【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 #
Saat melihat kea rah sumber suara, rupanya Andra memperhatikan kami. Ia lalu mendekat dan membuatku gugup, aku khawatir Andra akan berpikir macam-macam setelah melihat tangan Andre yang masih melekat di punggung tanganku.
“Jangan rebutan, aku aja yang bawa!” Seru Andra. Ia pun memberi isyarat pada Andra untuk mengikutinya ke ruang tengah.
Setelah kepergian keduanya, aku menghembuskan napas panjang. Tiba-tiba dadaku berdebar dan aku
merasakan ada yang aneh. Aku mengusap wajahku dan merasakan pipiku menghangat.
“Perasaan apa ini?”
Aku pun segera mengusir segala prasangka yang bukan-bukan dalam hati, lalu bergegas mencuci tangan dan meninggalkan dapur.
Saat akan masuk ke dalam kamar, Andre tiba-tiba mencegahku.
"Duduk di sini, mba. Nonton TV dulu yuuk." Ajaknya.
“Ahh, nggak. Mba mau beres-beres isi lemari dulu!" Jawabku menolak.
Aku tahu, jika terus bersama mereka, mungkin aku akan lebih menyukai mereka daripada suamiku.
Karena sudah jelas, mereka bahkan terlihat lebih baik dari mas Chris.
Meski Andre tampak kecewa, aku bergegas masuk ke dalam kamar, lalu meminum jamu sari rapet yang masih ku miliki.
Tidak hanya itu, aku pun kini mengkonsumsi buah pari joto pemberian ibu mertuaku secara rutin. Aku
ingin segera memiliki momongan jika Tuhan berkehendak, mungkin dengan hadirnya seorang anak,mas Chris akan lebih sayang padaku.
Pukul empat sore, aku sudah selesai memasak semua makan malam kami berempat. Aku segera mandi dan berdandan cantik untuk menunggu kepulangan mas Chris.
Seperti apa yang dia inginkan, aku tidak lagi memakai daster meski hanya berada di dalam rumah selama seharian. Aku memakai dress selutut lengkap dengan riasan wajah yang flawless dan rambut yang tergerai lurus. Aku berharap, semua usahaku akan membuahkan hasil.
Mungkin perkataan mas Chris waktu itu benar, ia kehilangan g4ir4h karena penampilanku yang kurang menarik saat berada dirumah.
"Wah,mba Ketty mau kemana? Cantik benar!" Tanya Andra. Aku membuka pintu kamar dan hendak keluar tepat saat ia lewat di depan kamarku.
“Ehh,mau nunggu Mas Chris, Ndre." Jawabku
“Kok cantik bener, sih!” Pujinya. Aku hanya tersenyum menanggapi laki-laki yang usianya hanya terpaut dua tahun dariku.
Aku duduk di ruang tamu sambil membawa ponsel, berselancar di sosial media milikku sambil membaca curhatan para tetangga lewat status mereka.
Menit demi menit berlalu, hingga hari semakin malam, mas Chris tak kunjung pulang. Saat terdengar suara sepeda motor mendekati rumah, aku bergegas membuka pintu, berharap itu adalah suamiku.
"lho,mba.Ngapain? Nungguin aku ya?” Tanya Andre sambil tersenyum. Rupanya sejak tadi aku tidak
melihat laki-laki itu karena ia sedang tidak ada di rumah.
“Kamu Ndre. Aku kira mas Chris." Jawabku kecewa. Namun kekecewaan itu tidak terlalu besar setelah
Andre menyodorkan sekantong plastic berisi banyak sekali makanan ringan hingga coklat dan es krim.
“lho,ini buat siapa?"tanyaku.
"Buat mba Ketty, dong. Mas Chris belum pulang, ya?' tanyanya.
“Belum.”
“Masuk, yuk, mba. Nanti masuk angin”. Ajaknya.
Kami berdua pun masuk bersama. Saat sampai di ruang tengah, Andra sedang menonton TV sendirian.la menatap aku dan Andre.
“Mau camilan, nggak"? Aku menyodorkan kantong kresek dai Andre pada Andra.
"Buat mba Ketty aja." Tolak Andra. Aku pun hanya mengangguk pelan.
“Sepertinya Mas Chris lembur. Kita makan dulu aja, yuk.” Ajakku pada mereka setelah meletakkan
pemberian Andre ke dapur serta memasukkan es krim ke dalam kulkas.
“Mas nggak kirim pesan atau telepon gitu, mba?". Tanya Andre.
“Nggak, mungkin terlalu sibuk sampai lupa ngasih kabar”. Jawabku.
Kami bertiga akhirnya memutuskan makan malam lebih dulu. Menunggu mas Chris yang tidak pasti
kepulangannya hanya akan membuatku resah. Padahal dia biasa bekerja sambil membawa ponsel,
seharusnya sempat memberi kabar meski hanya sebaris pesan.
Setelah makan malam kami selesai, seperti bias am Andre dan Andra membantuku membereskan meja
makan. Keduanya juga mencuci piring mereka masing-masing.
"Memangnya mas Chris sering lembur ya, mba?”. Tanya Andra.
“Kadang-kadang aja sih. Tapi ya, begitulah. Meskipun lembur, uang gajinya tidak selisih jauh,” Jawabku.
"Wah, yang benar? Bukannya uang lemburan itu lebih besar dari uang yang dibayar di jam kerja normal,ya? Setahuku sih gitu, mba”. Sela Andre.
“lya benar. Harusnya gitu, mba.” Andra setuju.
Aku hanya tersenyum, tidak terlalu menanggapi perkataan mereka. Karena selama ini,aku memang
tidak pernah tahu jumlah pasti gaji yang di terima mas Chris.
Setiap bulan, aku tidak melihat adanya slip gaji. Namun mas Chris selalu memberitahuku jika gajinya sesuai dengan UMR di kota kami. Jika ada lebihnya pun, mas Chris mengatakan jika jumlahnya tidak banyak.
Setelah selesai membereskan semuanya, aku kembali ke kamar, merebahkan tubuhku yang lelah juga pikiran yang resah.
Tidak disangka, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku tidak sadar jika tertidur dan
langsung bangun mencari keberadaan mas Chris.
Aku keluar dari, kamar terdengar suara televise masih menyala. Aku berjalan sempoyongan kearah
ruang tengah.
"Mas, sudah pulang?” tanyaku sambil mengucek kedua mataku.
“Mba, mas Chris belum pulang loh”. Jawab seseorang. Rupanya bukan mas Chris. Itu adalah Andre.
“Ohh, kamu Ndre. Mba kira mas Chris." Ucapku sembari duduk di kursi kayu di dekat Andre yang
tengah berbaring di atas karpet lantai.
“Kalau lembur sampai malam banget, ya?”Tanyanya.
"Ya,kadang-kadang.Kok kamu belum tidur?"
"Belum ngantuk." Jawabnya.
Akupun terdiam, melihat layar televisi yang menayangkan film superhero. Andre tampak antusias menyaksikan film itu, sementara aku mulai cemas karena mas Chris tak kunjung pulang.
Rasa ngantukku pun hilang, aku ke dapur dan membuka lemari es, mengambil dua buah es krim coklat dan membawanya ke ruang tengah.
"Dimakan Ndre." Ucapku sambil menyodorkan satu es krim ke depan adik iparku.
“Buat mba Ketty aja." Tolaknya.
“Kamu kan beli 3, masi ada sisa 1 di kulkas, kok. Biar esok dimakan Andra”. Ujarku.
Andre pun mengangguk. Ia menerima es krim dari tanganku dan membuka bungkusnya, melahapnya
dengan cepat sambil menatap focus pada layar televisi.
Aku pun turut menikmati film mesku pada dasarnya aku tidak terlalu suka genre film yang ditayangkan.
Rupanya, film hampir selesai. Di akhir cerita, dua tokoh utama hidup bahagia. Kisah diakhiri dengan
penampilan mesra kedua tokoh.
Aku mematung sesaat, menatap layar televise dengan serius. Kedua tokoh tampak sangat bersemangat.
Pikiranku melayang membayangkan yang bukan-bukan.
Aku rindu masa di mana aku dan mas Chris masih menjadi pengantin baru diawal pernikahan.
Tanpa aku sadari, Andre memperhatikanku diam-diam. Dia tersenyum samar saat aku meliriknya. Aku pun malu, karena terlalu menghayati adegan romantik di film itu.