Niatnya ingin mengunjungi sang kakak dan berlibur ke luar negeri, tapi nahas dia malah terlibat dengan seorang mafia.
"Buat milikku berdiri, baru aku akan melepaskan mu?"
"Memangnya benar tidak bisa berdiri? Mari kita lihat, waah bener, ini lemes bener."
Brisia Aalin Winkler adalah seorang ilmuwan. Dia tertangkap mafia yang mengalami disfungsi ereksi. Pria itu ingin Brisia membantunya karena sebentar lagi dia akan menikah dengan sang tunangan.
Lalu, apakah Brisia bisa membantu?
Dan, mengapa pria itu tidak mencari dokter malah alih-alih mencari seorang ilmuwan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pawang 34
Dari perusahaan, Stuart segera pulang ke mansion. Dia sudah sangat khawatir dengan keadaan Archie dan Brisia.
Ketika sudah sampai di mansion, Stuart menanyakan keberadaan Archie. Dan kebetulan yang ia temui di depan kamar Archie adalah Brisia.
"Nona, apa Anda baik-baik saja? Terus bagaimana sekarang dengan Tuan?"
"Dia oke kok, Stu. Hanya saja sekarang dia tengah mengalami sakit kepala yang hebat. Agaknya reaksi dari formula yang dikirimkan oleh Ayah ku mulai bereaksi."
Stuart terlihat sangat khawatir. Dia tahu betul bagaimana saat Archie mengalami sakit kepala, Itu sangat menyakitkan. Membayangkannya saja Archie sudah tidak tega,
"Kau tak perlu khawatir Stu, ini tidak akan lama. Dan semua Archie bisa kembali mengingat apa yang dia lupakan. Aku akan masuk ke dalam, nanti akan ku beritahu perkembangannya. Saat ini sebagai dokternya dan yang paling paham dengan kondisi Archie hanyalah aku."
"Baik Nona, saya akan menunggu kabar dari Anda. Saya menitipkan Tuan pada Anda."
Brisia menepuk lengan Stuart dengan pelan, lalu dia masuk ke kamar untuk menemui dan memeriksa Archie.
Eughhh
Archie melenguh, dia sungguh kesakitan sekarang. Memang jika melihat akan tidak tega, tapi itu merupakan reaksi normal untuk kembali mendapatkan ingatan yang hilang.
"Eughhh Bri, ini sungguh sangat sakit. Errrrghhh, aku tidak tahan. Rasanya kepala ku mau pecah."
"Kemari lah Arc."
Brisia duduk di atas ranjang, dia lalu merentangkan tangannya. Dan Archie, pria itu merangsek dan masuk ke dalam pelukan Brisia.
Dengan lembut Brisia memijit kepala Archie. Ia juga mengucapkan kalimat-kalimat positif yang membangun. Bukan hanya itu, Brisia juga bercerita tentang masa kecilnya. Ia ingin memancing memory Archie.
"Jika kamu merasa lelah, beristirahatlah Arc. Istirahatlah dan letakkan semua beban yang kau rasakan. Tubuh dan pikiranmu juga butuh istirahat. Tidak akan ada yang melarang, dan tidak akan ada juga yang memaksamu untuk selalu kuat. Sejauh ini kamu sudah bisa bertahan, dan aku yakin sakit kepala ini pun bukan apa-apa bagimu."
Archie hanya menganggukkan kepalanya. Berada di dalam pelukan Brisia , seolah rasa sakit di kepalanya itu perlahan hilang.
Tidak disadari oleh Brisia, ternyata Archie benar-benar terlelap. Dia pun membantu pria itu untuk berbaring agar tubuhnya terasa nyaman.
"Kasihan sekali kamu Arch, kelihatan sekali bagaimana rasa sakit mu itu."
Brisia masih mengusap lembut kepala Archie. Ia juga berbaring di sisi Archie dan tidak disadari ia pun ikut terlelap juga.
"Mom, Dad, kalian berdua tidak lupa kan hari ini hari ulang tahunku kan?"
"Tentu tidak Archie sayang, kami tak akan lupa. Hari ini Daddy sengaja tidak ke perusahaan karena mau pergi dengan mu."
Yeaaay
Archie kecil bersorak senang ketika sang ayah bicara demikian. Archie selalu dibilang sebagai anak yang sangat beruntung karena lahir dari orang tua yang kaya raya. Ditambah ayah dan ibunya yang saling mencintai sehingga Archie pun juga begitu dicintai.
"Tapi, sebelum kita pergi, Mommy punya hadiah buat kamu."
"Are you serious Mom? Aaah Mommy terbaik."
"Melda, tolong tadi yang sudah aku siapkan."
Seorang pelayan mengangguk, dia pergi ke dapur lalu mengambil sesuatu. Ternyata itu adalah kue ulang tahun yang dibuat khusus oleh ibunya Archie.
"Happy birthday to you ... Happy birthday to you ... ."
Lagu selamat ulang tahun dinyanyikan, mata Archie berbinar senang karena mendapati hadiah itu.
Meskipun tiap tahun dia selalu mendapatkannya, entah mengapa Archie selalu bahagia. Kue buatan ibunya selalu menjadi favoritnya.
"Selamat ulang tahun sayang, semoga kau selalu bahagia, putraku. Mommy selalu menyayangimu."
"Selamat bertambah usia anak ku. Daddy pun juga selalu mencintaimu."
"Aku juga sayang kalian berdua."
Mereka bertiga menikmati kue yang disajikan. Dengan bahagia tentunya. Lalu ayah dari Archie bangkit sejenak untuk mengambil sebuah botol wine.
"Kita mau menyetir sayang," ucap ibunya Archie.
"Hanya seteguk, tak akan membuat kita oleng bukan?" sahut sang ayah.
Akhirnya dua orang dewasa itu bersulang. Dan benar saja mereka benar-benar hanya minum sati teguk saja.
Archie yang sudah tak sabar untuk segera pergi pun menarik tangan ayah dan ibunya. Mereka akhirnya menaiki mobil dan pergi meninggalkan mansion.
Namun ditengah perjalan ayah Archie merasa ada yang salah pada tubuhnya. Pun dengan ibunya Archie. Kepala mereka mendadak pusing, tenggorokan pun seperti terbakar.
Dengan kesadaran yang masih tersisa, ayah Archie menepikan mobilnya.
"Mom,Dad, kalian kenapa? Mom!'
Archie berteriak. Dia ketakutan saat mulut ibunya mengeluarkan busa dan mata sang ibu terbuka. Archie berusaha menggoyangkan tubuh ibunya namun ibunya sama sekali tidak merespon.
Dengan tangis dan teriakan yang histeris, Archie gantian menghampiri sang ayah.
Ayah Archie masih terlihat sadar.
"Dad, are you oke. Mommy, mommy kenapa Dad. Hiks, Dad!"
"Arc, se la mat ulang ta hun Nak. Ja di lah pri muat heeeek. Kau ha rus kuat. Heeek."
Dadyyyyyy!!!
Archie berteriak keras. Dan dia setelah itu dia tidak tahu apa-apa. Saat terbangun dirinya sudah ada di rumah sakit. Ketika ditanya, bocah kecil yang malang itu tidak tahu dengan apa yang terjadi.
Dia lupa, atau bisa dikatakan bahwa alam bawah sadarnya menghapus kenangan buruk yang amat sangat menyakitkan.
Hiks hiks
"Arc, are you oke?"
Hiks hiks
"Aku ingat Bri. Sekarang aku ingat. Ayah dan ibu ku bukan meninggal karena kecelakaan. Dia diracun. Sekarang aku baru tahu kalau apa yang dialami ayah dan ibu ku itu akibat racun. Bri, tubuh ayah dan ibu ku kejang, lalu mulut mereka berdua berbusa. Itu pasti racun kan?"
Degh!
Brisia amat sangat terkejut. Dia ingin tahu lebih banyak tentang apa saja yang Archie ingat. Namun saat ini, itu bukan waktu yang tepat.
Brisia merengkuh tubuh Archie. Dia memeluknya dengan erat. Tanpa bicara apapun. Brisia hanya memeluk lalu mengusap lembut punggung pria itu.
Cukup lama, setidaknya satu jam Archie menangis dan pada akhirnya pria itu kembali bisa tidur.
Setelah Archie tidur, Brisia keluar kamar dengan perlahan. Dia mencari Stuart untuk menanyakan sesuatu.
"Ada apa Nona, bagaimana dengan Tuan?"
"Dia sedang tertidur Stu, kau tak perlu khawatir. Ah iya ada yang perlu aku tanyakan. Stu, siapakah orang yang paling lama kerja di sini? Apakah kira-kira ada orang yang saat kedua orang tua Archie masih hidup, orang itu masih ada hingga kini?"
"Sebentar Nona, sepertinya sudah tidak ada."
Brisia diam, dia berpikir tentang hal lain saat ini. Bagaimanapun caranya, orang-orang yang dulu pernah ada di sini, harus di dapatkan.
"Stu, coba cari. Semua orang yang pernah bekerja di sini saat Tuan dan Nyonya Wallace masih hidup. Temukan semuanya jangan sampai ada yang terlewat. Terutama yang bernama Melda.
"Baik Nona."
Tanpa bertanya, tanpa meminta penjelasan, Stuart melakukan apa yang diperintahkan Brisia. Entah sejak kapan Stuart menjadi patuh dengan Brisia. Tapi dalam benak Stuart memiliki keyakinan bahwa Brisia adalah wanita yang benar, tulus, dan tidak akan merugikan tuannya.
TBC
brisia bnrn hlang....tp d bwa kmna y???
trs spa yg nyulik dia???