NovelToon NovelToon
Kehidupan Baru

Kehidupan Baru

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:716.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sanggar Indah

Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.

Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.


Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.


Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.


Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.


Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maukah Kau Menikah Denganku?

Pagi ini rumah tampak sunyi. Julia tidak melihat siapapun saat turun ke ruang utama. Dia pun tak mau membuang waktunya sia-sia. Jadi dia menuju ke kampusnya dan mulai mengejar ketertinggalannya. Ia tidak pernah berpikir akan mengalami hal ini. Karena Julia tidak pernah mengalami suatu kesulitan dalam akademiknya semasa menjadi Angel. Dia merasa reputasinya hancur karena harus mengejar banyak hal yang tertinggal. Dia harus menjadi seorang yang berprestasi agar tidak ada seorang pun yang meremehkannya.

Upaya mengejar prestasi akademiknya mengharuskan dia pulang di saat senja. Menelusuri jalanan yang mulai sepi, dia memasuki mobil Ferari LaFerari merah dan menuju perjalanan pulang ke rumah. Mungkin takdir sedang mencoba mempermainkannya. Entah kenapa akhir-akhir ini dia sangat merindukan China. Namun saat teringat wajah Aaron hatinya membeku. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk hatinya.

Ia mengetuk jari-jarinya sambil memegang setir saat lampu merah mengharuskan berhenti dari lajunya. Bosan dan bingung, ia sedang tak ingin kembali ke rumah sekarang. Apalagi dia masih ingat dengan ancaman Jordan yang membuat rasa takutnya datang.

"Ya tuhan, kenapa aku selalu terpikirkan kejadian kemarin malam? Apa yang harus kulakukan?" ucap Julia bermonolog.

Selama menunggu lampu lalu lintas menyala hijau, dia diam berpikir. Hingga tiba-tiba wajah pengacara Aston terbesit dalam pikirannya. Ia tentu tidak lupa darimana semua ini berasal. Ia tidak akan mendapatkan fasilitas dan segala kemewahan ini kalau bukan karena bantuan dari paman Aston.

Hanya tiga puluh menit Julia sampai di kediaman paman Aston. Dan sepertinya keberuntungan bukan berada di pihaknya. Paman Aston belum pulang dari kantornya. Tapi itu tidak jadi masalah baginya, dia akan menunggu sampai paman Aston pulang.

Julia akhirnya bertamu ke rumah paman Aston. Dia menunggu di ruang utama rumah itu. Tatapannya mengedar ke seluruh ruangan. Dia melihat foto yang terbingkai dengan rapi yang mencuri perhatiannya. Di dalam foto itu adalah gambaran seorang anak laki-laki yang tengah tertawa sambil mengacungkan sebuah medali. Ia tidak perlu menebak siapa anak laki-laki itu, karena siapa lagi jika bukan Jason William.

Kemudian Julia terkejut saat pintu utama di buka menampilkan tubuh tegap pemuda yang bernama Jason, yang semenjak tadi dia lihat dari foto di rumah itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jason yang sama terkejutnya dengan kehadiran Julia di rumahnya.

"Bukan urusanmu." Batin Julia yang sedikit tersinggung dengan nada pertanyaan Jason yang dingin. "Aku datang untuk bertemu dengan paman Aston."

"Ayah tidak bisa pulang cepat." jawab Jason dengan tegas.

Ia membuka jas yang dipakainya, dan menyisakan kemeja putih sembari melonggarkan dasinya. Hal itu tak luput dari pandangan Julia. Dan itu tidak terlalu diperdulikan Julia saat dia bisa melihat gambaran tubuh Jason di balik kemeja putihnya.

Jika itu adalah Julia sang pemilik tubuh asli sebelum kecelakaan dan bukan Angel Zhao, pasti saat ini Julia sudah tidak akan menahan pandangannya. Tatapannya pasti terlihat memuja dengan semburat merah di wajahnya. Tapi dia adalah Angel Zhao, artis terbaik yang sudah biasa melihat model dan aktor tampan dengan tubuh yang sama bagusnya. Jadi saat dia melihat Jason yang melonggarkan dasinya, itu terlihat biasa saja di matanya. Dia biasa melihat itu dua tahun lalu, berakting atau berfoto bersama aktor tampan demi sebuah majalah dan film.

"Kau bisa menunggu atau kembali saat ayah sudah pulang." ujar Jason dingin. Matanya tertuju pada Julia yang menatap lurus pada tubuhnya meski hanya sesaat. Dan itu membuat dia merasa jijik.

"Kau tidak sedang mengusirku kan?" tanya Julia. Karena dia merasakan sikap dan ucapan Jason yang dingin padanya.

"Aku tidak bilang kau harus pergi dari sini." Kata Jason sambil menghempaskan tubuhnya di salah satu sofa. Ia menyilangkan kakinya sembari manatap Julia.

Seketika Julia ikut duduk di sofa yang berseberangan dengan Jason. Dia menopang kepalanya dengan santai meski berkali-kali keningnya mengerut karena terus memikirkan sesuatu.

"Apa kau punya masalah?" tanya Jason kemudian saat melihat Julia duduk terdiam. Sungguh pertanyaan ini hanyalah formalitas saja agar Julia tidak berpikiran dia tidak sopan.

Julia melirik Jason sesaat. Kepalanya menggeleng pelan. "Tidak."

Mendengar itu Jason tidak merespon, lagipula Julia bukanlah orang yang bisa membangkitkan rasa ingin tahunya. Jadi dia pun terdiam dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Matanya terpejam sesaat untuk rileks sebelum pertanyaan konyol dari gadis itu terdengar.

"Jason, dimana bar terbaik di kota ini?"

Kening Jason mengerut mendapati pertanyaan dari Julia. Daripada menjawabnya dia lebih suka berujar, "Kekasihmu sering datang ke Atomic bar. Apa kalian memiliki masalah?"

Julia menghela nafas mendengar jawaban itu. "Aku tidak bertanya tentangnya, oke. Aku hanya bertanya bar paling bagus di sini? bar yang sering didatangi para pria keren."

Mendengar kata 'keren'  dari mulut Julia, perasaan Jason kian memburuk. Julia adalah orang yang selalu buruk di pikirannya. Dia telah melihatnya berkali-kali hingga rasa jijik itu timbul begitu saja. Dan sekarang gadis ini mengajukan pertanyaan yang menurutnya aneh, apa yang gadis ini pikirkan hingga harus mendatangi bar hanya untuk mencari pria keren?

"Kau tak berniat menjual tubuhmu kan?" tanya Jason sarkastik. Tatapan jijik terlintas jelas di mata Jason.

Mendengar itu kepala Julia bagai tersengat listrik. Matanya menatap nyalang dengan ekspresi marah. Apa maksud pria ini mengajukan pertanyaan menjijikkan seperti itu? Merasakan amarahnya tersulut , dia hanya bisa diam karena menyadari posisinya sekarang. Meski begitu dia tidak akan membiarkan orang lain merendahkan harga dirinya.

"Apakah aku terlihat miskin di matamu?" tanya Julia ketus. Dia menatap mata Jason lekat dengan tenang. "Jason, aku adalah pemilik keluarga Brasco, aku tak kekurangan uang hingga harus menjual tubuhku. Tapi jika aku mau, aku bisa membelimu."

Pernyataan Julia membuatnya tersentil. Entah kenapa bagian akhir kata-kata itu terngiang sampai menyulut egonya. Sebagai seorang pria, dia merasa direndahkan. "Membeliku? Apakah aku semudah itu di matamu? Julia, kau terlalu menganggap tinggi dirimu! Aku bukan barang yang diperjual belikan!" batin Jason.

Sekali lagi gadis ini memberinya kejutan. Mata hitam itu tampak tenang, dengan kilatan emosi yang hampir tak terlihat. Tersentak, dia memutuskan pandangannya dan mengerutkan alisnya. Ini tidak benar, sebagai pengacara handal dia tidak bisa mendeteksi emosi apapun di mata Julia.

Gadis di hadapannya ini tak lebih seperti wanita murah dan tak cukup dengan kekasihnya Jordan. Hal apa yang akan Jordan lakukan jikalau tahu kekasihnya berminat untuk membelinya. Pasti akan menjadikan tontonan yang menarik. Gadis ini benar-benar punya nyali untuk mencari masalah dengannya.

"Kau, hati-hati pada ucapanmu!" peringat Jason

Mendengar itu Julia tersenyum tipis. "Kenapa? Apakah kau khawatir aku akan membelimu dengan harga murah?"

"Julia! peringat Jason dengan suara tegas. "Kau terlalu menganggap dirimu tinggi! Kau bahkan tak bisa membuatku tertarik seujung kuku pun. Dan kau mengatakan akan membeliku? Kau terlalu bermimpi!"

"Kau yakin aku tak dapat membuatmu tertarik Jason?" Jawab Julia tak memberi jeda saat Jason berkata. "Seujung kuku pun?" ulangnya dengan senyum ringan. "Jika begitu jangan salahkan aku jika kau jatuh di bawah kakiku."

Kata-kata provokasi itu membuat Jason tertawa mengejek. Dia menatap Julia dengan jijik lalu mencibir. "Julia, berkacalah! aku tak akan tertarik pada wanita sepertimu!"

Setelah mendengar itu, sudut bibir Julia sedikit terangkat. Dia tiba-tiba bangkit dan berjalan anggun menuju Jason. Ini tak sulit baginya untuk mencoba mencari tahu apakah Jason benar-benar tidak tertarik padanya. Jadi dia hanya perlu menjadi Angel Zhao yang tengah syuting sebuah film dengan adegan memikat kekasihnya dengan penuh cinta.

Sejak tubuh Julia berdiri, tatapannya berubah lembut. Dia berjalan pelan hingga bisa melihat raut bingung di wajah Jason. Tak masalah dengan tatapan jijik Jason, dia hanya perlu mengeluarkan kemampuannya dan membuat Jason tunduk pada kata-katanya.

Dia menggerakkan tangannya dengan pelan untuk menyembunyikan rambutnya di belakang telinganya. Dia duduk di samping Jason dan menatap wajahnya lekat. Dengan ekspresi penuh pemujaan dan cinta tak terkira, seperti melihat sebuah berlian mahal dengan niat memiliki yang kuat meski dia tahu itu tidak mudah.

Mata hitamnya berkedip sesaat. Membuat bulu matanya yang panjang bergoyang lentik. Wajahnya bersemu merah menggoda dengan tatapan penuh kasih dan takut secara bersamaan. Menampilkan emosi memikat di matanya. Di mana terlihat dia seakan-akan takut dicampakkan dan tak akan memiliki berlian di matanya. Lalu dia akan terluka dan kehilangan. Hingga dia harus menggenggam erat berliannya atau itu akan sirna.

"Jason" panmggil Jullia lembut. Suaranya sangat halus dengan tangan yang tiba-tiba menyentuh jemari Jason. Dia menjatuhkan kepalanya di pundak Jason, dengan tangan lain bergerak mengelus tangan Jason. "Kau tahu, aku mengalami kesulitan." Lanjutnya dengan nada sedih.

Kepalanya bergerak dan sedikit mendongak. Dia menatap Jason yang tak berekspresi dan membatu akan perlakuannya yang tiba-tiba. Dia tidak akan melepaskan kesempatan itu, jadi dia menatap wajah Jason dengan putus asa. Di mana secara bersamaan tatapan penuh cinta tak pernah lepas dari matanya. Mulutnya bergerak dengan menggigit bibir bawahnya pelan. Membuat bibirnya terlihat sangat menggoda.

"Jason, maukah kau menikah denganku?"

Ekspresinya sangat lembut dengan raut putus asa. Seakan Julia sedang berjuang untuk mempertahankan cintanya.

Rona merah pipinya membuat wajahnya makin cantik. Dia terlihat seperti orang yang tengah jatuh cinta dan tengah ketakutan ditinggal kekasihnya.

Tubuh Jason terasa kaku mendengar kata-kata Julia. Ya, dia tahu ada yang salah sejak Julia mendekat menghampirinya. Tapi dia tidak waspada karena menganggap Julia bukan masalah. Dan sebelum dia bertindak, dia tersentak dengan Julia yang tiba-tiba duduk di sampingnya dan memegang lembut jemarinya. Gadis ini dengan berani menyandarkan kepalanya di pundaknya. Tapi sebelum dia berbicara, Julia menatap wajahnya tanpa ampun. Dia tertegun kaku bagai tersengat listrik. Ekspresi lemah yang Julia tunjukkan membangkitkan jiwa lelakinya untuk melindungi gadis yang tengah menatapnya. Seakan dia rela bertarung untuk gadis di sampingnya.

Namun sebelum dia berhasil bereaksi, pegangan tangan itu terlepas. Dia melihat Julia yang seakan-akan sadar akan sesuatu dan tersenyum senang. Gadis itu bahkan melupakan semua hal yang baru saja diucapkan. Lalu tubuhnya berdiri dan bergerak menjauhinya.

"Benar! kenapa aku sangat bodoh.? Aku bisa menggunakan ini. Ya tuhan.." ucap Julia sambil mencari handphone di dalam tasnya.

Jason mengerutkan keningnya saat melihat Julia tiba-tiba berbalik menatapnya. Gadis ini terlihat tenang dengan tatapan tak perduli pada semua yang baru saja dilakukannya. Lalu bibir tipis itu mengucapkan kata-kata dengan cepat.

"Aku akan pergi. Katakan pada paman aku sudah menemukan jalan keluarnya."

*******************

Eng..Ing...Eng.... Julia PHP nih. Bikin baper si akang.

Yuk ah like dan vote nya biar Julia tambah genit.

1
Anonymous
ok
adelia azni
Alut cerita nya bikin pusing,, tokoh utama nya tidak menarik,, bukn balas dendam malah hancur,, kan bodoh
Vilia Yulianti
Luar biasa
Vilia Yulianti
Lumayan
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Mariyah
👍
Mariyah
hahahaha../Facepalm//Facepalm/
Ani Ani
semua nya main pakasa
Ani Ani
terima kaseh juga beri cerita yang bagus
Ani Ani
betul bagi DIA kesempatan
Ani Ani
seronok lah tu
Ani Ani
jahat betul habis semua di bunuh nya
Ani Ani
DIA Tahu jac yang tolong
Ani Ani
terumkap satu rasia
Ani Ani
ada yang terlebih perasan
Ani Ani
selau DIA yang kena
Ani Ani
betul betul tak ada hati
Ani Ani
semua ada lah kebaikan nya
Ani Ani
gatal sangat nak laki orang terus jatuh
Ani Ani
DIA Tahu orang tu sakit hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!