Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kharis keluar tanpa ada yang tau dia pergi menaiki bisa yang memang sudah menunggu nya di depan pagar. Saat dia akan naik satpam rumah langsung mencegah Kharis.
"Nona anda mau kemana?" tanya satpam.
"Saya ada urusan pak! Kalau begitu Saya pergi dulu." ucap Kharis yang memang hanya menggunakan gaun biasa yang biasa di pakai pergi kemana saja.
Kharis menaiki bus tersebut yang bertuliskan relawan bencana. sang satpam sempat melihat tulisan itu sebelum mobil melaju pergi menjauh. Kharis pergi hanya bermodalkan keberanian niat membantu dengan keahlian dia bisa memasak.
Saat di dalam bus dia melihat banyak orang dan mencari tempat duduk yang masih kosong untuk dirinya.
"Apa saya boleh duduk di sini?" tanya Kharis.
"Silahkan tapi kamu duduk di dekat jendela ya." ucap nya.
Kharis tersenyum dan mengangguk, gadis itu berdiri agar Kharis bisa masuk dan duduk di bangku yang dekat jendela.
"Terima kasih! ucap Kharis.
Dia hanya tersenyum dan memejamkan matanya kembali karena dia memang mengantuk karena pengaruh obat anti mabuk.
Sepenjang jalan Kharis hanya diam menatap saja jalanan yang semakin jauh meninggalkan tempat tinggal nya. Dia memilih meninggalkan semua yang dia miliki seperti butik yang sudah dia rintis dari nol bersama sahabatnya.
Kharis menatap keluar jendela gelap nya malam tak menyurutkan keinginan nya untuk pergi. Dia pergi dengan membawa luka atas perlakuan tak adil dari semua orang dan lelah dengan tuduhan yang tak pernah dia lakukan.
Di tempat pesta Karin yang sudah bertunangan dengan Raihan mendekat kearah Soni.
"Hai Son! Sudah lama kita gak bertemu! Kamu apa kabar?" Tanya Karin.
"Baik!" jawab Soni dengan dingin.
Karin tau Soni pasti mencari Kharis, dia yang tadi nya ingin melupakan Soni dan memberikan Soni kembali untuk bersama dengan Kharis mengurungkan niat nya karena melihat Soni lebih gagah dan lebih tampan dari pada Raihan.
"Kamu pasti mencari Kharis kan! Dia gak ada di sini dia sudah bahagia bersama dengan pria yang dulu tidur dengan nya." ucap Karin sengaja agar Soni tak mencari Kharis.
"Saya tidak mencari dia bagi saya dia sudah mati, bersyukur jika dia mati sungguhan." ucap Soni dengan nada dingin.
Setelah mengatakan itu Soni pergi dari hadapan Karin, karna tak ingin melihat Karin berada di dekat nya.
"Saya gak akan melepaskan kamu Soni! Walau saya harus bertunangan demi bisa dekat dengan mu lagi, tadi nya saya menerima Raihan abang mu tapi setelah melihat kamu kembali benih cinta yang sudah lama saya kubur kembali lagi." batin Karin dengan menatap kepergian Soni.
Raihan yang melihat Karin sendirian mendekat karena dia tak menemukan keberadaan Kharis.
"Sedang apa di sini?" Tanya Raihan.
Karin memasang wajah bahagia saat Raihan ada di dekat nya.
"Gak sedang apa - apa! Ayo gabung sama mama dan papa." ajak Karin.
Mereka berdua memilih bergabung dengan keluarga tanpa ada yang tau jika Kharis sudah pergi.
Di tempat Kharis dia tak langsung menuju ketempat relawan, dia harus menjalani beberapa ujian sebelum benar - benar ikut dalam misi relawan suka rela dan tak ada paksaan dari siapapun.
Setelah acara pertunangan selesai para tamu mulai pulang semua. Begitu juga dengan keluar pria mereka pun pulang karena harus sudah sangat malam.
keputusan pernikahan antara Raihan dan Karina akan di adakan beberapa bulan lagi. Tak ada yang ingat Kharis saat ini karena mereka semua larut dalam kebahagiaan mereka sendiri.
Saat pagi menjelang di rumah keluarga Pratama, Soni sudah bersiap untuk kembali lagi dengan tugas nya, dia mengemasi pakaian nya dan turun kebawah.
"Pagi mah!" sapa Soni.
Nirmala yang melihat putra nya sudah membawa tas ransel merasa heran dan langsung bertanya.
"Kamu sudah mau pergi lagi Son! Apa gak sebaiknya kamu di rumah lebih lama Son? " tanya sangat ibu.
"Iya mah, Soni ngerasa sudah gak ada urusan lagi kan, lagi pula Raihan sudah bertunangan. Soni gak bisa pergi terlalu lama." ucap Soni.
"Apa karena Kharisma kamu pergi lagi?" tanya nya.
Soni hanya diam dia tak tau harus berkata apa, baginya mencintai Kharis sangat menyakitkan.
"Dengar Soni lupakan dia! Dia gak pantas buat kamu cintai, gadis murahan seperti itu gak pantas masuk kedalam keluarga kita. Lebih baik kamu segera cari pengganti dia jangan terus - terusan hidup dalam kesendirian." ucap sang ibu yang membenci Kharis karena Kharis sudah menyakiti hati putra nya, hingga dia memilih pergi menjauh untuk melupakan masa lalu nya.
"Soni pergi dulu mah." pamit Soni tanpa menjawab semua pertanyaan sang ibu.
Nirmala tak bisa mencegah kepergian putra nya, dia hanya bisa menatap saja kepergian Soni.
"Sampai kapan pun saya akan membenci kamu Kharis, karena kamu saya harus berjauhan dengan salah satu putra saya. kenapa kamu tidak mati saya." ucap nya.
Air mata nya jatuh saat mengingat betapa hancurnya putranya saat di khianati oleh Kharis. Sejak SMA mereka sudah menjalin hubungan percintaan sayang kisah cinta itu hancur karena perbuatan Kharis yang berpaling dari putranya.
Tak ada yang tau jika semua itu ulah dari Karin yang iri dengan anak dari om nya sendiri.
Di rumah keluarga Karin, mereka semua duduk di meja makan dan merasa heran saat kursi yang biasa di tempati Kharis tak melihat keberadaan Kharis.
"Dimana Kharis?" Tanya Haris dengan nada heran.
"Mungkin dia belum bangun pah! Puji coba kamu lihat Kharis apa dia sudah bangun apa belum?" perintah Hayati sang mertua.
Puji pun langsung menuju ke lantai atas di mana kamar Kharis berada. Saat sampai di depan kamar dia langsung memegang handle pintu yang ternyata tak terkunci oleh Kharis.
"Kha!.Kakak masuk ya. Apa kamu sudah bangun." panggil Puji
Puji mengerutkan dahi saat melihat kamar Kharis yang begitu rapi seperti tak tersentuh semalaman.
"Kha kamu di kamar mandi dek?" panggil Puji sekali lagi karena tak mendengar suara apa pun. kamar itu sepi sunyi.
Dia duduk di pinggir tempat tidur Kharis dan tak sengaja tangannya menyentuh sebuah kertas. Puji mengerutkan dahi saat melihat kertas yang bertuliskan tangan Kharis sendiri.
"Ayah, bunda maafin Kharis jika selama kharis tinggal di rumah ini Kharis sudah menyusahkan kalian semua. Mulai sekarang Kharis gak akan kembali lagi, Kharis pergi terima kasih atas kebaikan kalian semua. kak damar Kharis sayang kakak, kakak adalah kakak terbaik yang pernah Kharis miliki, kak Danu juga walau pun sering menyakitkan hati Kharis dengan ucapan nya Kharis gak marah, Kharis cuma ingin bilang kalau Kharis masih perawan. Kharis gak pernah melakukan hal yang ada di foto itu. Jaga diri kalian baik - baik. Buat kak Puji terima kasih sudah baik dan merawat Kharis selama ini. jangan khawatir Kharis akan baik - baik saja." isi pesan darin Kharis.
Puji meneteskan air mata saat membaca pesan yang di tinggalkan oleh Kharis. Dia langsung mengecek laci yang ada di dekat tempat tidur Kharis dan menangis saat melihat tak satu pun obat yang dia berikan oleh Puji di bawa oleh Kharis.
"Ya Tuhan kenapa kamu pergi tanpa membawa semua obat kamu Kha! Jika sakit mu kambuh siapa yang akan menolong kamu." batin Puji.
Setelah memeriksa laci puji langsung berlari turun kebawah dengan menangis, Dia menyalahkan semua orang atas kepergian Kharis.
Damar yang melihat istrinya menangis langsung mendekat kearah Puji. Karena dia sangat mengkhawatirkan keadaan Kharis saat ini.
"Apa yang terjadi sayang! Kenapa kamu menangis?" Tanya Damar kearah sang istri.
"Mas kita cari Kharis mas! Dia pergi dari rumah entah kemana anak itu pergi, dia gak bilang." ucap Puji dengan air mata nya.
Hayati dan Haris yang mendengar jika Kharis pergi langsung berdiri dari kursi makannya dan mendekati kearah Puji. Mereka ingin tau apa yang membuat Kharis pergi dari rumah.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son