NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / CEO
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Five Vee

Putri Regina Prayoga, gadis berusia 28 tahun yang hendak menyerahkan diri kepada sang kekasih yang telah di pacari nya selama 3 tahun belakangan ini, harus menelan pahitnya pengkhianatan.

Tepat di hari jadi mereka yang ke 3, Regina yang akan memberi kejutan kepada sang kekasih, justru mendapatkan kejutan yang lebih besar. Ia mendapati Alvino, sang kekasih, tengah bergelut dengan sekretarisnya di ruang tamu apartemen pria itu.

Membanting pintu dengan kasar, gadis itu berlari meninggalkan dua manusia yang tengah sibuk berbagi peluh. Hari masih sore, Regina memutuskan mengunjungi salah satu klub malam di pusat kota untuk menenangkan dirinya.

Dan, hidup Regina pun berubah dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22. Masih, Di Rumah Sanjaya.

“Lagi pula mereka melakukan apa saja sih pa di dalam? Perawatan atau mengerami telur?”

Tanya William kembali. Ia benar-benar sudah bosan menunggu. Namun, para wanita itu tak kunjung keluar.

“Setau papa, mereka melakukan spa. Setelah itu perawatan wajah dan rambut.” Jawab pak Antony sembari bermain video game.

“Spa?”

Mata William membulat, bukannya dalam rangkaian perawatan tubuh itu, pasti di akhiri dengan berendam di air susu? Itu artinya Regina sudah tidak datang bulan lagi?

Pria itu menghitung jarinya sendiri. Mengingat sejak kapan si boy dan girl, tidak bertegur sapa.

“Sudah lima hari. Kurang ajar, dia menipuku. Awas kamu, Hon.”

“Siapa yang menipu mu, Will?” Tanya sang papa.

Seketika pemuda itu mengatupkan bibirnya.

‘Sial,, pendengaran papa tajam sekali.’

“Ti-tidak ada, pa. Ini temanku, katanya mau datang nanti malam, tetapi tidak jadi.”

Pak Antony hanya manggut-manggut. Membuat William bisa bernafas lega.

Bosan menunggu, William pun mengambil ancang-ancang untuk bangkit.

“Mau kemana kamu?” Tanya sang papa ketika melihat pergerakan kaki putranya.

“Mau ke ruang perawatan.” Ucapnya enteng.

“Untuk apa? Kamu tau, mereka di sana pasti setengah naked, jangan macam-macam.”

“Lagi pula, di dalam cuma mereka, dan para terapis itu tidak mungkin membuka pakaian mereka juga kan?”

“Ia, tapi di dalam ada Regina. Kamu mau melihat dia menggunakan handuk?”

William mencebik kesal.

‘Aku bahkan sudah sering naked bersamanya, pa.’

Ia pun kembali menjatuhkan pantatnya di atas karpet, yang mengalasi lantai granit ruang keluarga itu.

“Kamu ini kenapa sih Will? Yang di dalam bersama mama dan adikmu itu, cuma sekretarismu. Begitu saja sampai uring-uringan.”

‘Dia sekretaris plus-plus ku, pa.’

“Ya… ya siapa tau terjadi sesuatu dengannya di dalam. Aku sebagai atasan harus bertanggung jawab kan? Dia datang kemari bersamaku.”

Plak!!

Pak Antony memukul gemas lengan putranya.

“Aw.. kenapa memukulku?” Ucap William sembari mengusap lengannya yang terasa panas.

“Kalau terjadi sesuatu di dalam. Mereka pasti sudah berteriak keluar ruangan.”

Pria paruh baya itu menghela nafasnya pelan.

“Lagi pula, mereka hanya melakukan perawatan kecantikan ini, bukan yang aneh-aneh. Jika Regina bertambah cantik, yang beruntung itu kamu.”

William memicingkan mata mendengar ucapan sang papa.

“Maksud papa apa?”

“Iya lah kamu yang beruntung, setiap hari mata mu di manjakan dengan pemandangan yang sangat indah.” Ucap pak Antony sedikit berbisik.

“Tunggu? Jangan katakan jika selama 2 tahun ini, papa curi-curi pandang dengan Regina?”

Pak Antony mengalihkan pandangannya kembali ke arah televisi. Ia sedikit mengusap tengkuknya.

“Ya.. siapa juga yang tidak betah setiap hari bersama gadis cantik.”

Mata William membola sempurna.

“Pa. Jangan kurang ajar. Ingat umur. Berani-beraninya papa mengkhianati mama.”

Nafas William memburu, bukan karena memikirkan sang mama. Tetapi ia memikirkan, bagaimana papanya menatap Regina selama ini.

Melihat reaksi putranya, pak Antony pun terbahak. Ia sampai melepas stick game, yang ia pegang. Kemudian mengusap sudut matanya yang sedikit berair.

“Malah tertawa, apanya yang lucu? Dasar orang tua..” William tak melanjutkan ucapannya, tak mungkin ia terang-terangan mengumpat sang papa.

“Apa? Papa hanya bercanda.” Tangan pria tua itu menepuk-nepuk bahu putranya.

“Papa sudah menganggap Regina putri papa, bagaimana bisa papa malah melecehkannya, walau hanya memelalui pandangan mata?”

“Papa serius?”

Pak Antony menganggukkan kepalanya.

“Papa sangat serius, karena itu papa ingin Regina mendapatkan pria yang lebih baik dari kekasihnya yang sekarang.”

Sudut bibir William sedikit terangkat. Sepertinya ia mendapatkan lampu hijau untuk mendekati Regina.

“Pa, bagaimana dengan aku? Apa masuk kriteria papa?”

Pak Antony memindai sang putra dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sedetik kemudian kepala pri paruh baya itu menggeleng.

“Kamu terlalu nakal, untuk gadis sepolos Regina.”

Bibir William menganga mendengar kalimat yang di ucapan oleh pria yang telah membuatnya ada di dunia ini.

‘Gadis polos? Ya, dia memang sudah bisa polos bersamaku pa.’

*****

Menunggu memang hal yang paling membosankan, dan melelahkan. Untuk menghalau rasa bosannya, William memutuskan merebahkan diri di dalam kamar.

Sebentar lagi jam makan siang tiba. Namun para wanita yang rencananya akan memasak, justru belum keluar dari ruang perawatan kecantikan.

“Tau begini, aku beralasan menemui klien saja. Dengan begitu, aku bisa mempertemukan boy dan girl, sepuasnya.” Gerutu William.

Pria berusia 32 tahun berguling ke kanan dan ke kiri di atas peraduannya.

“Ah, Honey. Suatu hari nanti, kita akan mempertemukan boy dan girl, di atas ranjang ini. Pasti sangat menyenangkan Honey.”

Tangan pria itu terulur meraih guling yang selalu tersedia di atas ranjangnya. Ia kemudian memeluk erat bantal panjang itu, membayangkan itu adalah sosok Regina. Wanita yang telah mencuri hatinya.

“I love you, so much. Regina Prayoga.”

Mata William pun perlahan terpejam. Dan entah berapa lama pria itu terlalap. Ia merasa ada yang memeluk tubuhnya dari belakang.

Memaksa memisahkan kelopak mata. William menoleh kesamping, mendapati Regina yang sedang tersenyum menatapnya.

“Honey. Sudah selesai perawatannya?”

Wanita itu mengangguk. William kemudian meraih bahunya, menenggelamkan wajah Regina pada dada bidangnya.

“Aku merindukanmu.”

“Aku juga merindukanmu.” Balas wanita itu mendongak.

Tanpa pikir panjang, William menyatukan bibir mereka berdua. Menyesap secara bergantian. Meresapi rasa manis dari lips balm, yang di gunakan wanita itu.

“Aku menginginkan mu, Honey.” Suara William mulai serak.

“Jangan menipuku, kamu sudah selesai datang bulan kan?”

Regina tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.

Setelah itu William menggulingkan tubuh kekarnya, merubah posisi membuat Regina berada di bawahnya.

“Are you ready, Honey?”

Saat hendak memulai mempertemukan boy dan girl, tiba-tiba William merasa ada yang memukul lengannya dengan kencang.

Membuat mata pria itu seketika terbuka sempurna. Ia melihat sang mama sedang bertolak pinggang berdiri di pinggiran tempat tidur.

“Bangun Will.!!”

“Ma-mama? Sejak kapan mama disini?” William gelagapan, ia takut sang mama melihatnya bersama Regina.

“Sejak kamu mengigau— are you ready, Honey?”

William menelan ludahnya kasar.

“Honey?” Seketika ia melihat sesuatu yang di kukungannya. Hanya ada guling. Dimana Regina?

Kepala William berputar ke segala arah, mencari keberadaan Regina. Namun ia tak menemukan wanita itu.

“Apa? Kamu mencari Honey, Honey mu itu? Hah?” Tanya sang mama dengan mata yang membola.

“Makanya cepat cari pasangan. Supaya kamu tidak mimpi yang aneh-aneh.”

“Mimpi?.”

“Cepat bangun!! Kita hanya menunggu kamu saja untuk makan siang. Kamu justru mimpi yang aneh-aneh disini..”

Nyonya Aurel mencebik, ia kemudian merotasikan tubuhnya, meninggalkan sang putra. Namun sebelum benar-benar keluar, wanita paruh baya itu kembali berucap.

“Sebelum turun, periksa dulu celana kamu, siapa tau basah.”

“Hah?”

Seperti tersugesti ucapan sang mama, kepala William pun menunduk melihat celananya.

“Ah, apa sih mama.” Pria itu memukul-mukul sisi ranjang kosong di sampingnya.

“Sial.. hanya mimpi.. awas kamu Regina. Malam ini, tamat riwayatmu..”

.

.

.

Bersambung

1
Yenny Kesuma
Luar biasa
Suzanne Shine Cha
wachhh seruuu dan lucu dech kamuu Thorr brarti kita se angkatan trnyata 🤣🤣🤣🙈🙈💝💝💝💪🏼💪🏼💪🏼bttp mgt Thorr 👍🏻👍🏻🌹🌹🌹
Suzanne Shine Cha
/Facepalm/🤣🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Sustika Ekawati
aku mampir baca ya thor
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
kalau kiraan tepat ada lebihan hari contoh 1bln - 4 minggu 2 hari🤭
Nining Chili
👍👍👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
aduinaaa🤣🤣🤣
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
lagaknya kayak pria suci🤣🤣🤣🤣
Mutiah Siti Musthofa
ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
so sweet🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
ternyata si BOY anak yg rajin juga yaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ika Wahyuni
ah boy kamu nakal ya🤭
Surati
bagus
Meimei Memei
Luar biasa
@arieyy
ku lihat...lihat....ku buka bab nya ...mampir lahhh🤣🤣🤣
Rohimatul Amanah
Luar biasa
SariRani
Kereeen!! Suka semua karakternya thor ❤️🥳
Eka Uderayana
secangkir kopi buat author ☕
Eka Uderayana
wkwkwkwk 😁...GE er
andrana maula
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!