NovelToon NovelToon
Possessive Psychopath Boyfriend

Possessive Psychopath Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Kaya Raya / Bad Boy / Gangster
Popularitas:372
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Elard Deon Zephyr , sosok ketua dari geng Arthstar yang memiliki banyak misterius, laki-laki berhati dingin. Tidak di bantah, tidak boleh memerintah, tidak boleh ada yang merendahkannya apa lagi merendahkan gengnya.

Keinginan harus tercapai apapun akan dia lakukan demi berhasil merebut miliknya walaupun harus membunuh sekalipun akan Elard lakukan.

Hingga tiba-tiba di mana gadis bernama Calista Nediva Fabiolla Henley datang dalam kehidupan Elard, yang membuat jiwa psychopath Elard muncul.







WARNING!!!❎❎❎PLAGIAT DIHARAP MENJAUH DARI LAPAK INI!! ASLI KARYA SENDIRI DAN PEMIKIRAN!!

DIBACA BUKAN DI SALIN ULANG 😈😈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Possessive Psychopath Boyfriend | 11. Pekerjaan Baru

Jantung Calista berdetak begitu kencang ketika Elard berhasil menciumnya. Mungkin itu bukan pertama kali Elard menciumnya namum saat Elard menciumnya secara mendadak itu yang membuat Calista begitu terkejut. Di pandang Elard yang tersenyum tipis membuat siapa saja pun tidak bisa melihat senyum yang terbentuk dari bibir Elard.

Di babak kedua ini Elard berhasil lagi mencetak 2 poin untuk timnya di mana tim Elard akan melaju ke babak selanjutnya untuk melawan tim yang akan bertanding dengan tim mereka.

Elard berjalan menuju kearah Calista dimana gadis itu duduk diam sambil memandang Elard.

"Ayo." Elard menarik tangan Calista tapi Calista menghentikan langkahnya yang membuat Elard bingung.

"Kenapa?" tanya Elard.

"Kita mau ke mana?" tanya Calista balik.

"Kita akan pulang, memang kamu mau di sini terus? Pertandingan udah selesai,"

"Tapi aku masih ingin lihat pertandingan yang lain,"

"Buat apa? Buat lihat cowok yang lain?"

"Ya, enggak seperti itu, aku ingin saja,"

"Enggak, ayo kita pergi." Elard memaksa Calista untuk pergi dari sini.

Calista memandang kebelakang sejenak untuk melihat sebelum pergi. Di jalan Elard terus mengandeng tangan Calista, ada secuil rasa perih yang Calista rasakan ketika di perlakukan sesuka hati seperti ini. Calista tau ia adalah korban baru Elard tapi apa memang harus seperti ini? Iya rindu saat bisa bersama dengan Reyhan bercengkrama bersama walaupun itu hanya membahas hal yang rendom.

"Masuk." perintah Elard.

Calista memasuki mobil Elard tanpa ada bantahan. Mobil Elard langsung melesat menuju entah mau ke mana. Hari ini Calista libur kerja jadi ia sehari ini bebas mau ke mana tapi ekspetasi itu hilang, Elard memandang Calista yang masih asik memandang keluar jendela mobil tanpa ada mau bicara sedikitpun.

"Kita mau makan di mana? Kali ini kamu yang memutuskan," ujar Elard.

Calista menoleh kearah Elard. "Beneran?" tanya Calista.

"Iya, kamu yang memutuskan mau makan di mana," ucap Elard.

"Asik,"

Mobil Elard tiba di sebuah rumah makan di pinggir jalan membuat Elard regu untuk turun dan masuk kedalam, sedangkan Calista sudah turun dari mobil tapi ia sedang menunggu Elard keluar dari mobil.

"El, kenapa gak keluar?"

"Kamu yakin mau makan di sini?" tanya Elard.

"Iya, kenapa? Kamu gak mau makan di sini?"

Elard menggelengkan kepalanya.

"Terus kamu mau makan di mana? Di restoran mama kamu? Aku enggak mau, kamu bilang aku yang memutuskan mau makan di mana terus kenapa sekarang kamu malah gak mau,"

Dengan berat hati Elard turun dari mobil dan mengikuti Calista dari belakang. Sebenarnya tempatnya tidak kotor tapi rumah makannya terlalu sempit untuk Elard.

Calista memesan masakan seafood dan tak membutuhkan waktu yang terlalu lama makanan yang di pesan oleh Calista tiba di meja mereka, sungguh sangat lama sekali Calista tidak makana makanan seperti ini terakhir dia memakan masakan seperti ini saat dia duduk di bangku sekolah menengah pertama sebelum sang ayah meninggal.

Calista melahap makanan di depannya dengan bersemangat sedangkan Elard ia memandang makanan itu tidak ada selera sedikitpun. Calista menghentikan makannya ketika melihat Elard tidak menyentuh makanan yang Calista pesan sedikitpun.

"Kenapa? Apa kamu tidak suka makanan ini? Apa mau pesan yang lainnya?" tanya Calista.

"Enggak usah deh kamu aja yang makan," jawab Elard.

"Kok aku sendiri sih yang makan? Kan aku pesen buat kita makan berdua. Apa kamu tidak pernah makan seafood?"

"Pernah, tapi tidak di olah seperti ini,"

Calista menganggukkan kepalanya bertanda ia mengerti.

Calista menyodorkan kerang hijau kepada Elard. "Kamu coba dulu deh, ini enak banget." kata Calista.

"Enggak mau."

"Coba dulu, kan kamu belum tau rasanya gimana sih." Calista terus menyodorkan kerang hijau kepada Elard tapi Elard kekeh tidak mau makan.

"Satu ini aja aku mohon." Calista memasang muka melas agar Elard mau memakan makanan yang sudah di pesan.

Akhirnya Elard mau membuka mulut untuk mencicipi kerang yang di sodorkan oleh Calista. Ketika kerang itu sudah masuk kedalam mulut Elard ia seperti jijik akan tetapi Elard berusaha untuk menelannya.

"Gimana?" tanya Calista ketika Elard berhasil menelan satu suapan.

"Hemmm, enak." jawab Elard langsung ikut makan bersama Calista.

"Kan benar apa yang aku bilang kalau ini tuh enak,"

Meraka akhirnya makan bersama hingga tak tersisa, setelah makan mereka memutuskan untuk pulang dan Calista di antar oleh Elard.

"Terima kasih ya, kalau gitu aku pulang dulu."

Calista menyusuri jalan menuju ke rumahnya, di lihat sandal sang Bunda yang masih belum berangkat kerja. Ketika Calista masuk ia melihat sang ibu sedang makan dengan kecap.

"Bunda." Calista duduk di hadapan sang Bunda dengan meneteskan air mata.

"Iya, Nak. Apa kamu lapar?"

Calista menggelengkan kepalanya. "Kok Bunda cuma makan ini aja?"

"Bunda udah biasa kok,"

Hati Calista teriris melihat sang Bunda hanya makan sesederhana ini. "Ini buat Bunda." ujar Calista menyodorkan bungkus makanan yang ia makan tadi di restoran karena ini adalah inisiatif dari Elard.

"Apa ini?" Bu Malinda membuka bungkus makanan pemberian Calista.

"Bunda makan ya,"

Bu Malinda memeluk tubuh Calista dengan erat. "Terima kasih, Nak. Ayo kita makan bersama,"

"Bunda makan aja, Calista tadi udah makan,"

"Apa kamu yakin,"

"Iya Bunda,"

Bu Malinda memakan makanan dari Calista.

...•••...

Calista sudah siap dengan pakaian yang sederhana karena ia harus pergi berkerja sedangkan sang bunda sudah pergi 5 menit tadi. Saat hendak keluar rumah seseorang sudah menghadang dirinya yang membuat Calista terkejut.

"Lo bener-bener minta di bunuh kayaknya! Kenapa sih di depan pintu!" seru Calista.

"Gue mau tanya sama lo," ucap Reyhan.

"Tanya apaan? Gue buru-buru lo tau kan kalau gue harus kerja,"

"Lo beneran pacaran sama Elard?"

"Pertanyaan apaan sih." Calista meninggalkan Reyhan tapi di tahan oleh Reyhan.

"Kenapa lagi sih?" Calista mulai kesal dengan sikap Reyhan.

"Lo belum jawab pertanyaan gue,"

"Kenapa mesti di jawab kalau lo sendiri tau jawabannya." Calista menyentak lengan Reyhan dan memilih untuk pergi berkerja.

Langkah Calista terhenti lagi karena ulah Reyhan.

"Apa lagi sih Rey? Kan lo udah gue beri jawaban kenapa harus tanya lagi?"

"Bukan, gue antar lo pulang,"

Motor Reyhan melajukan motornya menuju ketempat kerja Calista. Motor Reyhan berhenti di sebuah gedung yang menjulang tinggi lebih tepatnya sebuah hotel tempat ia berkerja.

"Makasih?" Karena moodnya sudah rusak Calista sedikit marah dengan Reyhan.

Calista berganti baju dan mulai berkerja dan ia berdoa semoga tidak ada Elard yang mengganggunya seperti beberapa hari lalu.

"Si ganteng gak ke sini?" tanya Aca.

"Siapa sih?"

"Itu yang kemarin ngantar lo,"

"Kayak lo ngerti aja kalau dia ganteng kan pas ngantar gue dia kagak keluar dari mobil terus lo tau dia ganteng dari mana coba? Satu lagi, pas dia ke sini pun lo gak ada di sini," ucap Calista.

"Gue tau kok walaupun gue kagak lihat wajahnya," ucap Aca yang sok tau.

Calista memberikan lap meja kepada Aca. "Mending sekarang kita kerja aja dari pada ngomongin orang yang gak jelas," ujar Calista.

"Siapa yang kamu maksud tidak jelas!"

Suara itu mengagetkan Calista, perlahan Calista membalikan tubuhnya untuk memastikan apa bener itu adalah pria yang di harapkan oleh Calista tidak ada hari ini.

Tubuh Calista membeku ketika melihat Elard berada di ambang pintu sambil menatap sengit kearahnya.

Aca menyenggol lengan Calista. "Kan dia tampan seperti yang gue bilang tadi,"

Elard mendekati Calista tapi Calista memundurkan langkahnya hingga ia menabrak tembok. Elard mendekati telinga Calista.

"Siapa yang kamu maksud tidak tampan? Aku? Atau siapa?" tanya Elard sambil merangkul pinggang Calista yang membuat Calista menabrak tubuh Elard.

"Tid---tidak kok aku tidak membicarakan kamu," kata Calista gugup.

"Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu mau makan sesuatu?" tambah Calista.

Elard melepaskan rangkulannya dan menatap Calista.

"Aku mau kamu ikut aku," ucap Elard.

"Ke mana? Aku gak bisa karena aku harus bekerja."

"Aku sudah meminta atasanmu untuk kamu ijin hari ini,"

"Benarkah itu?" tanya Calista memastikan.

"Iya, jika kamu tidak percaya kamu bisa menghubungi atasanmu,"

Dari wajahnya sudah begitu serius menandakan bahwa Elard berkata jujur.

"Oke aku ganti baju dulu." Calista menuju kebelakang untuk berganti baju.

Setelah selesai berganti baju Calista langsung mengikuti Elang dari belakang.

"Kita mau ke mana?" tanya Calista ketika sudah berada di dalam mobil.

"Nanti kamu akan tau setibanya kita di sana."

Mobil Elard langsung melesat meninggalkan tempat kerja Calista. Membutuhkan waktu 10 menit akhirnya mereka tiba di sebuah rumah yang begitu besar yang tak lain dan tak bukan adalah rumah Elard sendiri.

"Kok kita di sini?" tanya Calista heran kenapa ia berada di rumah Elard.

"Udah jangan banyak tanya lagi, kamu ikut aku aja." Elard berjalan masuk kedalam rumahnya.

Dengan langkah cepat Calista mengikuti Elard dari belakang.

Elard memberikan Calista baju seragam yang di pakai oleh pembantu di rumah Elard. "Ini buat kamu, mulai besok kamu bekerja di sini gaji akan di kasih setiap setengah bulan dan setengah bulannya akan di gaji sebesar 5juta dan jika kamu bertahan di sini selama 1 tahun maka akan di beri bonus lainnya. Apa kamu mau?" tanya Elard.

Mendengar gaji begitu banyaknya Calista langsung mengiyakan tawaran Elard. "Aku mau kok," sahut Calista dengan semangat.

"Oke sehabis pulang sekolah kamu sudah harus berada di sini karena semua pekerjaan yang kamu lakukan selama ini aku sudah mengurus kalau kamu mengundurkan diri. Ini gaji selama kamu berkerja di sana,"

"APA!!! Kenapa kamu lakukan itu?"

"Memang kenapa? Apa kamu masih mau mengambil kerjaan di sana? Berkerja di sini saja akan membuatmu kuwalahan gimana kamu akan mengambil pekerjaan lagi, jika kamu tidak mau aku akan memberikan kepada yang lainnya yang masih mau berkerja di sini,"

"Jangan-jangan aku akan berhenti dan akan berkerja di sini,"

"Oke mulai besok kamu akan bekerja."

"Siap, jadi sekarang aku akan pulang,"

"Akan aku antar karena ini sudah malam,"

Calista menganggukkan kepalanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!