir, biar Bunda tidak kesepian," kata Vania sambil mengusap lembut perut bulatnya.
Perkataan Vania membuat Wanita dewasa yang sedang membawa potingan buah itu tersenyum pedih. Dia mengusap perutnya yang juga sudah membesar akan tetapi tidak sebesar Vania karena anaknya hanya satu sedangkan Vania akan memiliki anak kembar.
Nasib Vania dengannya sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja dia mungkin lebih beruntung dari wanita remaja yang manis itu. Dia berhubungan dengan Robert atas dasar suka sama suka dan berakhir hamilpun dia teramat bahagia. Karena jika Robert tidak mampu lagi di genggam olehnya, maka cukuplah Robert kecil untuk pengobat rindunya.
"Hei Bumil, ini Kakak bawakan buah. Kamu pasti belum makan buahkan?" tanya Cassandra sambil duduk di sofa sebelah Vania menyandarkan diri.
Sapaan Cassandra membuat Vania mengembangkan senyum menawannya. Sosok Kakak perempuan yang sangat menyayangi di dapatnya dari Cassandra, hal ini membuat Vania semakin gencar mendo'akan Casandra agar hatinya luluh dan memeluk Islam. Sungguh Allah Maha baik, hati Cassandra terketuk oleh merdunya murothal Al-Qur'an yang sering Vania dengarkan. Bahkan suara Vania mengaji bagai candu bagi wanita hamil 8 bulan itu. Alhamdulillah sekarang Casaandra seorang Muslimah lengkap dengan gamis panjang dan juga hijab membuat tampilannya kian menawan.
Setelah berhijrah meski Cassandra sangat mencintai Robert, tapi cinta itu tidak lagi dalam sentuhan. Rasa sayang itu selalu dia tumpahkan dalam do'anya, berharap hati prianya terketuk akan hidayah Tuhannya dan sadar akan dirinya tengah mengandung buah cinta mereka.
"Aduh Kak Sandra sangat pengertian, terima kasih Kakak Cantik," kata Vania dengan senyuman riang.
"Bagaimana tadi, apa kata dokter?" tanya Cassandra pada Vania.
Ya, Vania baru saja kembali dari rumah sakit bersama dengan Ibra. Biasanya wanita berusia 17 tahun itu bersama Cassandra saat pergi. Tapi hari ini berhubung Ibra ada waktu senggang jadi dia pergi bersama dengan kakaknya itu.
"Menurut perkiraan dari Dokternya, sekitar 2 minggu lagi Twins akan hadir di antara kita semua Kak. Ah, aku makin tidak sabar menunggu hari itu tiba." kata Vania dengan semangat.
"Aamiin," kata Cassandra mengaminkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...