NovelToon NovelToon
AKU YANG DIANGGAP HINA

AKU YANG DIANGGAP HINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Perut itu harusnya di isi dengan janin, bukan dengan kotoran mampet!”

Ara tak pernah menyangka, keputusannya menikah dengan Harry—lelaki yang dulu ia percaya akan menjadi pelindungnya—justru menyeretnya ke dalam lingkaran rasa sakit yang tak berkesudahan.

Wanita yang sehari-harinya berpakaian lusuh itu, selalu dihina habis-habisan. Dibilang tak berguna. Disebut tak layak jadi istri. Dicemooh karena belum juga hamil. Diremehkan karena penampilannya, direndahkan di depan banyak orang, seolah keberadaannya hanyalah beban. Padahal, Ara telah mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan mimpinya, demi rumah tangga yang tak pernah benar-benar berpihak padanya.

Setelah berkali-kali menelan luka dalam diam, di tambah lagi ia terjebak dengan hutang piutang—Ara mulai sadar: mungkin, diam bukan lagi pilihan. Ini tentang harga dirinya yang terlalu lama diinjak.

Ara akhirnya memutuskan untuk bangkit. Mampukah ia membuktikan bahwa dia yang dulu dianggap hina, bisa jadi yang paling bersinar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

“Ara, kamu bisa tolong baca ulang lagi, isi email yang tadi kamu kirim ke vendor?” Elan menatap Ara dari balik laptopnya.

Ara tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan ekspresi kesal di wajahnya. Semenjak pertemuan tadi siang, Elan berubah menjadi pribadi yang sangat detail. Bahkan terlalu detail, sampai-sampai membuat Ara sedikit naik darah. “Tadi saya sudah kirimkan sesuai draft yang Bapak setujui.”

Elan menyandarkan punggung ke kursi sambil menatap layar laptopnya. “Saya tau. Tapi, saya kepengen dengar dari mulutmu sendiri. Biar jelas, kamu beneran paham atau cuma asal kirim.”

Ara menahan napas, lalu membaca ulang email yang sudah ia hafal di luar kepala. Jemarinya mengepal saat melihat sudut bibir Elan yang terangkat. Dia tau, pria itu sengaja mengusiknya.

Setiap jam kerja, Elan selalu punya permintaan aneh. Teh harus diseduh tepat dalam waktu tiga menit, bubuk kopi harus di tuang secuil demi secuil, tisu di meja harus disusun menghadap ke kiri. Bahkan Ara harus menutup tanggal merah di kalender dengan tipe-x.

Yang lebih membuat Ara jengkel adalah, Ara harus mengingat semua meeting tanpa mencatat. Dan—Elan bilang itu hanyalah “ujian kecil.”

Ara hanya mampu beristighfar di dalam hati, jangan sampai ia kelepasan menonjok sang CEO yang belum sampai 24 jam sudah berhasil membuat darahnya mendidih.

“Bagus, ternyata kamu beneran kerja ya.” Elan mengulum senyum. Jelas ia tau, Ara tengah menahan kesal.

...****************...

Puspa dengan lincah mengikuti Harry ke ruangan arsip. Ia ceria, ringan diajak bicara, dan ... selalu tersenyum dengan mata yang menyala.

Bohong jika Harry tak terusik dengan wanita yang kepribadiannya berbanding terbalik dengan sang istri. Sedari tadi, ia mencuri-curi pandang ke arah Puspa.

Harry tersentak kala Puspa menatapnya, ia lekas membuang wajah.

“Mas Harry, kertas laporan bulan ini harus diurut dari belakang atau depan, ya?” Puspa tersenyum simpul, ia sudah menyadari sejak tadi kalau Harry diam-diam memperhatikan dirinya.

Harry cepat-cepat menoleh, ia tersentak. Puspa berdiri di hadapannya, dekat sekali. Terlalu dekat, sampai-sampai wangi parfumnya yang tipis dan manis langsung menyeruak ke indera penciuman nya.

“Urut dari bulan lalu ke bulan ini,” jawab Harry agak pelan, dengan napas tertahan.

“Baik, Mas.” Puspa mengangguk, lalu tersenyum penuh maksud. “Oh iya, Mas ... boleh jujur nggak? Mas tuh kayak aktor drama Korea versi Indonesia, loh.”

Harry terkekeh kecil. “Ada-ada aja kamu ini, Pus. Baru kali ini saya dibilang gitu. Biasanya dibilang kayak guru matematika.”

Puspa tertawa renyah. Namun, terdengar merdu di telinga Harry. Dan saat mata mereka bertemu … mendadak suasana menjadi hening dan—panas.

Hanya suara detak jantung mereka yang berlomba-lomba. Puspa memberanikan diri untuk menggelayutkan kedua tangannya di leher Harry. Wajahnya semakin mendekat.

Harry meneguk kasar ludahnya, ia nyaris tergoda. Namun, Harry segera tersadar dan langsung mengambil langkah mundur. “Kamu cepat aja selesain ini, ya. Kalau udah, lapor ke Pak Ardi.”

Setelah berkata demikian, Harry kembali ke meja kerjanya. Ia berusaha untuk kembali fokus bekerja, akan tetapi, pikirannya tak bisa lepas dari senyuman gadis itu. Ia terbayang-bayang oleh bibir Puspa yang basah dan terlihat menggugah.

.

.

Di tempat yang berbeda, Ara sedang duduk di pantry, mencoba mengatur napas setelah keluar dari ruang Elan. Ia membuka kotak makan siangnya—yang ia masak sendiri pagi tadi.

Baru saja ia menelan sesuap bekalnya, tiba-tiba saja, suara berat nan familiar terdengar dari belakang. “Makan apa kamu?”

Ara menoleh. Elan berdiri di sana, dengan kedua tangan di dalam saku, serta tatapannya yang menusuk.

“Tumis kulit singkong, Pak,” Ara terbatuk-batuk. Wajahnya merah padam.

“Ha? Tumis kulit singkong? Emang kulit singkong bisa di makan sama manusia, ya?” Kedua alis Elan menyatu, ia serius dengan pertanyaannya.

Ara menggenggam sendoknya kuat-kuat kala menyadari kesenjangan sosial di antara mereka. “Kebetulan saya kambing sih, Pak.”

Elan tersenyum miring. “Saya suka jokes ini. —Selesaikan makan siangmu, lalu ke ruangan saya.”

Ara mengangguk cepat. “Baik, Pak.”

...****************...

SW Grup, pukul 18.43

‘Alhamdulillah, bentar lagi pulang.’ Batin Ara riang seraya menatap jam yang berdetak di dinding.

Kurang lebih 15 menit lagi, sudah waktunya Ara untuk pulang. Namun, suara berat Elan mengagetkan Ara yang baru saja hendak menutup laptop.

“Lho, kamu sudah mau pulang?”

Ara memejamkan matanya sejenak sebelum ia menoleh pelan, berharap suara barusan hanya halusinasinya saja. Tapi, tentu saja tidak.

Elan berdiri di ambang pintu dengan satu map dalam genggaman. Ekspresinya puas, seperti anak kecil yang baru menemukan alasan menahan temannya di kelas saat bel pulang.

“Ada apa lagi, Pak?” tanya Ara lelah. Namun, senyuman pepsodent masih terukir di bibirnya.

“Ini laporan yang tadi siang kamu letakkan di meja saya. Kayaknya ada ... yang ganjel.”

Ara mengerutkan kening. “Bagian mananya, Pak?”

Elan membuka map, membolak-balik lembaran. ”Hmm ... saya belum tau. Tapi, feeling saya bilang ada yang ganjel. Feeling, loh. Feeling Itu penting.”

‘ALLAHUAKBAR!’ Di dalam hati, Ara menjerit. Lalu, Ara menahan napas. “Jadi Bapak belum baca? —Lalu, Bapak ngerasa ada yang ganjel?”

“Saya baru liat paragraf pertamanya, dan entah kenapa ... perasaan saya nggak enak.”

‘Di enakin aja, Tsaaaay ...!’ teriak Ara di dalam hati. Wanita itu menatap Elan serius. “Bapak bisa baca besok pagi, mungkin?”

Elan tersenyum manis, terlalu manis. “Tapi, saya nggak suka nunda-nunda kerjaan. Kalau banyak pikiran, nanti saya susah tidur.”

Ingin sekali Ara mencakar-cakar wajah Elan. Namun, yang hanya Ara bisa lakukan adalah—memejamkan mata dan mencoba menahan emosinya agar tak meledak seperti gunung merapi.

.

.

30 menit kemudian, di smoking area.

Ara menghela napas panjang, menarik jas krem miliknya rapat-rapat guna menahan dinginnya angin malam. Lalu, ia mengeluarkan ponselnya yang baru saja bergetar. Pesan dari Harry cukup membuat Ara mengernyit.

Harry : Sayang, aku pulang telat, ya. Lembur.

“Lembur? Tumben—biasanya nggak pernah,” gumam Ara. Namun, ia terlalu malas untuk merespon. Ia menyimpan kembali benda pipih itu, tanpa membalas pesan Harry.

Ara kembali membisu. Ia menatap langit, kemudian memejamkan mata, wajah Elan terlintas begitu saja. Ara menarik napasnya dalam-dalam, lalu menjerit sekuat hati. “DASAR, BOS RESEK! SANGAT MENYEBALKAAAAAAN ...!”

“WUUUHH, LEGAAAA!” jeritnya lagi. “Niat banget sih ngerjain aku! Bisa-bisanya dia nyuruh aku ngulang bikin file yang udah sempurna. Dan yang paling menyebalkan itu adalah setelah file baru jadi, lalu dengan seenak udelnya dia bilang ‘kayaknya yang lama lebih bagus’, KAYAKNYA YANG LAMA LEBIH BAGUS? HAAAAH! DIA LAGI AKTING JADI PEMERAN ANTAGONIS ATAU GIMANA? RASANYA, PENGEN TAK HIIIIIIH!” Ara meninju telapak tangannya sendiri.

“Kesel ya?”

Ara tersentak, terhenyak mendengar suara berat yang berasal dari sudut yang gelap. Kepulan asap rokok menyebar di area terbuka itu.

Jantung Ara berdegup kencang. Ia menebak-nebak, siapa gerangan orang yang sudah mendengar jeritan qalbu nya.

Namun, tubuh Ara seketika membeku ketika si pemilik suara keluar dari sudut tanpa cahaya itu.

“P—pak?!”

*

*

*

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kamu kan levelnya makan masakan makmu, masakan istri mah, buat makan gukguk komplek.. 🏃🏃🏃
Dae_Hwa💎: hussss, 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
waktu kerja kantoran gaya lo pongah har...boro² nyukupin nafkah istri...giliran kerja kyk begini ngeluh...dasar manusia bersyukur kau har
Dae_Hwa💎: betul. syukur² ada kerjaan. padahal halal
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
kesian😂😂😂 ( ketawa jahat )
Dae_Hwa💎: NGIAHAHAHHAHA
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
istianah istianah
apa" jngan" si erlan dan ara mau di makcomblangin sama si davin ya ,kalau bener bgitu se 7 aq , tak pantau terus sampe mereka menikah
Dae_Hwa💎: Bisa jadiiii~ pantau terus 🫵
total 1 replies
Tini Ratnadilla
wulan sama Davin aja, aku merestui....
Dae_Hwa💎: Kak, Davin punya ku 🙂‍↕️
total 1 replies
Mba Ayuu
the real karma yang sering dituduhkan sama ara
Dae_Hwa💎: betul.
sayangnya dia gak bersyukur. padahal halal.
total 1 replies
Miaaaoowww😸
si wulan disuruh ngapain itu sama si davin???
pinisirinnnnnn🤭🤭🤭
Dae_Hwa💎: Jangan-jangan~~~
total 1 replies
Miaaaoowww😸
bolehkah saya menculik yang namanya Hary???
Dae_Hwa💎: Mau di apain kak? 🙂‍↔️
total 1 replies
Miaaaoowww😸
gendeng banget jadi cowokk, pengen tonjok dehhhhh🤬🤬🤬
Dae_Hwa💎: Banting² ke lantai
total 1 replies
Sayur segar
ya gapapa sih. yg pnting kan tangan istrimu mulus. kau kan suka?
Dae_Hwa💎: Nah iya, kemarin di pujapuji
total 1 replies
Sayur segar
dsr gk tw brsyukur kau
Dae_Hwa💎: Betul sangat!
total 1 replies
Star Ir
suaminya keponakan saya aja buruh angkut di pasar gak kekurangan makanan kok, gpp gak bakal kelaperan. 😁😁
Dae_Hwa💎: Betul. Apapun itu, selagi halal dan mencukupi, syukuri. Biar berkah.
Sayur segar: betul tuh. memang si harry nya aja yg suka memandang rendah pekerjaan org.
total 2 replies
Sayur segar
ngomongin apa kalian woy 🤣
Dae_Hwa💎: bisik² 🙆🏼‍♂️
total 1 replies
Sayur segar
😆😆😆😆😆😆😆
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 1 replies
Sayur segar
apa jgn2 bapaknya elan ngejodohin sama cwe ini?
Dae_Hwa💎: Mungkinkah~
total 1 replies
Sayur segar
aku rasa si harry ngelarang ara kerja karna takut tersaingi
Dae_Hwa💎: itu sudah pasti, hahahah
total 1 replies
Tini Ratnadilla
selamat ara atas perceraiannya, semoga dapat ganti yang lebih baik
Dae_Hwa💎: Aamiin, pantau selalu 🙂‍↕️
total 1 replies
Mba Ayuu
siapa yang ingin diposisi ara, pasti semua wanita ingin lMenikah sekali seumur hidup. tapi kalau suaminya modelan Harry ya, nggak usah mikir 2 kali sih untuk pisah.
Dae_Hwa💎: betul, semua pasti pengennya sekali seumur hidup.
tapi kalau kyk Harry, sendiri lebih baik.
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
klo macam² manusia kadal ini dipenjarakan aj ra😡
Dae_Hwa💎: 🦎 : tolong jangan samakan daku dengannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!