Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 22. Kepentok cinta kulkas 10 pintu
Siang harinya, Azura tengah bersiap untuk pulang ke rumah. Beruntung tas miliknya dibawakan Leon ke rumah sakit. Semalam Leon benar-benar tidak tau mengenai peristiwa yang menimpa sahabatnya itu. Saat tau Azura tidak ada di club' malam dan meninggalkan tasnya, Leon menjadi panik. Lalu ia mencari tau kesana-kemari mengenai apa yang menimpa Azura, hingga manajernya pun memberikan kalau Azura hampir saja menjadi korban penculikan dan telah di bawa ke rumah sakit, paginya Leon pun bergegas mencari tahu keberadaannya karena itulah ia bisa tiba-tiba berada di rumah sakit.
Setelah mengambil tasnya, Azura lantas segera menelpon adiknya. Ia beralasan kalau di club' malam tempatnya bekerja ada party anak orang kaya yang terpaksa membuatnya lembur hingga subuh. Karena kelelahan akhirnya, ia menginap di kostan rekan kerjanya yang tak jauh dari tempatnya bekerja.
Beruntung Melodi tak banyak bertanya jadi ia bisa lebih tenang.
Baru saja Azura hendak pulang bersama Leon, tiba-tiba ada seorang polisi yang datang menemuinya. Ia mengatakan ingin meminta sedikit keterangan perihal kronologis penculiknya.
Azura pun menyetujuinya. Lalu ia pun ikut ke kantor polisi ditemani Leon. Setibanya di sana, ternyata Arkandra juga telah duduk santai di sebuah ruangan bersama seseorang yang berseragam polisi. Azura mengerutkan keningnya bingung melihat dokter galak ternyata juga berada di sana, sedangkan Arkandra justru menatapnya acuh. Berbeda dengan polisi di sebelahnya yang menatapnya dengan senyum yang tidak Azura mengerti.
Tak lama kemudian, proses interogasi pun dimulai. Azura pun menceritakan bagaimana ia bisa tiba-tiba diculik. Saat proses interogasi berlangsung, ia sungguh terkejut, ternyata yang menolongnya saat itu adalah dokter galaknya, siapa lagi kalau bukan Arkandra. Tapi ia tidak mau berspekulasi muluk-muluk. Mungkin karena kebetulan ia berada di sana jadi ia menolong dirinya.
"Pak dokter," panggil Azura saat melihat Arkandra hendak masuk ke dalam mobilnya.
Arkandra pun segera membalik badannya menghadap Azura dengan wajah datar.
"Pak dokter, terima kasih ya! Kalau nggak ada pak dokter, mungkin aku udah nggak ada di sini lagi," ucapnya tulus mengingat apa yang dikatakan polisi di ruangan interogasi tadi yang mengatakan ternyata penculiknya itu merupakan seorang buronan kasus penculikan, perkosaan, dan pembunuhan. Kalau tak ada Arkandra, bisa saja ia berakhir sama seperti gadis yang ditemukan tidak bernyawa lagi itu.
Arkandra hanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian, mobil itupun keluar dari area parkir kantor kepolisian.
Azura hanya mendengus sebal melihat sikap kulkas 10 pintu itu. Tiba-tiba wajahnya kembali memerah saat ingat bagaimana kulkas 10 pintu itu menciumnya pagi tadi.
Azura lantas mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajahnya. Bagaimana bisa ia mengingat kejadian itu lagi.
"Astaga ... astaga ... astaga ... "
"Astaga apa? Kenapa muka loe merah lagi sih, Ra? " cecar Leon yang lagi-lagi melihat wajah Azura memerah.
"Hah? Oh, mungkin karena cuaca! Duh, panas banget ya!" kilah Azura tak mau menceritakan apa yang ia alami pagi tadi.
"Panas? Cuaca mau mendung dibilang panas. Jangan-jangan kepala loe semalam kepentok ya, Ra?" tanya Leon curiga atau lebih tepatnya khawatir terjadi sesuatu yang belum ia ketahui.
"Iya, kepentok cinta kulkas 10 pintu," kelakar Azura sambil terkekeh membuat Leon mengerutkan alisnya. Bingung.
"????"
...***...
Hari ini GG Cafe tampak ramai pelanggan. Mungkin karena ini akhir pekan jadi jumlah pengunjung mengalami lonjakan yang signifikan. Akibatnya semua karyawan GG Cafe terlihat sangat sibuk. Tak ada yang bersantai, begitu pula Melodi yang sampai kakinya terasa begitu pegal karena harus mondar-mandir mengantarkan pesanan pelanggan yang terus berdatangan tanpa henti. Bahkan meja-meja pun tak sempat kosong sebab baru saja ada pelanggan yang pulang, sudah datang lagi pelanggan lainnya.
"Di, antar ini ke meja 25!" titah Fera dari dalam bilik penyajian makanan.
"Siap," sahut Melodi sigap. Ia pun mengantarkan pesanan itu dengan cepat. Walaupun sambil meringis karena sepertinya tumitnya ada yang lecet akibat pergesekan dengan heels yang ia pakai. Maklum saja, heels yang dia gunakan merupakan heels murahan jadi saat memakainya bukan hanya terasa panas tapi juga perih karena bahannya yang kasar dan kaku bergesekan dengan kulitnya.
"Hufth, capeknya!" desis Melodi seraya memijit betisnya. Ia meminta izin istirahat sebentar sebelum kembali bertugas. Lalu ia memeriksa tumitnya yang lecet. Ia pun mengambil plester luka yang selalu ia stok saat kakinya lagi-lagi terluka.
"Hei, tumbenan lho, bos kita datang sore hari gini. Biasanya datangnya kalo nggak pagi, ya malam," celetuk salah seorang karyawan cafe bernama Sela.
"Oh ya? Tumben. Beneran datang?" cecar Fera.
Sela mengangguk pasti, "Gue liat sendiri, Sel. Itu manajer kita sedang menyambut kedatangannya."
"Wah, asik nih! Ada tontonan gratis!" ujar Fera dengan mata berbinar.
"Liat orang ganteng aja semangat banget loe!" ledek Sela pada Fera.
"Ck ... kan kita sama. Sama-sama penggemar orang ganteng terutama si bos. Oh iya, Di, loe belum pernah kan liat si bos. Siapin hati loe ya, takutnya loe langsung jatuh cinta pas liat si bos yang super ganteng dan keren."
"Emang kenapa kalau gue sampai jatuh cinta sama si bos?" tanya Melodi acuh tak acuh.
"Ya nggak papa sih cuma kami kasihan sama loe aja nantinya soalnya si bos kan udah punya pacar. Cantik banget lagi. Tapi ya wajar cantik namanya juga model," ujar Fera.
"Oh, pacar si bos model ya! Kata kalian si bos ganteng banget, emang kalian nggak jatuh cinta gitu ke dia?"
Fera dan Sela saling menoleh lalu tertawa lebar. "Mana berani kami jatuh cinta sama si bos, takut patah hati. Jadi kami sekedar ngefans aja. Lagian kami berdua udah punya pacar, kalau loe, Di, udah punya pacar belum?" tanya Sela.
"Pacar? Nggak ada."
"Ah, masa'! Loe cantik gini, Di, masa' nggak punya pacar, aneh!" ujar Sela meragukan.
"Gue belum mau pacaran, Sel, mau fokus ke masa depan dulu. Kalau perlu, nggak perlu pacaran lagi, tapi langsung ke pelaminan," ujarnya seraya terkekeh.
"Hais, mau loe itu mah!"
"Melodi, dipanggil si bos ke ruangannya!" ujar Loli, manajer GG Cafe.
Fera dan Sela sontak melongo mendengarnya.
"Di panggil, bos? Mau ngapain kak?" tanya Melodi bingung.
"Kakak juga nggak tau. Emang kamu kenal sama si bos ya?" tanya Loli yang ikut penasaran.
Fera dan Sela lantas mengalihkan pandangannya pada Melodi.
Melodi menggeleng cepat. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa ia telah disewa atasan mereka sebagai kekasih pura-puranya.
"Nggak kok, ketemu aja belum kan kalian tau selama gue kerja di sini belum pernah sama sekali ketemu bos jadi gimana gue bisa kenal," ujar Melodi untuk meyakinkan Fera dan Sela, termasuk Loli.
"Ya udah, buruan ke ruangannya. Mungkin bos pingin tau aja karyawan part time yang bekerja di cafenya kayak gimana." ujar Loli sebelum berlalu dari hadapan ketiga orang itu.
Melodi pun bergegas menuju ruangan khusus bos pemilik GG Cafe. Melodi mengetuk pintu terlebih dahulu, kemudian ia masuk setelah mendengar seruan dari dalam.
"Se-selamat sore, Bos." ujar Melodi terbata dengan wajah menunduk, sedangkan Gerald menghadap ke layar laptop.
Gerald mengangkat sedikit wajahnya lalu mempersilahkan Melodi duduk di tempatnya.
Setelah Melodi duduk, giliran Gerald yang duduk di sebelah Melodi membuat gadis itu kian gugup dan berdebar.
"Hei, are you okay?" tanya Gerald saat melihat Melodi mulai berkeringat dingin.
"Aku tidak apa-apa, bos," sahut Melodi gugup.
"Kita hanya berdua di ruangan ini jadi kamu bisa bersikap santai dan nggak perlu panggil bos. Kalau kamu kayak gini terus, takutnya saat tiba-tiba kita diminta ke rumah orang tuaku, kamu bisa-bisa menghancurkan semua rencanaku karena sikapmu ini," tukas Gerald memperingatkan.
Melodi mengangguk paham, "Maaf ... Gerald." ucapnya membuat Gerald menganggukkan wajahnya.
"Good. Malam ini aku ingin kita makan malam berdua. Hitung-hitung latihan mengakrabkan diri. Minggu depan akan ada acara di rumah orang tuaku jadi kau harus ikut denganku sebagai pasangan. Jadi selama beberapa hari ke depan aku akan mengajakmu keluar. Aku harap kau dapat bekerja sama dengan baik," imbuh Gerald yang diangguki Melodi patuh.
...***...
Hola kak, makasih yang masih setia menunggu update dokter galak ya kak!
Makasih juga atas semua support, komen, like, hadiah, juga votenya.
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊