Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.Egois
Hari sudah berganti menjadi malam.Seorang laki-laki sedang duduk di kursi samping tempat tidur ,di tetaplah seorang gadis yang telah lama mengisi relung hatinya.
Arlita Mahesa nama gadis itu,sekarang dia sedang terbaring karena sakit.
Pramudya memegang tangan kanan Arlita dan menggenggamnya.
"Aku sangat mencintaimu Ar!
"Andai saja kamu tahu isi hatiku mungkin kamu bisa merasakan betapa saat ini hatiku begitu sangat sedih ketika melihat mu seperti ini."
Tanpa terasa laki-laki itu ikut tertidur,mungkin karena terlalu lelah seharian.
Saat Pramudya tertidur, gadis yang sedang terbaring itu perlahan-lahan membuka kedua matanya.Dia melihat sekeliling ruangan itu semua temboknya catnya berwarna putih bersih dan tercium bau obat-obatan.
"Tidak salah lagi pasti ini di adalah rumah sakit".ucapnya.
Pandangan matanya melihat kearah kursi,di sana Dia melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi sambil menggenggam tangannya dalam posisi tertidur.
Dia melihatnya lalu memanggilnya"Pram",panggilnya sambil menggerakkan tangannya.
Laki-laki itu terbangun saat merasakan ada gerakan dari tangan Arlita.Pandangannya langsung menatapnya,lalu dia tersenyum.
"Kamu sudah bangun?katanya sambil berdiri menghampirinya.
Arlita menganggukkan kepalanya tanda iya.
"Apa kamu butuh sesuatu?
"Iya Aku sangat haus".
"Biar Aku ambilkan minum untukmu".
" Iya,terima kasih".
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya dan melangkah untuk mengambil air minum di atas meja.
"Ini minumnya,apa kamu mau duduk?kalau mau biar Aku bantu kamu duduk?
" Boleh."
Pramudya membantu Arlita duduk setelah selesai barulah Dia memberikan gelas yang berisi air yang tadi di mintanya.
Gadis itu pun meminumnya hingga tandas tak tersisa lalu Dia menyerahkan gelas itu ke Pramudya.
"Terima kasih"
Pramudya menerimanya.
"Sama-sama".ucapnya lalu Pramudya menaruh gelas yang diberikan Arlita tadi di atas meja.
Pramudya kembali duduk di kursi,pandangan matanya masih fokus menatap gadis yang ada di depannya.
"Makasih".
"Makasih untuk apa?
"Untuk bantuan kamu hari dan juga hari-hari sebelumnya".
Pramudya mengangguk iya.
"Apa keluarga ku tahu kalau Aku masuk rumah sakit?
"Iya tentu saja,Aku sudah memberitahu Ibu dan ke dua adikmu kalau kamu masuk rumah sakit".
Pandangan Arlita mencari keberadaan Ibu dan kedua adiknya,tapi keberadaan mereka sama sekali tidak ada di ruangannya itu.
"Lalu sekarang mereka dimana?
"Mereka sudah pulang tadi".
"Mengapa mereka sudah pulang dan mengapa mereka tidak menunggu ku bangun dulu?
" Maaf Ar Aku yang meminta mereka pulang,Aku melihat mereka kurang istirahat apalagi keadaan Ibumu itu harus banyak-banyak istirahat ".
Pramudya melihat wajah kecewa dari Arlita.
" Ar!panggilnya.
Gadis itu hanya diam.
"Maaf kalau kamu tersinggung dengan keputusan sepihak yang Aku buat,tapi kedua adikmu besok mereka sekolah dan Ibumu dia masih dalam fase pemulihan dari sakitnya,apakah kamu masih tega sama mereka untuk nunggu kamu bangun sedangkan hari sudah berganti malam".
"Kasihan mereka Ar!.
Gadis itu terdiam lalu mulai mengerti dengan apa yang telah di ucapkan oleh Pramudya itu adalah benar,mereka juga butuh istirahat.
"Iya kamu benar Pram,seharusnya Aku tidak egois".
Pramudya menggenggam tangan Arlita.
" Terkadang kita tidak sengaja menjadi egois tanpa kita sadari bahwa apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan.
" Apa kamu pernah bersikap egois?
Pramudya duduk di pinggir ranjang lalu tangannya menggenggam tangan Arlita.
"Pernah,apalagi sikap egoisnya itu menyangkut tentang kamu".
Arlita mengerutkan keningnya
"Maksud kamu apa Pram Aku ngga ngerti?
"Biar Aku jelasin ya!
" Hem".
"Ar!
" Ya".
"Aku minta maaf jika kata-kata ku membuat kamu nanti tidak nyaman nanti jadi tolong apapun yang Aku lakukan adalah yang terbaik buat kamu".
" Aku jadi tambah bingung, Pram sebenarnya kamu mau mengatakan apa? tanyaku penasaran.
"Aku...!
" Iya,Aku kenapa?
"Aku ingin menikahi kamu".
"Jedar!
Arlita terkejut dengan apa yang baru saja laki-laki itu katakan,Dia menarik tangannya yang di pegang oleh Pram.
"Apa Pram,kamu melamar Aku?tanyanya tidak percaya.
" Iya".
"Itu tidak mungkin Pram, kita masih sekolah, SMA belum lulus mana bisa menikah?
"Kenapa tidak, umur kita sudah cukup lagipula kita sudah mempunyai KTP jadi sah-sah saja kalau kita menikah sekarang.
" Sudahlah Pram bercanda kamu tidak lucu tahu".
Pramudya menyipitkan matanya.
"Bercanda?Aku tidak lagi bercanda Ar Aku serius".
Arlita hanya terdiam.
"Aku menunggu jawaban kamu secepatnya,maaf untuk hal ini Aku bersikap egois.
bersambung