🏆Novel Legendaris🏆
Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.
Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.
Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
Kasih sayang hantu Van Costel IV sangatlah besar terhadap Jia Li bahkan dia menyadari bahwa Jia Li tidak mencintai dirinya itu tetap bertahan karena hantu Van Costel IV menyadari sangatlah sulit menerima pernikahan aneh antara manusia dengan hantu.
CTAR... CTAR... CTAR...
Terlihat petasan yang menggantung di atas bangunan rumah megah milik Van Costel dan hampir diseluruh bagian bangunan rumah itu terdapat petasan yang digantung berderetan sebagai hiasan.
Jia Li langsung keluar dari kamar tidurnya dan berlarian kecil menuruni anak-anak tangga rumah.
Membuka dua daun pintu rumah dengan kedua tangannya yang putih bersih.
Tersenyum saat cahaya matahari menerpa wajah cantiknya.
Jia Li merasakan tubuhnya menjadi sangat hangat serta bergairah penuh semangat, dia berlarian sepanjang jalan rumah sambil memperhatikan hiasan gantungan petasan yang menghias rumah megah milik Van Costel IV.
"Cantiknya...", ucap Jia Li.
Terpajang penuh hiasan yang menarik serta berwarna-warni di seluruh jalan rumah, dan bunga-bunga mawar merah yang bermekaran tampak sangat cantiknya menghias di sepanjang jalan rumah serta berjejer rapi.
Semerbak harum bunga mawar merah tercium hingga ke hidung Jia Li yang terlihat berlarian dengan hati riangnya.
"Rumah ini semakin terlihat sangat cantik sekali...", ucap Jia Li.
Baru pertama kalinya melihat senyuman yang menghias wajah Jia Li sejak pernikahannya dengan Van Costel terjadi dan saat mereka berada di rumah Van Costel IV di lembah Moldova.
Jia Li terlihat lebih tenang dari biasanya daripada saat mereka masih tinggal di kastil tua yang ada di pulau terpencil.
Tidak terlihat tekanan di wajah perempuan berparas jelita itu lagi dan senyumannya terus mengembang di wajahnya yang berseri-seri.
"Apakah akan ada acara di rumah ini lagi ?", tanya Jia Li seorang diri sambil memperhatikan bunga mawar merah mekar.
"Yah...", sahut seseorang dari arah belakang Jia Li.
Suara yang datangnya tiba-tiba itu mengejutkan Jia Li yang sedari tadi asyik memperhatikan bunga mawar merah di hadapannya.
"Kamu suka Jia Li sayangku", ucap suara itu.
Jia Li memalingkan wajahnya yang bersemu merah ke arah datangnya suara yang menyapa Jia Li di pagi hari.
"Selamat pagi bidadari cantikku", kata Van Costel tersenyum sehingga menambah ketampanan wajah pria hantu itu.
Jia Li diam seperti biasanya tetapi kali ini dari dalam sorot kedua mata perempuan berparas jelita itu terlihat kegembiraan yang sangat jelas sekali terpancar keluar.
"Apakah kamu menyukai suasana rumah di lembah Moldova ini ?", tanya Van Costel IV.
"A--pakah ada perayaan lagi ?", sahut Jia Li yang juga bertanya.
Van Costel tertawa renyah saat mendengar ucapan dari Jia Li yang terdengar sangat polos bagi pria itu.
Baru pertama kalinya Jia Li berbicara dengan Van Costel tanpa penolakan maupun jeritan tangisan yang biasanya selalu mengiringi ucapan-ucapan Jia Li kepada Van Costel IV.
Hari itu, Jia Li tampak tenang sekali bahkan dia nyaris berwajah sangat cerah bahkan dia tidak terlihat murung lagi seperti sebelumnya, mungkinkah suasana di rumah Moldova mengubah sikap Jia Li.
"Yah... Akan ada perayaan baru setelah Samhain usai di lembah Moldova ini", sahut Van Costel.
Van Costel berdiri sambil bersandar di pilar rumahnya yang kokoh dan besar seraya melipat kedua tangannya di dada.
"Karena itukah rumah ini tampak ceria dengan hiasan-hiasan cantik di seluruh ruangan rumah", ucap Jia Li sambil memandang ke arah Van Costel.
"Hmmm...", sahut Van Costel bergumam pelan.
"Bolehkah aku tahu acara apa yang sedang kalian rayakan ?", tanya Jia Li lembut.
"Acara ulang tahunmu", sahut Van Costel.
Jia Li terpaku diam saat memandangi wajah Van Costel, dia sama sekali tidak menyangka kalau Van Costel akan merayakan hari ulang tahunnya.
"Mmmm...", gumam Jia Li gelisah.
"Apakah kamu terkejut karena aku mengetahui hari kelahiranmu, sayangku ?", tanya Van Costel.
"B--bagaimana bisa kamu tahu hari ini adalah hari ulang tahunku !?", sahut Jia Li gugup.
"Bukankah aku suamimu, Jia Li", kata Van Costel.
"Emmm...", ucap Jia Li bergumam lirih.
"Tentu aku mengetahui hari kelahiran mu tanpa aku harus bertanya terlebih dahulu kepadamu, sayangku", sahut Van Costel.
"Ehk !?", ucap Jia Li.
Van Costel menatap teduh Jia Li dengan wajah terlihat lebih serius.
"Aku merayakan ulang tahunmu hingga tengah malam nanti dan aku mengundang semua klan untuk merayakan hari ulang tahunmu, Jia Li", lanjut Van Costel.
"Oh !?", ucap Jia Li semakin gelisah.
"Kenapa ?", tanya Van Costel.
"Tidak apa-apa", jawab Jia Li tersipu malu.
"Apakah kamu tidak menanyakan perihal para klan yang akan datang, sayangku ?", tanya Van Costel.
"Tidak, aku tidak perlu bertanya tentang mereka karena itu bukanlah urusanku...", jawab Jia Li cepat.
"Tidakkah kamu penasaran dengan mereka, Jia Li cintaku !?", ucap Van Costel IV.
"Perlukah itu... Dan apakah ada hubungannya denganku serta pernikahan ini...", kata Jia Li.
"Ada tapi jika kamu tidak ingin mendengarnya maka aku tidak akan memaksamu", sahut Van Costel.
"Emm... !?", gumam Jia Li kebingungan.
"Baiklah sayangku, dan aku ucapkan kepadamu, selamat ulang tahun, Jia Li sayang...", ucap Van Costel seraya mengelus pelan lengan Jia Li.
Van Costel IV memberi sekotak hadiah kepada Jia Li di hari ulang tahunnya.
Jia Li hanya memandangi Van Costel seakan-akan ingin menanyakan isi hadiah di dalam kotak itu.
"Bukalah maka kamu akan tahu isi di dalam kotak itu, sayangku", ucap Van Costel.
Jia Li lalu membuka kotak berwarna merah muda dari beludru di tangannya. Dan betapa terkejutnya Jia Li saat melihat isi kotak itu.
Sebuah cincin emas dengan berlian merah terlihat berkilauan cantik dan sebuah kalung yang berhiaskan bandul berlian merah di dalam kotak hadiah.
"Pakailah saat acara pesta ulang tahun nanti malam, Jia Li", ucap Van Costel sembari mencium kening Jia Li.
Pada ulang tahun Jia Li yang diadakan oleh hantu Van Costel IV sangatlah mewah dan luar biasa indahnya.
Dari sinilah hati Jia Li mulai tergerak dengan perhatian hantu Van Costel IV.
Jia Li turun perlahan dari atas tangga rumah megah Van Costel dengan disambut oleh hantu pria berwajah tampan rupawan.
Menuntun Jia Li yang terlihat sangat cantik jelita dengan mengenakan gaun pesta berwarna putih berkilauan serta sebuah kalung emas dengan bandul dari berlian merah serta sebuah cincin serupa yang merupakan hadiah ulang tahun Van Costel IV.
"Selamat ulang tahun Jia Li", ucap Van Costel.
"Emm... T--terimakasih...", sahut Jia Li seraya tersenyum lembut.
Keduanya berjalan melangkah pelan menuju ke tengah-tengah ruangan pesta sambil bergandengan tangan mesra.
Jia Li menatap Van Costel dengan tatapan harunya serta tersenyum bahagia.
Van Costel IV mengajak Jia Li berdansa di tengah ruangan rumahnya yang dihiasi lampu hias yang berwarna-warni terang berkilauan.
TING... TING... TING...
Terdengar suara piano mengalun lembut di seluruh ruangan rumah megah yang tengah berlangsung meriah.
Jia Li menyambut ajakan dansa dari Van Costel IV dan keduanya mulai menari dansa bersama-sama.
Tatapan teduh Van Costel saat memandangi wajah Jia Li yang bersemu merah menyiratkan perasaan cintanya yang sangat mendalam di hati pria berwajah tampan itu.
"Selamat ulang tahun sayangku...", ucap Van Costel seraya berbisik pelan.
"Terimakasih atas hadiah ulang tahun yang indah ini", sahut Jia Li.
Van Costel terpana mendengar ucapan Jia Li, dan dia baru pertama kalinya mendengar Jia Li berkata setenang itu bahkan melihat raut wajah istrinya yang berseri-seri itu, Van Costel baru melihatnya.
Beberapa orang dari kejauhan tampak berbisik pelan saat mereka melihat Van Costel serta Jia Li berdansa dengan mesranya.
"Siapa perempuan cantik itu ?", tanya seorang pria dengan sebuah lensa di matanya.
"Entahlah, aku tidak mengenalnya sama sekali", sahut pria berpakaian setelan jas lengkap setengah berbisik pelan.
"Kenapa Costel tidak mengenalkan perempuan itu pada kita bahkan kini secara terang-terangan dia mengundang kita di acara ulang tahun !?", ucap pria dengan salah satu lensa dimatanya.
"Apakah ini ulang tahunnya ?", tanya pria bersetelan jas lengkap.
"Aku tidak tahu, Demitri", jawab pria itu.
"Bukankah kamu teman dekatnya, Mazonn !?", ucap Demitri sambil mengacak-acak rambut pria yang mengenakan satu lensa di matanya.
"Hai ! Jangan membuat rambutku rusak seperti ini, Demitri !", kata Mazonn seraya merapikan rambutnya.
Tampak dari kejauhan, Jia Li serta Van Costel tengah berdansa mesra di tengah-tengah ruangan pesta.
Mungkinkah di hati Jia Li mulai bersemi cinta kepada Van Costel IV.
Sesekali Jia Li mencuri pandang ke arah Van Costel, dan dia mulai merasakan sesuatu yang lain di dalam hati kecilnya.
Cinta bersemi di hati Jia Li, tumbuh perlahan-lahan mengisi rongga hatinya yang terdalam, luluh dengan segala perhatian yang diberikan oleh suaminya, Van Costel.
lom ada endingnya
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
wahai wanita...
cintailah aku...