NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:421.2k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dampak MPASI dini

"Kamu yang gila? Untuk apa membahas masalah bercinta jika kau saja menyesal menikah danganku?" ujar Ega dengan suara datar, namun matanya berair saat menatap istrinya, rasanya ingin sekali ia menangis saat itu juga.

"Kak, aku," Indhi tak mampu melanjutkan kata-katanya, gadis itu tertunduk seraya meremas tangannya.

"Sejak awal aku sudah memperingatimu, tapi kamu bersikeras akan berusaha mencintaiku, tapi apa sekarang, tiga hari sejak pernikahan kita dan kau sudah menyesalinya,"tutur Ega masih dengan suara datar, namun genangan air di pelupuk matanya menandakan jika pria itu sedang tidak baik-baik saja.

"Menyesal? Bagaimana kakak bisa menyimpulkan hal itu?" Indhi memberanikan diri mengangkat kepalanya dan menatap wajah sang suami, perasaan aneh tiba-tiba menyelusup di hatinya saat melihat sorot mata Ega yang begitu sendu.

"Aku mendengarnya kemarin malam," ungkap Ega pada akhirnya.

Indhi menelan ludahnya dengan kasar, akhirnya ia tau penyebab Ega menghindarinya sejak kemarin. "Aku memang menyesal menikah dengan kakak, namun bukan itu yang ku maksud, aku menyesal karena pada akhirnya aku pasti menyakiti kakak dan tidak bisa membahagiakan kakak, aku menyesal karena pada akhirnya akulah yang menghancurkan hati kakak. Sungguh kak, aku benar-benar sedang berusaha untuk menerima kakak menjadi suamiku, aku berusaha untuk menjadi istri yang baik dan memberikan hak kakak," ujar Indhi panjang lebar, tanpa ia sadari buliran bening menetes di wajahnya.

Menyadari hal itu, Ega segera menyeka air mata sang istri, di belainya wajah putih mulus itu dengan lembut. "Jangan menangis, maafin aku, maaf karena tidak langsung bertanya dan berspekulasi sendiri, maafin aku," ucapnya penuh sesal.

"Aku juga minta maaf kak, aku berjanji akan berusaha keras untuk mencintai kakak," Indhi meraih tangan Ega dan menggenggamnya dengan erat.

"Hem, aku akan menunggunya, dan aku tidak akan menyentuhmu sampai kau benar-benar siap."

Setelah mengungkapkan isi hati masing-masing keduanya melanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit, sepanjang jalan keduanya masih saling diam, hingga tak terasa mereka sudah berada di tepat parkir.

"Kak, aku duluan ya, aku sudah telat," pamit Indhi, ia menarik tangan Ega dan mencium punggung tangannya membuat pria itu terkejut sekaligus senang dalam waktu yang bersamaan. "Awal untuk belajar menjadi istri yang baik," ujar Indhi sambil tersenyum, gadis itu lalu keluar dari mobil dan berlari masuk ke UGD Rumah Sakit.

Sementara Ega masih mengulum senyumnya, ia jadi malu sendiri karena sejak kemarin merajuk untuk hal yang tak ia dengar sepenuhnya. "Astaga, kenapa aku jadi kekanakan begini," ucapnya bermonolog sebelum akhirnya ia keluar dari mobil.

Saat Ega berada di depan lobby Rumah Sakit, matanya menangkap sosok seorang gadis yang tak begitu asing, gadis itu masuk ke dalam Rumah Sakit dan Ega berinisiatif untuk mengikutinya.

"Dia bekerja di sini, sejak kapan?" gumam Ega saat melihat Bella masuk ke ruangan khusus Apoteker yang berada di Rumah Sakit itu.

Seketika Ega merasa tidak tenang, entah mengapa tiba-tiba ia merasa khawatir dengan Indhi, kedatangan Bella yang mendadak tentu saja membuat Ega waspada.

Sementara itu, sesampainya di depan pintu  UGD, seorang perawat berlari ke arah Indhi dengan wajah panik.

"Maaf dok, ada pasien darurat, seorang bayi berusia dua bulan, kondisi perut distended, sesak, akral dingin, nadi tidak teraba, tangis lemah." ucap perawat itu menjelaskan kondisi pasiennya.

Mendengar hal itu Indhi segera berlari masuk ke dalam UGD, ia meletakkan tasnya di sembarang tempat lalu memeriksa kondisi bayi yang tergeletak di atas brankar.

"Sus, hubungi Dokter Spesialis Anak sekarang juga," ucap Indhi dengan lantang, setelah memerintah salah satu perawat, kini tatapan Indhi fokus kepada tiga orang dewasa yang mendampingi bayi tersebut, salah satu dari mereka seorang laki-laki, mungkin saja ayah dari sang bayi, dua yang lainnya adalah seorang wanita muda dan paruh baya, kemungkinan ibu dan nenek pasien.

"Maaf, yang mana ibunya pasien?" tanya Indhi pada tiga orang tersebut, namun Indhi yakin jika wanita muda yang berada di hadapannya adalah ibu dari pasien.

"Saya dok, apa yang terjadi dengan bayi saya?" ibu muda itu tampak begitu ketakutan.

"Apa anda memberikan makanan selain ASI kepada bayi anda?" selidik Indhi, melihat kondisi perut pasiennya, ia yakin jika bayi itu korban pemberian MPASI dini.

Ibu muda itu menunduk lemah, kedua tangannya saling meremas, ia tak berani menatap Indhi yang sedang menunggu jawabannya.

"Saya kasih pisang dok, soalnya rewel, nangis terus karena kelaparan," sahut wanita paruh baya yang berdiri di sebelah ibu muda itu.

"Anda siapanya pasien?" tanya Indhi dengan sedikit kesal, jika tidak mengingat profesinya mungkin saja ia sudah memaki-maki wanita paruh baya itu.

"Saya neneknya."

Indhi mencoba menahan amarahnya, ia lalu kembali fokus pada sang ibu yang masih menunduk. "Anda tau kan, bayi dua bulan hanya boleh di beri ASI?" tanya Indhi dan hanya di jawab anggukan oleh ibu muda itu.

"Lalu kenapa anda diam saja saat ibu anda memberikan pisang kepada bayi anda? Bayi anda baru berusia dua bulan, ususnya belum mampu mencerna makanan lain selain ASI," terang Indhi sambil menahan amarahnya.

"Ibu saya yang memaksa dok, katanya kasian, anak saya nangis terus karena lapar."

Amarah Indhi sudah meletup-letup, ingin rasanya ia berteriak namun lagi-lagi ia harus bersikap profesional. "Anda ibunya, seharusnya anda bisa memberikan pengertian kepada neneknya, apalagi anda tau jika bayi anda belum saatnya di berikan MPASI, dan untuk ibu," Indhi menoleh dan menatap nenek pasiennya. "Bayi rewel dan juga menangis bukan berarti dia sedang lapar bu, mungkin saja dede bayi merasa tidak nyaman , popoknya basah, atau kedinginan, jadi setelah ini bu, saya mohon dengan sangat jangan berikan apapapun pada cucu anda selain ASI," tegas ini, setiap kalimatnya ia berikan penekanan agar wanita paruh baya itu memahami maksud perkataannya.

"Dok, Dokter Karina belum datang, namun saya sudah menghubungi beliau lewat telefon, menurut beliau, pasien di minta melakukan foto abdomen polos terlebih dahulu," ucap perawat setelah kembali dari ruangan Dokter Spesialis Anak.

(Foto  abdomen polos merupakan modalitas pencitraan radiologi non-invasif pada abdomen dengan menggunakan x-ray. Foto polos abdomen digunakan dalam penilaian organ abdomen, seperti saluran pencernaan, ginjal, dinding abdomen, dan tulang.)

Indhi hanya mengangguk, dengan bantuan dua perawat, Indhi membawa bayi malang itu menuju Laboratorium Radiologi, di sana Dokter Aditya sudah menunggu karena Indhi sudah menghubungi sebelumnya.

Setelah beberapa waktu hasil foto abdomen polos keluar, Indhi begitu terkejut melihat hasilnya, bagaimana tidak, kondisi lambung bayi itu hampir pecah, ukurannyapun lebih besar dari jantung, serta fases yang mengumpul di usus dan tidak bisa keluar.

Dengan mata berkaca-kaca, Indhi menyampaikan hasilnya kepada pihak keluarga, sang ibu menangis sejadi-jadinya sementara nenek pasien hanya diam.

Pasien segera di bawa  ke ruang perawatan, namun kondisinya semakin menurun dan nafasnya putus-putus. Indhi memutuskan untuk memasangkan selang OGT, tujuannya untuk mengeluarkan cairan serta makanan dari perut bayi malang itu. Namun sayang, setengah jam setelah pemasangan selang, bayi malang itu menghembuskan nafas terakhirnya, dengan berat hati Indhi menyampaikan kabar duka itu kepada pihak keluarga.

BERSAMBUNG..

Dari bab ini,, othor ingin menyampaikan betapa pentingnya ilmu parenting bagi calon orang tua , othor juga ingin menyampaikan kepada ibu-ibu muda ataupun calon ibu untuk tidak memberikan MPASi dini pada dede bayi sebelum usia 6 bulan. Mari bersama menjadi orang tua yang bijak. 

1
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
Yusi Lestari
pasti pak hendrawan yg melindungi Indhi semoga pak hendrawan dan Indhi baik2 saja dan tidak terluka parah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!