NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Orangtua nara murka saat anaknya pulang dengan wajah kusut sambil mengadu tak mempunyai uang karena kartu kredit diblokir bahkan uang direkening tidak lagi diisi oleh suaminya. Tentu saja nara melebih lebihkan semuanya. Kemarin wisnu sudah mentransfer 30 juta kerekening pribadinya.

Sambungan telpon yang hermanto lakukan tak kunjung mendapat jawaban membuat pria baya itu geram.

"Kemana suami mu?"

Nara menggeleng.

"Ga tau pa, kemarin sore aku pulang dia udah ga ada dirumah padahal siangnya sibuk nyuruh aku pulang tapi pas aku sampai rumah mas wisnu udah ga ada dan semalam ga pulang. Telpon juga pesan ku ga dibalas."

Makin geram saja hermanto saat mendengar penuturan putrinya.

"Makin keterlaluan saja dia, pasti karena sudah ada febri makanya jadi begitu."

Itu ibunya nara yang buka suara dan hermanto menyetujui apa yang istrinya katakan.

"Cepet telpon wisnu lagi pa, dia ga bisa giniin anak kita. Seenaknya aja ga kasih uanh ke istri. Nara kesini nangis nangis kayak orang miskin ga pegang uang."

.

.

.

"PULANG"

Suara wisnu menggelegar dari seberang telpon. Nara yang tadi sudah percaya diri kalau sang suami akan bertekuk lutut setelah diceramahi panjang lebar oleh orangtuanya ternyata malah membentak dengan suara tinggi.

Ini kali pertama wisnu bersuara dengan nada tinggi dan itu membuat nara sedikit takut.

"M ....mas"

"Pulang ra, aku tunggu kamu dirumah. SEKARANG"

Wisnu menekan setiap kata yang diucapkan membuat wajah nara pias antara takut juga tak terima.

Dalam waktu 1 jam, wisnu lebih dulu sampai barukah nara menyusul. Sengaja ditunggu di ruang kerja karena hanya kamar utama dan ruang kerja saja yang kedap suara.

Wisnu yang tadi sedang tidur disofa ruang kerja ayahnya harus pasrah mendengar ocehan tak jelas dari ayah dan ibu istrinya.

Ceklek

"Tutup"

Wisnu langsung menginterupsi saat sosok sang istri muncul dari balik pintu dengan wajah keras. Tadinya nara gelisah ketakutan saat dalam perjalanan tapi begitu melihat suaminya, amarah itu seketika berkobar. Tanpa rasa bersalah, nara langsung mencecar.

Wisnu yang duduk dibalik meja kerjanya hanya diam, sengaja membiarkan nara selesai dengan omong kosongnya sampai akhirnya satu kalimat membuat nara bungkam.

"Kamu selalu sibuk menyalahkan orang lain padahal akar masalah ada di dirimu. Kamu ga pernah sekalipun berusaha intropeksi diri, nyalahin mama dan papa ku tapi dengan suka hati menikmati apa yang papa ku punya. Kamu jangan lupa ra, aku ini ga punya apa apa. Semua yang kita nikmati ini punya orangtua ku, jadi kalau kamu mau protes soal credit card itu silahkan ke papa langsung dan untuk uang bulanan ptibadi mu akan aku kirimkan sesuai tanggal gajian ku."

Nara terhenyak, wisnu bisa setega ini dan ini tiba tiba sekali.

"Kamu kasih uang mu ke febri juga mas?"

Deg

Wisnu melupakan sesuatu. Ada febri yang juga jadi tanggung jawabnya tapi brlum pernah sekalipun wisnu memberi nafkah lahir pada istri keduanya itu. Wisnu langsung merasa bersalah dan bertekad akan menyelesaikan masalah tak kasat matanya dengan febri sesegera munhkin setelah istri keduanya itu pulang dari puncak.

"Biasanya aku minta transfer kamu ga pernah perhitungan tapi sekarang ...."

"Ra, cukup. Kalaupun aku kasih sebagian uang ku ke febri itu juga katena dia berhak. Kamu jangan pura-pura lupa, febri itu istriku. Istri sah ku"

Wajah nara makin mengeras bahkan matanya memerah dan mrnatap nyalang kearah wisnu yang masih duduk tenang dibalik meja kerjanya.

"Mas, kamu ga bisa giniin aku."

Nara melempas tasnya kearah wisnu karena amarah yang sudah menguasi diri. Hormat pada suami memang tak pernah ada sejak awal jadi apapun yanh ia katakan bahkan lakukan pada wisnu memang tak pernah menimbulkan rasa bersalah apalagi penyesalan.

Wisnu jadi sadar, selama ini. Hanya dirinya yang sibuk mencinta tanpa pernah benar benar dicintai balik oleh wanita didepannya ini. Sebagai laki laki juga sebagai suami, belum pernah wisnu merasa dirinya serendah ini walau sebelum sebelumnya ia selalu dijadikan alat secara tak kasat mata oleh sang istri.

Buta karena cinta menjadikan wisnu pria bereibawa penuh talenan juga ketampanan maksimal terlihat bodoh didepan orangtuanya keluarga besarnya dan sialnya sekarang wisnu pun sadar itu.

"Perbaiki diri ra, sebelum aku mengambil keputusan yang bisa bikin kamu hancur"

"Oh, berani ngomong gitu karena udah ada istri lain. Jangan lupa kamu mas, kamu nikah sama dia hanya untuk dapat anak dan setelah anak itu ada kanu harus cerai sama dia balik ke aku karena cuma aku istri mu."

"Tidak ada perjanjian semacam itu, kalau nanti ada anak aku tidak akan menceraikan febri. Tidak akan." Kaliamat itu hanya terucap didalam hati karena wisnu tak bergeming sedikitpun.

Pertengkaran ini, tidak akan pernah menemukan akhir. Penyelesaian itu tidak akan pernah ada karena nara akan tetap pada egonya yang menembus langit.

"Kalian ga bisa bikin aku menderita begini padahal aku udah rela berbagi suami sama wanita lain demi agar keluarga ini punya keturunan. Kalian terlalu egois hanya karena aku memakai uang lebih saja kalian siksa aku seperti ini."

Air mata wajah merah rahang mengeras dan mata mendelik tajam, tidak ada sedikitpun rasa bersalah yang wisnu lihat dari wajah istrinya. Wisnu termenung dengan kaki kaku berdiri dibalik meja berhadapan dalam jarak yang tidak begitu jauh dengan sang istri.

"Ra, kamu tau ini bukan soal nominal. Tapi kali ini kamu sudah keterlaluan ......."

"Mas" Nara menyentak dengan suara tinggi.

"Membayar rasa sakit yang tadi kamu katakan karena aku menikah lagi bukan dengan menghamburkan uang. Dan aku mau ingatkan, pernikahan ku dengan febri itu atas desakan mu karena kamu yang memaksa."

"Halah, awalnya kamu sok sokan menolak tapi lihat sekarang. Kamu menikmatinya kan? Menikmati memiliki dua istri."

Wisnu memejamkan mata, kehabisan kata untuk kembali menanggapi ocehan istrinya yang selalu saja pandai bersilat lidah.

"Pokoknya aku ga mau tau, cepat buat febri hamil biar kalian cepat bercerai."

Nara berbalik dan siap perfi dari ruang kerja wisnu padahal permasalahan utamanya belum dibahas sama sekali.

"Dan mas, kamu ga usah pulang kesini sampai istri baru mu itu hamil."

Langkah kaki nara mrnjauh tapi kemudian berhenti dan berbalik lagi.

"Kirim uang kerekening ku mas, jangan siksa aku lebih banyak. Aku udah berbagi suami dan jangan bikin aku menderita karena ga punya uang."

Blam

Pintu dibanting keras. Wisnu hanya mendesah pasrah. Kakinya melanglah keluar meninggalkan rumah yang sudah tidak mengharapkan kehadirannya lagi. Uang uang dan uang, ingin dimengerti maunya dituruti. Itu bukan tempat pulang bukan tepat untuk menciptakan rumah yang layak ditinggali.

#Happyreading

1
sutiasih kasih
klo nara ttp km prthnkn.... yg ada dia makin ber ulah.... dan km pasti akn khilangan febri....
sutiasih kasih
cerai dri nara itu anugrah buat km wisnu....
nara dan org tuanya tak benar" menganggpmu sbg bagian dri keluarga.... mereka hnya mnjadiknmu mesin uang.....
Supriaten Sukarman
masih nyimak
sutiasih kasih
benar benar bebal... otak dangkal kn istrimu nara...
sutiasih kasih
aduh mo smpe kpan km g tegas kr istri dan org tua istrimu wisnu....
miara ular ber bisa kok betah amat wisnu....
jgn nnti bilang nyesel klo febri prgi dri hidupmu krna kmunya menye" g jelas... & msih sja mmberi nara ksempatan brbuat ulah untuk yg ksekian kalinya...
sutiasih kasih
km sndiri yg mnghadirkn madu buatmu nara... jdi jgn merasa trzdolimi...
km permpuan egois... punya kekirangan tpi ttp sja g berubah tetap aja miara pola hidup buruk....
jgn salahkn suamimu bila kelak mmbuangmu nara.... suamimu jga makin lama bkalan muak dgn sikapmu yg semakin g karuan... ap lgi madumu perempuan idaman suami dan mertua...
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!