Mengejar Cinta Yang Ditinggalkan

Reyhan membuka sedikit matanya untuk memastikan ekpresi Elia. Dan ternyata Elia sedang menatap wajahnya dengan mata yang besar. Tak ada rasa gentar atau takut sedikitpun seperti dulu.

Reyhan membuka kedua matanya dan melepas tangannya yang memegang dagu Elia. Elia terseyum mengejek saat Reyhan melepaskannya dan berbalik badan menjauh.

" Aku tahu sebenarnya tidak berani melakukannya kak. Karena aku tahu, kamu tak bisa melakukan itu dengan gadis yang tidak kamu cintai. " kata Elia

" Aku bahkan pernah melakukannya denganmu, tanpa ada rasa suka. Apa kamu lupa? Jika iya aku akan bantu mengingatnya. " kata Reyhan kembali mendekati Elia

" Karena dulu kamu mengalami masa di mana kamu merasakan kekecewaan yang mendalam, saat itu kamu butuh tempat untuk berlabuh dan berkeluh kesah. Tapi kamu tak punya seseorang itu, dan kamu melihat hanya aku saat itu, karena kebencianmu pada kakak ku, sampai kamu tak bisa mengontrol emosi, hingga khilaf datang menyerang. Walau kamu menyangkal tidak, tapi aku seorang dokter kak Reyhan. Aku memang bukan psikiater tapi aku punya teman yang ahli psikis, aku sering berbagi cerita tentang seseorang seperti dirimu. " kata Elia masih berdiri pada tempatnya.

" Aku memaafkanmu kak, jika kamu memang mengakui kesalahanmu. " kata Elia

" Jadi kamu menyalahkan aku dalam masalah ini. Kalian yang jelas jelas sudah mempermainkan aku. Kamu sengaja tak memberikan amplop itu pada Nihan bukan. Agar kakakmu bisa maju mendekati Nihan. " kata Reyhan emosi lagi jika mengingat Aldo.

" Sudah berapa kali kak aku memberitahumu, aku sudah menitipkan amplop itu pada kak Aldo. Aku tak pernah tahu jika saat itu kak Aldo menaruh rasa pada kak Nihan. Lagi pula bukankah saat itu aku memberikan nomor ponsel pada kakak? Kenapa kak Reyhan tak menanyakan sendiri pada kak Nihan, apakah sudah menerima amplop itu. Sebagai laki laki harusnya kak Reyhan menyatakan langsung, bukan hanya lewat selembar kertas. Dan satu lagi kak, jangan pernah asal menuduh seseorang, tanpa satu bukti nyata. Karena aku bisa menuntut hukum atas itu. Seseorang yang kamu cintai begitu dalam seperti itu, apa pernah menoleh kamu walau sebentar saat ini? Dia sudah bahagia dengan lelaki yang jauh bisa membahagiakannya. Dan orang yang kamu sia siakan terus ini, akan merasakan lelah, akan ada batas kesabarannya dalam menahan emosi. Dan saat itu, dia akan menyerah meninggalkanmu kak. " kata Elia kata Elia memilih pergi kembali ke kamarnya. Dia masih sakit hati terus disalahkan oleh Reyhan

Reyhan memilih menyingkir dari kamarnya, ia masuk dalam ruang kerjanya, merenungi setiap ucapan Elia. Memang benar semua ini dia sendiri ikut bersalah. Lagi pula hatinya untuk Nihan, juga sudah tergeser dengan posisi istrinya. Tapi sampai sekarang Reyhan masih sangat pengecut untuk menyatakan perasaannya.

Keduanya tenggelam dalam pemikiran masing masing. Elia mulai lelah harus menerima setiap tuduhan yang ditujukan padanya. Ia juga sudah berusaha berbuat baik untuk menebus kesalahan kakaknya selama ini, tapi kenapa Reyhan masih tak melihat dirinya, masih selalu menyalahkan dan mempermainkan seperti ini. Elia memilih tidur di kamarnya, tanpa berbalut selimut, begitu juga Reyhan, dia tertidur di kursi kerjanya.

Elia membuka matanya, dia merasakan sedikit demam karena tak berbalut selimut semalam, padahal ac kamarnya ia biarkan terus menyala, walau terasa dingin ia enggan untuk mematikan.

Elia hanya mencuci muka saja karena semua peralatan mandinya ada di kamar Reyhan. Ia berpikir saat ini Reyhan masih di kamarnya. Elia membuat sarapan seperti biasa, setelah selesai Elia menunggu Reyhan keluar di dalam kamarnya. Elia melihat jam di dinding sudah menujukan pukul delapan, hampir setengah sembilan. Tapi tak ada tanda tanda pergerakan Reyhan keluar kamar. Akhirnya Elia berpikir jika Reyhan sudah berangkat pagi untuk menghindarinya. Elia segera masuk ke kamar mandi Reyhan untuk mandi, hari ini ia tergesa gesa karena ada jadwal kuliah siang. Karena Elia berpikir Reyhan sudah berangkat ia tak mengunci pintu kamar, juga kamar mandinya sekarang ini.

Reyhan membuka matanya yang terasa berat, hampir pukul tiga dini hari ia baru bisa memejamkan matanya. Di lihat jam di dinding menunjukan pukul sembilan. Reyhan sempat melihat makanan tersedia di meja. Reyhan mengulas senyum di bibirnya, kebiasaan Elia, seberapa besar ia membenci Reyhan, atau dia sedang menghindari, Elia tak pernah melupakan kewajibannya untuk memasakan untuk nya.

Reyhan membuka kamarnya yang terlihat sepi, terdengar gemericik air, seperti seseorang sedang mandi, dengan pelan Reyhan melangkahkan kakinya maju selangkah demi selangkah, walau ragu ia tetap melangkah, perlahan ia membuka pintu kamar mandi. Di lihat tubuh istrinya yang tanpa sehelai benang pun, berdiri di bawah shower, dengan tangan terangkat ke atas sedang menggosok kepalanya, terpampang jelas lekuk tubuh istrinya tak tertutupi oleh sesuatu apapun.

Reyhan merasakan panas di tubuhnya, aliran darahnya seolah berhenti, hanya degup jantungnya yang berpacu sangat cepat. Matanya tak bisa berhenti menatap keindahan istrinya yang tak pernah ia lihat secara nyata.

Akal sehat Reyhan mulai diracuni dengan bisikan setan untuk menyentuh istrinya. Dia membuka kancing kemeja kerjanya satu per satu. Karena semalam memang ia sampai tak membersihkan diri atau berganti pakaian.

Reyhan menjatuhkan kemeja ke lantai begitu saja, dia membuka celananya dan menjatuhkan begitu saja, seperti seorang yang sudah teracuni pikiran kotor, Reyhan berjalan mendekati Elia tanpa menggunakan pakaian. Reyhan memeluk Elia dari belakang, yang sontak membuat Elia terkejut, dia membuka matanya karena saat ini dia memejamkan matanya karena terjatuhi air shower. Dia berusaha melepas pelukan itu, karena ia pikir Reyhan sudah berangkat kantor. Elia terus membuka dekapan itu, ia berusaha melepaskan diri tapi tak bisa, ia melihat wajah orang memeluknya itu, tapi wajahnya di taruh dalam tengkuk Elia. Elia dapat merasakan ada sesuatu yang keras menempel pada tubuhnya, membuatnya semakin ketakutan. Elia berteriak meminta pertolongan, dan sesekali memanggil nama Kak Reyhan.

" Tolong.... Kak Reyhan Tolong aku...... !!! " teriak Elia, ia terus berusaha keras melepas pelukan tangan di pinggangnya tersebut.

" Elia... Mari kita memulai semuanya dari awal, mari kita saling membuka hati kita, untuk menjalani biduk rumah tangga bersama. " kata Reyhan pelan dan tepat di telinga Elia

Seketika itu pula Elia terdiam dan tak bergerak. Ia kini tahu orang yang memeluknya saat ini adalah suaminya Sendiri.

Dan kata kata seperti inilah yang di tunggu oleh Elia selama ini. Dia sangat mementingkan sebuah kejelasan dalam rumah tangga yang ia jalani. Hati Elia benar benar tersentuh dengan tutur kata Reyhan. Ia tak pernah menyangka jika Reyhan bisa membuka hati untuknya, dan menurunkan ego balas dendamnya untuk menjalani ikatan cinta bersama dirinya.

Tunggu di episode selanjutnya,,

Apa yang akan di lakukan Reyhan ya....🤔🤔

Jangan lupa like dan beri gift untuk Author agar Author lebih bersemangat....ya... Salam Maniz...😘😘😘