Warning.!!! 21+
Anindirra seorang single parent. Terikat perjanjian dengan seorang pria yang membelinya. Anin harus melayaninya di tempat tidur sebagai imbalan uang yang telah di terimanya.
Dirgantara Damar Wijaya pria beristri. Pemilik perusahaan ternama. Pria kesepian yang membutuhkan wanita sebagai pelampiasannya menyalurkan hasratnya.
Hubungan yang di awali saling membutuhkan akankah berakhir dengan cinta??
Baca terus kisah Anindirra dan Dirgantara yaa 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Setelah menidurkan Alea di kamar bu Rahma. Anin bergegas masuk dalam kamarnya untuk istirahat.
Anin naik ke atas ranjang yang tidak terlalu besar. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur, terlentang menatap langit-langit kamar. Pikirannya menerawang.
Ia mengingat beberapa potong kejadian yang terjadi beberapa minggu kebelakang. Saat ia baru pertama kalinya melihat sosok Dirga berada dalam satu lift yang tak sengaja di masukinya.
Hingga ia di hadapkan oleh keadaan yang menyeretnya masuk ke sebuah hubungan terlarang membuatnya terikat dengan perjanjian. Pemilik perusahaan dimana tempatnya mencari nafkah. Terbesit rasa bersalah dalam hatinya, menginggat Pria yang belum lama ia kenal adalah Pria yang ia ketahui sudah beristri. Di lihatnya pesan yang ia kirimkan dari tadi siang belum terbaca oloh pemiliknya.
"Ah. Mungkin dia terlalu sibuk pikirnya. Hingga beberapa menit kemudian, mata bening itu terpejam, tertidur lelap dengan membawa pikirannya. Dan ponsel yang masih berada dalam genggamannya.
*
*
Ratna terus menghubungi nomor telfon Soni kekasihnya. laki-laki yang telah menanamkan benih di rahimnya tujuh tahun yang lalu.
Cinta pertamanya sebelum ia bertemu Dirga. Soni pria yang akan di temuinya sebelum kejadian naas menimpanya dan membongkar aibnya.
Sudah lebih dari sepuluh panggilan tetapi tidak ada jawaban. "Aggghhh!!" Ratna mengeram kesal. “Kemana kamu Soni? dalam keadaan mendesak seperti ini nomormu tidak bisa di hubungi? Sepertinya aku harus menemuimu?"
Setelah melakukan fisioterapi selama dua jam pagi tadi, hati Ratna di liputi rasa cemas, panik dan takut mulai menyerangnya. Ia tidak mau akan berahir denga berantakan. Ia tidak mau terbuang.
"Tidak!!"
"Tidak!!"
Ratna terus mengelengkan kepalanya. Ia menepis kekhawatiran dan rasa takutnya.
"Aku harus tenang. Ya, aku harus tenang."
Ratna terus meyakinkan dirinya.
Pagi tadi Ratna masih sempat menolak kedatangan petugas yang di kirim dari rumah sakit yang akan melakukan fisioterapi. Tetapi terapis itu terus menjalankan tugasnya dengan membawanya ke kolam renang untuk melatih gerak.
Ratna merasa heran kenapa keinginan Dirga untuk melanjutkan pengobatan muncul kembali setelah sekian lama ia abaikan.
Sudah tujuh tahun hubungannya dengan Dirga tidak berjalan baik, setelah penghianatannya terbongkar Dirga mulai menjaga jarak dan menjadi lebih dingin.
Bahkan dalam seminggu ia hanya pulang ketika weekand. Itupun ia habiskan untuk berolah raga di ruangan Gym pribadinya. Dan tidur di ruang kerjanya.
Walaupun Dirga tidak menceraikannya. Tidak lantas membuatnya tenang. Segala kebutuhan dan fasilitas di dapatnya. Termasuk uang bulanan terus mengalir ke dalam rekeningnya setiap bulan. Tetapi Dirga semakin menjauh darinya.
Ratna bukannya tidak menyadari kalau ia sudah menorehkan luka yang teramat dalam kepada sosok Pria yang telah menikahinya. Hanya saja ia mencoba menutup mata. Ratna tidak ingin Dirga meninggalkannya.
Hanya tiga bulan setelah kejadian kecelakaan tunggal yang di alaminya. Dirga masih mau mengajaknya bicara. Pembicaraan itu hanya sebatas masalah kesehatannya. setelah itu mereka seperti dua orang tidak saling mengenal.
Ratna mencoba meluluhkan hatinya dengan banyak cara. Berharap Dirga berubah iba dan kembali mencintainya. Tetapi Dirga tidak pernah meresponnya.
Dan setahun belakangan ini Ratna harus mengamuk dulu dan melukai dirinya jika ia menginginkan suaminya pulang.
Beralih ke nomor yang lain Ratna mengirimkan pesan kepada seseorang
"Besok jemput gua seperti bisa di jam yang sama."
*
*
Dirga keluar dari Meeting Room dengan di dampingi Bayu yang berjalan bersisian.
Dirga terlihat puas dengan hasil ahir yang telah di tetapkan. Dialah ujung tombak penentu berhasilnya bebrapa proyek dan kerajaan bisnisnya yang berada di dalam negri maupun luar negri.
Selain pengolahan tambang emasnya yang berada di tambagapura papua. Bisnisnya merambat ke berbagai bidang. Seperti Perhotelan dan Swalayan. Tentunya masih berada dalam naungan yang sama. Dengan bendera yang sama.
Wijaya grup. Dengan beberapa anak cabang yang tersebar dimana mana.
Dan baru-baru ini Dirga menanamkan sahamnya di salah satu perusahaan ternama yang bergerak di bidang obat-obatan dan jasa penerbangan.
Di kalangan pebisinis nama Digantara Damar Wijaya cukup di segani. Kepintarannya dalam menjalankan bisnis ia dapat dari seoarang Bastian Wijaya. Sejak melepaskan tanggung jawab bisnisnya kepada Dirga ia lebih memilih mengontrolnya dari rumah. Ia hanya akan datang jika ada rapat Dewan komisaris. Ia menikmati hari Tuanya bersama istri tercintanya Alyne di Negara Singapura.
Di lanjut dengan jamuan makan siang bersama para koleganya di Kahyangan Restaurant. Wijaya grup menyiapkan tempat makan di salah satu tempat makan di tengah kota yang menyediakan makanan jepang dan asia.
*
*
Sekembalinya dari jamuan makan siang. Dirga sudah di sibukkan dengan pekerjaannya. Setumpuk dokumen yang berisikan tender puluham milyar sudah menyambutnya di meja kerja.
Tangannya memencet intercom yang terhubung langsung ke ruangan Bayu.
"Bay. ke ruangan ku sekarang!"
Bayu masuk setelah mengetuk pintu.
Ia duduk di sofa tepat di hadapan Dirga. Seperti biasanya, jika akan ada pembahasan dengan Dirga. Mereka akan duduk bersama di sofa.
"Bay, mulai besok kamu harus segera menempatkan satu orang lagi sebagai staf pribadi dan sekertaris yang akan menggantikan Dian untuk sementara."
"Kita tidak mungkin meninggalkan perusahaan dalam waktu yang lama tanpa adanya orang-orang yang lebih berkompeten. Siapa orangnya? Aku percayakan kepada mu. Cari orang yang mampu di percaya dan mampu di berikan tugas."
"Baik Tuan."
"Mulai sekarang jangan terlalu formal memanggil ku jika kita sedang berdua. kita sudah cukup lama bersama."
"Baiklah."... Bayu tertawa menanggapinya.
"Sepertinya wanita itu sudah banyak merubahmu Tuan Dirga?" Bayu bicara sambil memicingkan matanya sembari terkekeh.
"Sialan kau!!" Dirga melempar Bayu dengan bolpoint yang dipegangnya.
"Anda membutuhkan yang lainnya? Jika tidak saya akan kembali ke ruangan saya."
"Kamu carikan informasi Cluster terbaik dengan fasilitas lengkap di tengah kota."
****
Bersambung❤️
karna saya sadar diri..
saya ga bisa nulis cerpen..
hee