Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Ancaman Andrew
Bryan tergesa masuk ke dalam rumah sesampainya ia dari Surabaya. Yang ia tuju pertama kali adalah kamarnya bersama Kirana. Saat ia tak melihat keberadaan Kirana di kamar, Bryan bergegas ke kamar anak-anak.
Nihil, tak ada satu orang pun yang ia lihat di kamar anak-anaknya. Pandangannya mengarah pada rak yang biasanya berisi mainan Reva dan alat olah dada Ryan. Rak itu pun terlihat kosong.
Bryan membuka lemari pakaian anak-anaknya. Tak tersisa pakaian di dalam lemari kamar itu, menandakan kalau anak-anaknya tidak berada di rumah itu lagi.
Bryan panik. Beberapa kali ia mengusap kasar wajahnya. Tak lama ia berhambur ke luar untuk mencari informasi dari ART-nya.
"Bi! Bibi!" Bryan berlari menuruni anak tangga sambil berteriak dengan suara menggelegar. Seakan tak perduli jika saat ini waktu sudah menunjukkan jam 03.00 pagi.
"S-saya, Pak?" Bi Sumi yang tadi membukakan pintu rumah untuk Bryan langsung mendekat.
"Di mana ibu dan anak-anak?" tanya Bryan terlihat cemas.
Bi Sumi melihat wajah Bryan yang tampak lusuh dan kelelahan.
Bryan memang tak tertidur setelah bertemu dengan istrinya di apartemen Maudy kemarin malam. Bagaimana dia bisa memejamkan mata, sementara dirinya cemas dengan ancaman Kirana yang akan melakukan gugatan cerai.
"Ibu ... ibu pergi membawa anak-anak, Pak." Bi Sumi langsung tertunduk. Bi Sumi tak menyangka majikannya itu sampai hati menyakiti hati istrinya sendiri dengan berselingkuh. Padahal, kurang apa istri majikannya itu? Cantik, baik, perhatian dan sayang terhadap keluarga. Sungguh, hanya pria bod0h yang tega menyakiti hati wanita seperti Kirana. Itu yang ada dalam pikiran Bi Sumi.
"Pergi? Pergi ke mana, Bi?" tanya Bryan, cemas jika Kirana sampai pergi ke rumah orang tua istrinya di Bandung.
"Katanya sih ke rumah Pak Andrew, Pak."
Kirana sempat mengabari Bi Sumi untuk memberitahu Bryan jika ia bersama anak-anaknya menginap di rumah Andrew. Itu atas pernyataan Andrew sendiri.
Bryan mendengus kasar seraya mengacak rambutnya. Jika Kirana berada di rumah Andrew, alamat kakaknya itu tahu apa yang telah ia lakukan kepada Kirana.
Bryan kembali berlari ke arah anak tangga menuju kamarnya. Dia mencuci wajah lalu berganti pakaian. Tak lama ia pun turun dan pergi dari rumahnya. Tujuannya tentu saja ke rumah Andrew menyusul istri dan kedua anaknya.
Hanya tiga puluh menit waktu yang ia butuhkan untuk sampai di rumah kakaknya itu. Namun, sesampainya di rumah Andrew, Bryan tak berani turun dan menekan bel di dekat pintu. Karena ia yakin semua orang di dalam rumah itu masih tertidur.
Bryan memilih menunggu waktu shubuh tiba dan beristirahat di dalam mobilnya, karena ia sangat lelah, dua malam tak bisa terlelap.
Ketika adzan shubuh berkumandang, Bryan terbangun dari tidurnya. Dia merentangkan tangannya merenggangkan otot-ototnya dan menguap lebar.
Matanya mengarah ke rumah Andrew. Terlihat lampu teras sudah padam, artinya ada penghuni rumah yang sudah terbangun.
Bryan keluar dari mobil dan berjalan ke pintu gerbang. Dia berharap ada yang segera membukakan pintu untuknya.
Sementara terlihat beberapa orang berjalan menuju melintas dan memperhatikannya. Mungkin mereka merasa curiga karena dia datang berkunjung pagi-pagi sekali.
"Saya adiknya Pak Andrew, Pak." Agar mereka tak terus curiga, Bryan memperkenalkan dirinya pada warga yang akan beribadah di masjid.
Tak ada lagi tatapan curiga setelah Bryan memperkenalkan dirinya. Warga yang hendak ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah pun melanjutkan langkahnya.
Kurang lebih sepuluh menit menunggu, akhirnya pintu rumah Andrew terbuka. Bi Jum terlihat berlari menghampiri gerbang membuka pintu untuk Bryan.
"Bi, istri saya sama anak-anak menginap di sini?" tanpa mengucap salam, Bryan langsung menanyakan keberadaan istri dan anak-anaknya kepada Bi Jum.
"Silakan masuk dulu, Pak." Tak menjawab pertanyaan Bryan, Bi Jum justru mengunci kembali pintu gerbang dan masuk ke rumah.
Sebelumnya Bi Jum sudah dikomadoi Andrew untuk tidak memberi informasi apa pun tentang Kirana dan anak-anak kepada Bryan. Sudah pasti Bi Jum memilih bergeming tak membalas pertanyaan Bryan.
Bryan menggaruk tengkuknya karena Bi Jum tak acuh padanya. Dia lalu mengikuti Bi Jum masuk ke rumah.
Bryan melangkah ke kamar tamu rumah Andrew. Kamar yang biasa ditempati keluarganya jika kebetulan menginap di rumah Andrew. Berharap Kirana dan anak-anak di sana, Namun, ketika tak mendapati mereka bertiga, Bryan tampak kecewa.
"Bryan?"
Suara Winda dari arah tangga membuat Bryan terkesiap. Dia memutar tubuhnya menoleh pada Winda.
"Cari siapa?" tanya Winda kemudian.
"Hmmm, Kirana sama anak-anak menginap di sini, Mbak?" tanya Bryan sedikit gugup.
"Nggak, kok. Mereka nggak menginap di sini," jawab Winda melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.
Bryan terperanjat mendengar jawaban Winda. Sementara ART di rumahnya mengatakan Kirana membawa Ryan dan Reva ke rumah Andrew.
"Mereka nggak di sini, Mbak?" Bryan kembali bertanya, seperti tak percaya ucapkan Winda.
"Mas-mu menunggu kamu di ruang keluarga lantai atas." Winda memang diperintah Andrew untuk memanggil Bryan ke atas. Sementara dirinya turun dan memilih bergabung dengan ART di dapur karena suaminya akan menyelesaikan urusannya dengan Bryan dengan cara laki-laki.
Bryan melirik ke atas tangga. Perasaannya sudah tak enak. Dia merasa kalau kakaknya sudah tahu tentang perselingkuhannya walaupun Kirana tak ada di rumah Andrew saat ini. Apalagi tatapan mata Winda tadi tampak berbeda kepadanya.
Bryan akhirnya melangkah menuju lantai atas setelah Winda meninggalkannya. Dia mendapati Andrew berdiri di dekat pintu balkon ruang keluarga.
"Mas panggil aku?" tanya Bryan.
Andrew membalikkan tubuhnya lalu berjalan menghampiri Bryan dengan langkah santai. Ketika sampai di depan Bryan, sebuah tinju langsung ia layangkan ke wajah adiknya itu.
Buugghh
Bryan terkejut hingga tubuhnya limbung sambil memegang hidungnya yang terkena sentuhan kasar kepalan tangan Andrew.
Belum sempat dia meminta penjelasan dari sang kakak, tiba-tiba Andrew menarik jaket Bryan hingga tubuhnya kembali mendekat pada Andrew.
Buugghh
Kali ini serangan yang diberikan Andrew lebih kencang hingga Bryan tersungkur ke lantai.
"Kamu benar-benar nggak punya otak, Bryan! Bikin malu keluarga!" geram Andrew penuh emosi. "Kamu seperti melempar kot0ran ke muka Mas-mu ini!" Bryan menggunakan namanya saat meminta izin pada Kirana ketika ingin menemui Maudy dengan alasan ada bisnis dengannya, padahal Andrew sama sekali tak mengetahui hal itu. Kirana bisa saja menganggap dirinya mendukung atau menutupi perselingkuhan Bryan.
"Maaf, Mas. Aku bisa jelaskan soal itu." Bryan berkilah dan mencoba membela diri.
"Apa lagi yang mau kau jelaskan, hahh?! Kau sudah bikin kacau rumah tanggamu sendiri! Apa kamu nggak memikirkan efek dari ulahmu bagi anak-anakmu, Bryan?" Andrew menyesali kebod0han adiknya itu. Sebenarnya Andrew kurang puas ingin menghadiahkan tinju kembali. Namun, dia harus menahan diri, kalau dia terus melakukan serangan pada Bryan, bisa-bisa adiknya itu langsung masuk IGD.
"Bisa-bisanya kamu selingkuh dengan. sahabat istrimu sendiri, Bryan! Apa kau sudah gila, hahh?" Meskipun Bryan adik kandungnya dan Kirana hanya adik ipar. Namun, ia tak bisa membenarkan tindakan Bryan yang mengkhianati pernikahannya dengan Kirana.
"Sekarang Kirana sedang mengajukan gugatan cerai. Mas nggak mau tahu! Kalau kamu nggak bisa meluluhkan hati Kirana agar kalian nggak bercerai, jangan anggap Mas sebagai kakakmu lagi! Mas akan laporkan ulahmu ini ke papa!" ancam Andrew pada Bryan. Yang menjadi pertimbangan Andrew tentu saja anak-anak, karena kedua anak Kirana dan Bryan masih kecil dan butuh bimbingan dari kedua orang tuanya secara berdampingan.
*
*
*
Bersambung ...
wes gass buruan jadi janda Na
duda tajir melintir sudah menanti kamu,,eeh
dijamin aman dari Bryan
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,
Semua sudah jelas Bryan.
Jangan persulit kalau Kirana minta cerai