NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

DI RUMAH YUSUF

Arka dan Anisa sampai di rumah, keduanya keluar dari mobil bersama. Anisa berjalan lebih dulu dan mengatur napasnya sebelum bertemu dengan keluarganya. Lalu memencet bel rumah, kemudian pintu terbuka.

"Mbak Anisa, ya Allah Mbak, Alhamdulillah Mbak sudah pulang. Itu kasihan Hana nangis terus dari kemarin," ucap Mela.

"Sekarang anak-anak dimana, Mel?"

"Mereka ada di halaman belakang Mbak."

"Aku kesana ya."

Mela minggir memberikan jalan pada Anisa untuk masuk. Namun, Bu Evelyn sudah berdiri di depan pintu. Berkacak pinggang dan menatap tajam Anisa dan Arka bergantian.

"Punya anak bukannya di urus malah kelayapan sama pria lain. Kalau niat ninggalin anakku ga usah tanggung-tanggung, pergi aja sana ga usah balik. Lagian, kamu juga sudah dapet penggantinya anakku, kan?"

"Astaghfirullah, Ma. Aku ga selingkuh sama Arka. Maaf Ma, aku sudah ngerepotin mama. Aku janji ga akan ninggalin anak-anak, Ma."

"Namanya juga wanita murahan, mana mau ngaku kalau doyan sana-sini. Dari kemarin bilangnya selalu aja gitu tiap kali ketahuan selingkuh. Iya, kan?" bentak Bu Evelyn.

"Nggak Ma...." Tubuh Anisa bergetar dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Tante, jangan menilai orang lain serendah itu. Kalau Tante benci Anisa, lebih baik Tante bilang ke anak Tante untuk segera menceraikan Anisa. Itu jauh lebih baik buat Tante maupun Anisa," ujar Arka.

"Kamu lagi,.. udah tau Anisa punya suami mau aja di ajak selingkuh. Di luaran sana ga kurang-kurang tuh gadis yang masih jomblo. Kenapa kamu mau sama istri orang?"

"Ma, aku pengen ketemu sama anak-anak. Tolong ijinin aku masuk," ucap Anisa memelas dengan menelangkupkan kedua tangannya di dada.

"Kalian berdua ngapain aja? Kemana aja?"

"Ada yang berbuat jahat pada Anisa, Tante, dia pingsan dan saya bawa pulang setelah sadar."

Bu Evelyn tidak menggubris perkataan Arka, ia menutup pintunya dengan keras. Arka mengepalkan tangannya, namun dia tidak ingin Anisa terkena masalah lebih banyak dengan mertuanya. Tidak biasanya dia di perlakukan tidak hormat seperti itu.

"Mertuamu keterlaluan Anisa. Aku ingin sekali bicara kasar padanya," bisik Arka.

"Jangan dong, nanti aku yang jadi sasarannya. Please... Jangan ngapa-ngapain ya." Arka mengangguk dan keduanya duduk di kursi teras.

Sementara Bu Evelyn mengambil hpnya dan menghubungi Yusuf. Ia meminta Yusuf segera pulang dan melihat Anisa bersama Arka dirumahnya. Namun, Yusuf menolak karena dia sedang ada rapat penting di kantornya.

"Ya sudah, mama pikir kamu bisa melihat Anisa dan selingkuhannya. Maaf mama sudah mengganggu kerjamu sayang."

"Maksud mama apa? Emang Anisa pulang bersama siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Arka. Mama kan sering kasih lihat foto mereka lagi berduaan ke kamu. Yusuf, kali ini kamu harus tegas ke istrimu. Masa demi enak-enak sama selingkuhannya dia ninggalin anak-anaknya gitu aja."

"Ma, kemarin Anisa beneran diculik. Ryan sendiri yang cerita sama aku, mungkin Arka cuma nganterin Anisa pulang."

"Yusuf, Ryan itu sudah 9 tahun. Dia bisa saja melindungi mamanya dengan cerita kaya gitu ke kamu, biar mamanya ga di salahin sama kamu. Jangan terkecoh sama usianya yang masih kecil. Anak-anak juga bisa bohong kalau di ajari sama orang tuanya."

Yusuf terdiam dan mulai meresapi setiap kata yang di ucapkan oleh ibunya. Lalu Yusuf meminta ijin Bu Evelyn untuk menyudahi obrolan dan melanjutkan rapatnya. Yusuf tidak bisa fokus memikirkan jalanya rapat, semua perkataan Bu Evelyn terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Setelah Yusuf mematikan sambungan telfonnya, Bu Evelyn menghampiri Anisa yang masih ada di teras. Membuka pintu dengan kasar dan menatap tajam Anisa dan Arka bergantian. Bu Evelyn merasa semakin membenci Anisa saat melihatnya duduk di samping Arka.

"Heh kamu, pulang sana!!! Dan kamu Anisa, cepat temui Hana yang dari kemarin ga mau berhenti menangis," perintah Bu Evelyn ketus.

Tanpa pikir panjang Anisa segera menerobos masuk ke rumah dan menemui anak-anaknya di halaman belakang. Ketiga anak Anisa berhamburan berlari menghampirinya. Anisa mengangkat tubuh Hana dan menggendongnya, lalu mencium ketiga anaknya bergantian.

 

DI CAFE YUNUS

Alexa datang dengan rambut keriting tergerai. Memakai short dress dan sepatu high heels warna senada dengan pakaiannya. Yunus yang mengetahui kedatangan Alexa segera mengunci ruangannya.

Kemudian Yunus menelfon salah satu karyawannya untuk tidak memberitahu Alexa kalau dia ada di cafe. Alexa berusaha membuka ruangan Yunus. Namun Adit yang sudah menerima telfon dari Yunus sebelumnya segera menghampirinya.

"Maaf, kakak cari siapa?" tanya Adit.

"Yunus ada kan disini? Itu mobilnya ada di depan."

"Maaf kak, Pak Yunus tidak ada disini. Itu hanya mobilnya saja. Kemarin Pak Yunus pulang dengan temannya. Sekarang Pak Yunus belum kesini."

"Halah bohong... Dia pasti ada di dalam. Yunus kan yang menyuruhmu bilang kaya gitu?" sungut Alexa.

"Nggak kak, beneran saya ga bohong."

"Ck... Ya sudah, aku tungguin dia aja disini kalau gitu."

Alexa ke kasir dan memesan beberapa makanan dan minuman. Lalu Alexa menunggu di meja dekat ruangan Yunus supaya bisa memantau pujaan hatinya. Alexa duduk sambil memainkan hpnya dan menikmati alunan musik di cafe Yunus.

Yunus kesal melihat Alexa yang malah makan di cafenya. Ia memutari ruangannya mencari solusi agar tidak terkungkung di dalam terlalu lama. Namun seolah pikirannya buntu dan tidak dapat memikirkan apapun.

 

DI RUMAH ARKA

Candra setengah berlari menghadap Arka yang menunggunya di ruang tengah. Setelah Candra ada di hadapan Arka, ia berdiri dengan napas terengah-engah. Lalu mengatur napasnya dan Arka memintanya duduk di hadapannya.

"Kenapa Bapak meminta saya segera kemari? Tadi saya sedang mengurus beberapa dokumen penting di perusahaan Bapak yang ada di luar kota."

"Can, aku mau kamu cari tau sedetail-detailnya tentang wanita ini." Arka melempar kertas dengan gambar Bu Evelyn.

"Dia siapa, Pak?"

"Dia ibunya Yusuf, mulutnya membuatku emosi. Ingin sekali aku membalasnya dengan lebih kejam dari yang di ucapkan ke Anisa dan padaku tadi."

"Apa yang ingin anda lakukan?"

"Cari tau dulu tentang dia dan suaminya Hasan Zahir, dan nama dia itu kalau ga salah Evelyn. Kamu cari tau tentang mereka berdua saja."

"Baik, Pak. Saya akan segera pergi dan mengumpulkan semua informasi tentang mereka. Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." Arka mengangguk dan mempersilahkan Candra pergi dari hadapannya.

 

DI KANTOR YUSUF

Yusuf duduk di kursi kerja memejamkan matanya. Ia mengingat semua ucapan Bu Evelyn dan memikirkan kejadian-kejadian tentang Anisa sebelum dia menghilang. Yusuf mulai merasa bimbang dengan keyakinannya terhadap sang istri.

"Apa yang dikatakan mama ada benarnya, tapi kemungkinan kamu beneran di culik juga ada. Anisa, aku bingung mana yang sebenarnya terjadi padamu," gumam Yusuf.

Ceklek

"Lagi mikirin apa sih sayang?" tegur Kania yang langsung masuk begitu saja ke ruangan Yusuf.

"Bukan urusanmu Kania, apa yang kamu lakukan disini?"

"Sayang jangan jahat-jahat gitu dong. Aku kan kesini nganterin teh hangat untuk suamiku tercinta."

"Letakkan di atas meja dan segera pergi dari sini."

"Baiklah, tapi nanti sore aku nebeng ya."

"Nggak!!!"

"Sayang...."

"Pulang sendiri!!!!"

"Oke...."

Kania pergi meninggalkan Yusuf yang kembali memejamkan matanya. Ia sangat kesal karena sampai sekarang belum bisa meluluhkan hati suaminya itu. Dia pikir setelah menjadi istrinya, Yusuf lambat Laun akan menerimanya kembali. Namun, nyatanya dirinya masih saja dicuekin.

Beberapa saat kemudian hp Yusuf berdering dan segera di angkat oleh Yusuf. Nama ibunya terpampang di layar hpnya. Yusuf segera mengangkatnya sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Iya Ma, ada apa?"

"Sudah selesai kan rapatnya?"

"Sudah, ada apa, Ma?"

"Mama mau pulang sayang, tapi Mama takut kalau pergi nanti anak-anak di tinggal lagi sama Anisa."

"Nggak mungkin Ma, Anisa pasti di rumah terus setelah ini."

"Kayanya ga mungkin sayang. Tapi coba kamu ambil sumpahnya Anisa untuk berjanji tidak keluar rumah lagi. Kira-kira dia mau apa nggak, kalau dia ga mau ya jangan terlalu percaya sama istrimu lagi sayang."

"Iya Ma...."

Yusuf mematikan sambungan telfonnya dan akhirnya menemukan solusi dari kebimbangannya sejak tadi pagi. Dia akan mengambil sumpah Anisa dan memintanya tetap di rumah. Tidak boleh keluar dengan alasan apapun.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!