NovelToon NovelToon
Anak Yang Dianggap Gila

Anak Yang Dianggap Gila

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: hambali balon

seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Misteri di Tengah Desa

Setelah beberapa kejadian yang aneh disekolah membuat beberapa guru-guru menjadi tanda tanya tentang danu, teman-teman sekolahnya mulai membincangkan tentang kejadian di waktu itu terutama rio dan teman-temannya yang sekarang sedikit takut jika berurusan dengan danu, dari rio yang suka sama sari sekarang rio sudah biasa saja karena dia pikir danu adalah pacarnya, danu menjadi pembicaraan di satu sekolah mulailah danu seperti di sekolah SD nya saat ini danu di asingkan walaupun tak jarang danu diolok-olok tetapi itu menjadi hal yang biasa sudah makanan sehari-hari danu, Cuma sari yang memahami danu dan percaya dengan danu, memang ada beberapa guru yang penasaran apakah danu memiliki kelebihan. Hari-hari terus berlalu dimana sari semakin memikirkan danu,

sari “apakah ini cuma persahabatan atau aku punya rasa dengan danu, tetapi apakah danu punya rasa juga dengan ku, kok gini yang kurasakan ya”

sari gelisah sampai sari susah tidur, sari jadi teringat waktu itu.

sari “kenapa ya waktu itu danu melindungi ku ketika rio mau menggoda ku, sudah lah timbang mikirin danu terus gak bisa tidur, mending mikirin yang lain saja, lagian danu mana mungkin mikirin aku, aku ini siapa, udahlah jelek”

malam itu sari perasaan nya amburadul sehingga dia tak tau perasaan dia sendiri.

Di pagi itu danu sudah menunggu sari di depan rumahnya,

danu “(didalam hati) kemana ya sari apa dia sakit kok jam segini belum datang juga, jadi khawatir aku”

danu pun segera bergegas menuju rumah sari

danu “bu danu pergi assalamualaikum”

ibu siti “danu kamu gak nunggu sari apa mau jalan sendiri”

danu “ gak bu, danu mau ke rumah sari bu”

ibu siti “ya sudah hati-hati”

danu “iya bu”,

danu segera menuju rumah sari yang tidak terlalu jauh, danu sudah sampai di depan rumah sari.

Danu “assalamualaikum”

ibunya sari “waalaikumsalam”

danu “ bu ada sari nya”

ibunya sari “ada nak danu tuh sari lagi mau siap-siap berangkat, tunggu sebentar tadi dia kesiangan, sari… sari… danu sudah nunggu kamu ini”

sari “iya bu bentar”

ibunya sari “bentar ya nak danu duduk aja dulu”

danu “ iya bu”

tiba-tiba saja kakek bumi berbisik,

bumi/tanah “danu… danu kamu harus tegar, jangan khawatir semua sudah takdir”

danu “ada apa kek, ada sesuatu lagi yang akan terjadi”

kakek bumi pun hanya terdiam membuat danu menjadi bingung tidak pernah kakek bumi seperti ini tak menjawab pertanyaan ku, kalau lah terjadi sesuatu pasti kakek bumi memberitahukan nya kepada ku, bisikan kakek bumi menjadi pikiran danu hingga danu termenung, tak lama sari mengejutkan,

sari “dan kok menung ayo pergi nanti kita telat”

danu “eh ya ayo lah sar”

mereka langsung bergerak jalan menuju sekolah,

sari dan danu “bu kami pergi assalamualaikum”

ibunya sari “waalaikumsalam hati-hati kalian”

sari dan danu “iya bu”

diperjalanan ke sekolah danu hanya diam dan masih memikirkan apa yang dibilang dengan kakek bumi,

sari “ dan kok kamu diam saja sih ada apa dan, apa kamu punya masalah sama ibu dan bapak kamu, atau kamu masih memikirkan kejadian dengan reno”

danu “tidak ada apa-apa kok sar, Cuma pengen diam saja lagian apa yang mau di bicarakan sar”

sari “biasanya kamu cerita dan”

danu “yah lagi males aja, lagian alam tidak berbisik pagi ini dengan ku sar”

sari “ohhh.. ya sudah dan, tapi jadi sunyi ya dan kalau mereka tak berbisik”

danu “ ya begitu deh sar”

sari “ kalo gitu aku yang cerita dan boleh?”

danu “emang kamu mau cerita apa sar”

sari “emang kamu mau dengerkan cerita aku dan”

danu “ya mau lah, biasanya aku yang cerita samu kamu, sesekali kamu yang cerita dong”

sari “iya. iya dan, tadi malam aku tidak bisa tidur dan gak kayak biasanya dan” danu “emang kamu sampai gak bisa tidur kenapa sar”

sari “ gak tau dan”

danu “ jiahhhhh… kamu yang gak bisa tidur masak kamu gak tau, emang kamu mikirin apa sar sampai tidak bisa tidur”

sari “aku gak tau, tapi aku kok bisa mikirin kamu terus”

sari mulai memancing danu ingin tau perasaan danu dengan dia,

danu “yah kok bisa kamu mikiran aku sar.. hayoooo ada apa ne”

dalam hati danu semain berfikir,

danu “ngapain sari memikirkan aku, apa dia punya perasaan dengan ku atau ini yang di bilang kakek bumi atau yang lain, aduh pusing lah”

sari “yahhh kog jadi bengong kamu dan”

danu “eh iyaaaa sar, iya jadi mikir ni kenapa ya kamu mikirin aku sampai gak bisa tidur, kamu jadi telat bangun. O ya besok-besok jangan seperti itu ya sar, yang ada nnti aku terus jemput kamu deh, heheeheheee”

danu sambil tertawa

sari “ tuh kan bisa juga ketawa, gitu kenapa biasanya kamu sering becanda sama ku waktu kita jalan kyk gini jadi rame, ini malah diam aja”

danu “iya. ya sari bawel”

sari “o ya dan kata ibu mu kamu ini sering godain ibu dan ayah kamu, aku mau dong heheee”

danu “yah kalo aku godain kamu yang ada kamu makin gak bisa tidurlah sar, sedang kan aku gak godaiin kamu aja kamu gak bisa tidur apa lagi aku godain kamu yang ada kamu dua hari gak tidur-tidur heheheeee becanda sar”

tampak memerah pipinya sari,

sari “ ah kamu dan, bisa aja mana mungkin hemmm”

danu “tuh lihat udah merah-merah pipinya udah kayak kena sengat lebah heheeeee”

sari “ah udah lah dan jadi malu aku dan”

danu “ iya-iya sar”

di dalam perjalanan menuju sekalah hari ini suasanya sedikit berbeda mereka berbincang tentang ketertarikan mereka masing-masing mulai tumbuh benih-benih yang mereka tidak sadari. Sampai lah mereka di sekolah, setelah pembicaraan tadi dijalan sari sedikit canggung untuk bertanya dengan danu takut sari di goda lagi sama danu, ketika jam istirahan mereka duduk berdua di kantin,

danu “sar kok kamu yang jadi diam biasanya Tanya-tanya mulu”

sari “ gak kok biasa aja dan, emang sari gak boleh Tanya-tanya lagi dan”

danu “ bukan gitu sar, ya boleh lah mana mungkin bidadari Tanya gak aku jawab ya sayanglah”

sar “apaan nih kamu dan, jangan buat aku malu lah dan”

danu “ iya sudah, tapi kamu tadi di jalan minta aku candain sambil godain kamu”

sari “ ah masak dan mana ada hehheehhh”

danu “ iya malah nyangkal dia padahal dia yang minta”

sari “ iya. Iya dan sari kalah deh, udah ya”

danu “ kalah apa ini sar”

sari “iya jangan godain sari lagi nanti sari jadi malu”

danu “hemmmm tapi mau kan kalo di rayu sama aku”

sari “ iya. iya danu”

sari berbicara sampai cemberut sedikit malu, hari-hari mereka semakin berwarna dan semakin dekat bukan seperti sahabat, tetapi mereka belum mau mengungkapkan peresaan mereka masing-masing, tetapi danu merasa aneh beberapa hari ini satu pun tak ada yang berbincang dengan danu,

danu “(di dalam hati) kok beberapa hari ini pohon-pohon, sungai, angin, hewan-hewan tak ada satu pun yang berbincang dengan ku, ada pa ini ya, apa ada bercana yang sangat besar.”

kebingungan danu membuat danu sangat resah, untung ada sari yang membuat kegelisahan danu sedikit hilang.

Seminggu sudah berlalu disaat bisikan kakek bumi, saat itu waktu sholat isa waktu sujut terakhir

danu “(dalam hati) kok lama kali bapak sujutnya”

berbarengan saat danu berbicara di dalam hati, danu mendenar bisikan yang lama sudah dia tak dengar.

Angin “danu segera kamu gantikan bapak mu menjadi imam, ayo segera agar selesai sholat ini”

disaat itu juga danu meneteskan air matanya di saat itu juga danu mengantikan bapak nya menjadi imam takbir terakhir sambil menahan sedih danu bertakbir danu “allahuakbar” duduk takyat akhir danu menyelasaikan bacaannya, di sast itu juga ibu siti menahan tangisnya danu pun selesai,

danu “assalamualaikum (kanan) asslamualaikum (kiri)”

setelah salam disaat ini juga danu merangkul bapaknya

danu “bapak…..”

ibu siti juga langsung mendekat disaat itu juga kakek bumi berbisik dengan danu,

kakek bumi/tanah “ maaf kan kakek danu, kamu harus tegar kamu harus sabar, kamu harus ikhlas ini semua sudah takdir yang tidak bisa kita hindari yaitu kematian”

danu “kenapa kakek tidak beritaukan danu, kakek jahat dan yang lainnya juga tak ada yang memberitahukan sama danu padahal kalian tau, pantas seminggu ini kalian tak mau berbincang dengan ku”

angin “maafkan kami danu kami tidak bisa melakukannya”

kakek bumi/tanah “danu yang di bicarakan angin itu benar kami tak boleh memberitahukan ini semua jika kami memberitahukan kami telah melanggar janji kami, bahkan aku tak berani jika izrail yang datang makanya setelah izrail pergi makanya kakek baru bisa bicara dengan kamu, sudah lah danu, kamu segera bergegas, hapus lah air matamu”

danu “baik kek”

Setelah itu danu segera bergegas mengabari warga agar membantu danu untuk berberes untuk fardu kifayah bapak nya besok pagi. Selesai berberes mayat pak mamat di baringkan dan ditutupi dengan kain, para warga banyak yang berdatangan, karena bapaknya danu juga sangat baik dengan warga walau sering di comooh karena kelakuan aneh danu, tetapi pak mamat tetap tersenyum dan tak mau di ambil hati.

Danu membacakan ayat-ayat suci hampir satu malaman di samping tubuh bapak nya yang sudah terbujur kaku, tak sadar iya terlelap sebentar saja,

pak mamat “assalamualaikum danu terimakasih nak, jaga ibumu jangan buat dia khawatir, kuatkan lah ibu mu untuk menjalani hidup ini, bapak yakin kamu kuat bapak percaya dengan kamu, dan kamu harus menjaga desa ini walau masih ada warga desa yang mengolok-ngolok, bapak tau beban itu sangat berat tetapi bapak yakin kamu bisa assalamualakum”

danu menjawab sambil menangis,

danu “waalaikumsalam, iya pak , terimakasih pak sudah percaya dengan danu”

danu langsung tersadar dari tidurnya, sambil mengusap air matanya, danu langsung mengabil air wudu lagi dan melanjutkan kembali membaca ayat-ayat suci di samping bapaknya, tibalah esok hari penguburan bapaknya, di dalam liang lahat kakekbumi berbisik,

bumi/tanah “danu disinilah tempat kamu nanti beristirahat, suatu saat nanti kamu juga ada disini di balut dengan kain putih, maaf kan kakek ya danu, kamu harus ikhlas danu”

danu “ iya kek tapi danu butuh waktu untuk menegarkan hati ini kek”

bumi/tanah “baik lah danu tetapi kamu jangan berlalut dalam kesedihan”

danu “baik lah kek”.

Setelah selesai pemakaman bapaknya danu berjalan tertunduk sari dari belakang mengejar danu,

sari “dan maafin sari ya, danu kita harus sabar, bapak kamu sudah aku anggap seperti bapak aku, karena bapak kamu sering memberi nasehat dengan aku”

danu “ iya sar, tapi kenapa kamu harus minta maaf dengan ku"

sari “iya dan di saat kamu semalam lagi butuh teman bercerita aku tidak ada di samping mu dan”

danu “ya sudah sar itu tidak jadi masalah sar, saat ini aku butuh menegarkan diri ku jika kamu ingin menemuiku aku ada dipohon beringin tua didekat ladang bapak ku, satu minngu ini aku tak masuk sekolah, aku sekalian menyelesaikan pekerjaan bapak yang belum selesai"

Sari “ baiklah dan besok setelah selasai pulang sekolah aku temui kamu dan”

danu “ iya sar”

sesampainya di rumah ibu siti masih bersedih karena kepergian pak mamat yang begitu tiba-tiba tidak ada sakit apapun, apalagi pak mamat meniggal waktu didalam sholat ibu siti sangat terpukul dengan kejadian ini.

Danu “sudah lah bu, bapak sudah tenang disana, bapak juga disambut dengan selayaknya”

danu menguatkan ibunya walaupun dia masih sedih dengan kepergian bapaknya”

ibu siti “iya dan ibu mengerti yang danu bilang”

danu “bu satu minggu ini danu tak masuk sekolah dulu tadi danu sudah bilang ke wali kelas danu bu, untuk membereskan ladang, tapi setelah satu minggu danu masuk lagi, tidak mungkin ladang ditinggal begitu saja bu, lagian tak mungkin ibu yang melakukan itu semua”

ibu siti “ya sudah jika itu yang kamu mau”

danu “terimakasoh bu”.

Hari-hari selama satu minggu danu beraktifitas di ladang pergi pagi pulang petang, satu minggu sudah berlalu, waktu siang itu danu dihampiri sari,

sari “assalamualaikum”

danu “waalaikumsalam”

sari “dan kamu besok masuk sekolah kan”

danu “iya sar, besok aku masuk tetapi siangnya aku harus ke ladang sar untuk membantu ibu ku, karena ibu ku pagi yang di ladang dan siang aku yang menggantikannya”

sari “ya sudah dan itu bagus”

danu “ya sar makanya jika kamu mau temui aku, datang saja kemari”

sari “baik lah dan, oh ya dan aku sedikit mau cerita sama kamu dan”

danu “iya sar emang kamu mau cerita apa sar”

sari “dan satu minggu ini aku susah tidur aku mengkhawatirkan keadaan kamu, aku tidak mau jauh dari kamu, apa ini perasaan yang di bilang orang-orang itu cinta”

danu “aku juga tak tau sar, tetapi aku juga khawatir jika kamu kalo ada masalah aku juga gak suka jika kamu ada yang mengusik kamu”

sari “ dan, rasa perasaan kekaguman aku dengan kamu sudah berubah menjadi rasa sayang dengan kamu”

danu “sar, jika itu yang kamu alami saat ini, aku juga tak tau mau bilang apa, tetapi yang kamu rasakan itu saat ini juga aku rasakan, satu minggu ini aku merasa kehilangan tanpa kamu, kamu bilang mau datang ketika pulang sekolah, tapi baru kali ini kamu datang”

sari “maafkan aku dan, aku takut mengganggu kamu dan, kamu yang bilang kamu mau mencoba ingin tegar menjalani hidup ini, jadi aku tak mau datang”

danu “kamu salah sar, tanpa aku sadarai aku butuh kamu sar, alam hanya bisa menasehati ku setiap hari”.

Sari “ baik lah dan dari saat ini aku selalu ada untuk mu”

danu “terimakasih sar”

di saat itu juga sari merebahkan kepalanya di pundak danu.

Satu tahun sudah berlalu saat kejadian bapaknya danu meninggal dan kisah pengungkapan rasa sayang mereka di bawah pohon beringin tua, mereka menjalani hari-hari semakin berwarna dan rasa sayang mereka semakin kuat, saat ini mereka sudah duduk di kelas tiga SMP. Saat pulang sekolah mereka melihat ramai-ramai di desa dan sari menanyakan kepada salah satu warga,

sari “pak ada apa ni ramai-ramai”

warga “ini anaknya pak soleh hilang”

sari “hilang di mana pak”

warga “bapak juga gak tau sari, ini lagi di cari kata pak soleh terakhir dia lihat anaknya main di pinggir sungai sar”

sari “waduh gimana tuh takutnya hanyut pulak pak”

warga “iya sar, ya sudah bapak mau ikutan mancari”

sari “iya pak”

sari ”dan gimna tuh dan”

danu “ iya sar, sungai berbisik dengan ku bahwa nak itu berada di bawah jemabatan tua yang di ujung desa mau masuk kehutan”

sari “oh… iya dan yang waktu itu kita mau cari bahan praktek biologi ya dan”

danu “iya sar”

sari “ayo dan, mari kita bilang ke warga, kita ikut cari dan”

danu “baiklah sar, tetapi kamu saja yang bilang kalo aku yang bilang takutnya mereka tak percaya dengan ku”

sari “iya dan”

sari dan danu segera menuju ke warga yang mencari anak nya pak soleh, setelah mereka mendekat oleh warga yang mencari sari langsung bilang ke kepala dasa, dan ternyata bapak kepala desa juga ikut mencari.

Sari “pak.. pak kata danu anak itu terjebak berada di bawah jembatan tua sebelum masuk hutan pak”

kepala desa “ah kamu sari mana mungkin jauh kali kesana sari, kamu malah dengerin kata danu sekarang kamu jadi ikutan gila kayak danu”

sari “ya sudahlah pak kalo gak percaya, kami yang kesana saja”

perkataan sari tidak direngges oleh kepala desa dan warga, sari dan danu segera bergegas ke bawah jembatan tua itu, mereka masih berpakaian sekolah menuju kelokasi yang di beritahukan oleh sungai. Setelah mereka sampai benar saja anak itu lagi duduk menagis di bawah jembatan tua itu dan mereka langsung menghampiri anak pak soleh dan danu langsung menggendongnya naik keatas, dan mereka segera menuju warga yang lagi mencari, begitu nampak anak nya di gendong oleh danu pak soleh langsung berlari menghampiri danu,

pak soleh “nakkkkk….. danu kamu ketemu anak bapak di mana”

danu “dibawah jembatan tua yang mau masuk kedalam hutan pak”

pak soleh ”maksih danu, bapak berterimakasih sekali dengan kamu, kamu tau dari mana dan siapa yang memberitaukan kamu”

danu “sungai yang memberitahukan saya pak”

pak soleh hanya terdiam,

pok soleh “ya sudah lah dan, yang penting anak saya ketemu, siapa yang ngasi tau itu gak jadi masalah”

danu “iya pak, sebenarnya tadi saya dan sari sudah memberitahukan pada pak kepala desa, tetapi bapak kelapa desa tidak percaya dengan perkataan saya”

pak soleh “iya dan, bapak tadi juga mendengar kok, sekali lagi bapak mengucapkan terimakasih kepada kamu dan sari, nanti sehabis ini jangan pulang langsung kalian harus mempir kerumah saya”

danu dan sari “iya pak”

Setelah kejadian itu, orang-orang desa mulai memandang Danu dengan rasa ingin tahu. Beberapa mulai percaya bahwa Danu bukanlah anak gila, melainkan seorang anak dengan kemampuan yang tidak bisa dijelaskan.

1
hambali balon
terima kasih kak, maaf sedikit lama update nya. mulai besok setiap hari saya update
Sun Seto
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
hambali balon: maaf kak. sudah update, kedepannya setiap hari saya update
total 1 replies
Pandora
Jatuh cinta pada ceritanya.
hambali balon: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!