Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps. 21
Az dan tuan Samuel tiba di restoran tempat janji makan siang mereka dengan tuan Gerald dan keluarganya.
"Selamat siang tuan dan nona. Ada yang bisa saya bantu?" sapa ramah dan sopan seorang pelayan restoran itu.
"Apakah ada pesanan meja atas nama tuan Gerald?" tanya tuan Samuel.
"Ada tuan. Apakah anda tuan Samuel?" tanya pelayan itu.
"Hm." jawab tuan Samuel.
"Tuan Gerald dan keluarganya telah menunggu anda berdua. Mari sebelah sini tuan, nona." ucap pelayan itu menunjukkan jalan.
"Hei orang tua." sapa tuan Samuel saat memasuki ruangan VIP pesanan tuan Gerald.
Di dalam sana sudah ada tuan Gerald, anak serta menantunya dan Devan tentunya. Devan tersenyum menatap kedatangan Az.
"Hai Sam." sapa balik tuan Gerald sambil berdiri saling merangkul sejenak.
"Halo Az sayang. Apa kabar?" sapa tuan Gerald beralih pada Az sambil memegang puncak kepala Az.
"Halo juga kakek Gerald. Aku sudah jauh lebih baik." jawab Az.
Mereka semua saling sapa. Az dan Devan saling berjabat tangan sebentar. Devan semakin penasaran dibuat Az pasalnya, Az selalu menjawab ramah dengan senyuman manis sapaan kakek juga kedua orang tuanya sedangkan pada dirinya Az hanya menyapa seadanya dengan senyum yang seolah dipaksa untuk mengembang itu pun hanya sesaat.
"Apa kegiatan yang kau lakukan selama belum turun menangani langsung bisnis raksasa tuan Samuel yang terhormat itu Az sayang?" tanya tuan Gerald.
"Jangan menyindir." ucap tuan Samuel.
"Seolah kau tidak pernah sibuk dengan pekerjaan dan turun tangan mengurus bisnis." tambahnya.
"Aku tidak menyindir dirimu sama sekali pria tua. Aku hanya bertanya pada Az tentang kegiatannya." saut tuan Gerald.
"Terserah." ucap tuan Samuel.
Seperti itulah mereka berdua selalu saling berdebat jika bertemu dari dulu bahkan hingga usia tua mereka. Namun tidak ada yang benar-benar akan tersinggung dengan debat itu.
"Aku hanya menjalani pelatihan sedikit demi sedikit saja kek. Karena ini jauh berbeda dengan apa yang aku pernah jalani sebelumnya, aku harus berlatih untuk terbiasa dengan latihan bukan." jawab Az sambil tersenyum.
"Ah senyumnya itu sangat manis membuat aku ingin mencium bibir manisnya itu. Kenapa kau tidak pernah memberikan senyuman seperti itu untuk diriku manis?" batin Devan.
Mereka terus saja saling menyapa hingga makanan pesanan mereka tiba. Setelah itu mereka semua makan dalam diam sehingga hanya menyisakan suara dentingan alat makan yang saling berbenturan saja.
"Kakek hampir lupa. Ini untukmu Az sayang." ucap tuan Gerald memberikan sebuah paper bag pada Az.
"Apa ini kakek Gerald?" tanya Az melihat paper bag di pangkuannya.
"Buka saja maka kau akan tahu isinya." jawab tuan Gerald.
Az membuka dan melihat isi nya. Di dalam paper bag itu ternyata ada satu set perhiasan berlian yang sangat indah dan tentunya dengan harga selangit.
"Mengapa kakek Gerald memberikan aku ini?" tanya Az.
"Itu sebagai ucapan selamat datang di keluarga kami. Karena mulai saat kita pertama bertemu aku sudah menganggap dirimu adalah cucu kandungku." jawab tuan Gerald.
"Terima kasih untuk itu tapi, kakek tidak perlu memberikan benda semahal ini." ucap Az.
"Itu tidak mahal sama sekali jika untuk cucu perempuanku. Itupun kalau kau sudi mengakui orang tua ini sebagai kakek mu." ucap tuan Gerald.
"Terima saja Az sayang. Si tua Gerald tidak akan bangkrut hanya karena memberikan kau perhiasan itu. Itu pun jika kau tidak ingin melihat dia akan merajuk cukup lama untuk masalah ini." ucap tuan Samuel.
"Kakek mu benar Az sayang. Lebih baik kau terima saja hadiah dari ayah sebelum beliau mogok bicara pada semua orang." ucap Renata.
"Kalian berbicara tentang aku seolah aku adalah anak kecil saja yang hobi merajuk." ucap tuan Gerald kesal.
"Ayolah ayah, itu memang sudah kebiasaan ayah yang tidak akan berubah. Ayah memang hobi merajuk." saut tuan Darren membuat yang lain tertawa dan tuan Gerald semakin kesal.
"Baiklah kakek Gerald, aku akan terima hadiah dari kakek Gerald, terima kasih." ucap Az agar mereka berhenti berdebat.
"Tentu aku akan sangat senang memiliki lebih banyak keluarga yang menyayangi aku." tambahnya membuat tuan Gerald yang awalnya kesal menjadi tersenyum kembali.
"Kalau begitu kau dapat memanggil aku ibu, mama, atau mami karena aku sangat ingin memiliki anak perempuan." ucap Renata dengan mata berbinar penuh harap.
"Baik mama." saut Az membuat Renata berdiri lalu menghampiri Az kemudian memeluknya erat.
"Terima kasih sayang. Mama sangat bahagia hari ini." ucapnya bahagia.
Semua orang kecuali Devan sangat bahagia hari ini. Bagaimana bisa bahagia kalau gadis yang dia inginkan akan menjadi saudara angkatnya? Dia menggerutu dalam hati tapi gengsi dan tidak enak untuk mengutarakan ketidaksetujuan dia dengan keputusan menganggap Az adik angkatnya.
Dia malu mengakui bahwa dia telah tertarik pada wanita yang bahkan tidak melirik dirinya sedikitpun dan dia tidak enak jika nanti mereka berpikir bahwa dia tidak suka dengan Az masuk dalam keluarganya.
"Kring kring kring." hp tuan Samuel berdering saat mereka sudah akan pulang.
"Halo, ada apa?" tanya tuan Samuel.
"........…"
"Apakah masalahnya serius?" tanya tuan Samuel dengan kening berkerut.
"……………"
"Baiklah aku akan segera kesana." putusnya pada akhirnya.
"Ada apa kek?" tanya Az.
"Ada sedikit masalah di cabang perusahaan kita yang berada di negara H." jawab tuan Samuel.
"Apakah akan berdampak pada perusahaan inti?" tanya tuan Darren.
"Jika tidak diatasi segera maka dapat berdampak." jawab tuan Samuel.
"Az sayang, apakah tidak masalah kalau kau pulang dijemput Sidney dan Yuki? Kakek harus berangkat ke bandara sekarang juga." tanya tuan Samuel.
"Tidak masalah kakek. Kakek tidak perlu mengkhawatirkan aku." jawab Az.
"Biar aku saja yang menghantar Az pulang kakek Sam." tawar Devan membuat Tuan Samuel yang akan menghubungi Sidney membatalkan panggilannya.
"Iya itu lebih baik. Kebetulan Devan mengendarai mobil sendiri ke sini." saut Renata.
"Itu lebih praktis dari pada menunggu orang lain menjemput Az." ucap tuan Darren setuju.
"Aku rasa itu ide yang bagus juga." saut tuan Gerald.
"Apakah tidak merepotkan?" tanya tuan Samuel.
"Tidak sama sekali." jawab Devan.
"Apakah kau tidak masalah Az sayang?" tanya tuan Samuel.
"Tidak masalah kakek." jawab Az.
"Baiklah terima kasih. Tolong jaga Az dan antar dia sampai rumah dengan selamat." ucap tuan Samuel.
"Pasti." saut Devan yang dalam hati sudah bersorak gembira.
"Kakek pergi dulu Az sayang. Akan kakek hubungi saat kakek telah tiba di negara H." ucap tuan Samuel lalu mengecup singkat kening Az.
Tuan Samuel menjabat tangan yang lain satu persatu lalu pergi dari sana.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila