Tirta Jayakusuma

"Tirta, kemarilah"!, panggil Guntur.

Guntur sedang duduk dengan di dampingi Jon, Iza juga senior laennya.

Tirta segera menghampiri Guntur dan rekan rekannya. Tirta segera duduk di depan Guntur dan bersebelahan dengan Iza.

Mereka duduk melingkar dengan beralaskan tikar.

"Kami sedang membahas kejadian tadi Ta,,, . Guntur diam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya.

"Kejadian seperti ini baru kali ini terjadi. Aku tidak pernah menyangka akan terjadi sabotase dalam Diksar kali ini. Untunglah tidak sampai terjadi korban jiwa. Guntur kembali diam sejenak kemudian melanjutkan.

"Kita harus berusaha memecahkan masalah ini".

"Selama aku menjadi ketua WanaHardi juga tidak pernah bermusuhan dengan pihak manapun, bahkan kita sering memberi pertolongan pada pihak pihak yang membutuhkam pertolongan kita", Guntur sejenak mengedarkan pandangan pada rekan rekannya dan kemudian melanjutkan.

"Putus nya tambang, ..." Guntur menarik nafas sejenak.

"kamu sendiri sudah lihat tambang yang putus itu juga Jon ?" guntur melemparkan pertanyaan pada Jon.

"Kamu pasti akan mengambil satu kesimpulan,,,...Pasti di sengaja !" Guntur menarik napas lebih dalam dan seperti termenung memikirkan sesuatu.

"Memang putusnya tambang, pasti akan menimbulkan kecurigaan pada siapapun, apalagi jika melihat kondisi tambang yang terputus ", Jon menanggapi ucapan Guntur.

"Aku pikir ada Kemungkinan pihak dalam dari anggota kita yang terlibat sabotase?!" Jon melemparkan pernyataan terbuka pada rekan rekannya. kemudian Jon menambahkan pernyataannya

"Aku sendirilah yang memasang tambang itu bersama Tanto, aku yakin tambang itu masih bagus dan utuh, aku pastikan itu?."

"Tambang yang aku pasang barusan aku beli bersama Tanto". lanjut Jon.

Senior laen segera menanggapi.

" Kemungkinan itu selalu ada. Jadi kita harus tetap waspada dan hati hati"

"kemungkinan dari preman daerah sini adakah kemungkinannya?" senior laen lagi bertanya.

Guntur segera menjawab,

"kemungkinan selalu ada, akan tetapi ini adalah daerah umum dan kita melakukan kegiatan disini juga ada izin dari pengelola kawasan ini, jadi kemungkinan kecil kalo preman lokal terlibat dalam sabotase!".

Mereka segera terdiam memikirkan pernyataan Guntur dan Jon.

Mereka yang terlibat dalam pembicaraan ini adalah rekan rekan Guntur yang memang bisa dipercaya dan punya kredibilitas yang bisa dipertanggung jawabkan.

Jika ada unsur anggota dalam pasti bukan mereka yang melakukannya..

"Untuk anggota dalam yang terlibat mungkin bisa saja," kata Guntur melanjutkan pembicaraan.

"Gimana kalo anggota yang terlibat juga mendengar pembicaraan ini"? tanya Jon.

"Tak usah kawatir masalah itu Jon!. kamu tau rekan rekan kamu semua yang berkumpul disini!". Jawab Guntur.

Jon segera melirik kearah Tirta, Guntur segera tanggap.

"Jangan khawatirkan itu Jon. Tirta adalah sahabat Dinda Tia dan Nani, dan aku percaya 100 persen padanya seperti halnya aku percaya pada kalian!" tegas Guntur.

"Pembicaraan ini adalah intern kita, jangan sampai pembicaraan kita bocor keluar". lanjut Guntur.

"Aku sebenarnya mempunyai satu kecurigaan pada seseorang. Aku akan menceritakan pada kalian peristiwa seminggu yang lalu pada kalian. Guntur berhenti sejenak kemudian melanjutkan keterangannya.

Guntur kemudian bercerita secara singkat kejadian seminggu yang lalu, dimana Tirta dan kawan kawannya bentrok dengan Aldi dan kelompoknya karena masalah Iza, sehingga memicu tantangan duel dari pihak Aldi kepada Tirta. Juga masalah dia mendukung Tirta dalam masalah ini, walau dia sudah menyatakan ini urusan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan WanaHardi.

Rekan rekan Guntur mendengarkan dengan seksama cerita Guntur.

Jon segera menanggapi cerita Guntur.

"Mungkin saja Aldi terlibat dalam sabotase ini, akan tetapi kita butuh bukti nyata jika ingin menuduh Aldi dan kelompoknya sebagai pelaku sabotase!".

" Benar Guntur!, kita tidak bisa langsung menuduhnya" Tanto menanggapi.

Rekan Guntur yang berambut panjang dan di kuncir, angkat bicara.

"Kemaren sebenarnya aku melihat Aldi dan kelompoknya ada di lokasi laen di daerah ini, tepatnya di perkemahan sebelum tempat ini, di kanan jalan di bawah pohon pohon pinus. kelihatannya mereka juga ada acara Karate di daerah sini, entahlah kalo mereka mempunyai agenda tersendiri".

Guntur, Jon Tirta dan lain-lain terkejut mendengar infomasi ini.

"Info ini sangat penting lex!"... seru Guntur.

Ya,..rekan Guntur yang berambut panjang bernama Alex, rambutnya panjang di kuncir layaknya anak pecinta alam, tampilannya lusuh, celana jeans lusuh dan sobek di dengkulnya, tapi wajahnya cukup ganteng. Hidung nya mancung dan kulitnya kecoklatan seperti sering terpapar sinar matahari.

"Kemarin sebenarnya aku tanpa sengaja berpapasan dengan mereka". Alex mulai bercerita tentang pertemuannya dengan Aldi dan gengnya .

Pada hari sabtu ternyata alex tidak berangkat bersama dengan kelompok utama, dia berangkat sore hari karena dia ada urusan lain, dia diminta adiknya mengantarkan membelikan kado untuk temannya yang berulang tahun. Baru setelah mengantarkan adiknya, Alex berangkat menyusul rombongan WanaHardi yang sudah berangkat terlebih dahulu. Dia berangkat ketika matahari sudah condong kearah barat, dan sampai di Nglimut mendekati Maghrib. Dia membawa mobil sendiri.

Nah sewaktu dia sudah memasuki area Nglimut di kanan jalan ada area bumi perkemahan di dekat lokasi Guntur mengadakan Diksar. Lokasinya cukup bagus, bersih dan ada pohon pohon pinus yang menaunginya, sehingga jika siang hari tidak terasa panasnya terik matahari.

Dari jalan dia bisa melihat anak anak karate yang sibuk mendirikan tenda tenda.

kemudian dia turun dan menghampiri dan menyapa mereka, karena dia juga mengenal beberapa dari mereka.

Dia sempat menanyakan kegiatan mereka di situ.

Ternyata teman yang juga anggota karate sempat bercerita pada Alex kalo sebenernya itu adalah ujian kenaikan tingkat, akan tetapi di ajukan mendadak karena permintaan dari ketuanya. Rencana semula sebenarnya adalah satu bulan lagi, jadi bukan sekarang ini.

Ketika semuanya yang hadir mendengar cerita nya Alex , kecurigaan terhadap Aldi semakin menebal.

"Berapa orang yang ikut acara itu Lex?" tanya Jon.

"Cukup banyak Jon, para senior dan junior kelihatannya ikut semua, mungkin ada kalo lima puluh orang. mungkin lho Jon!" jawab Alex.

"Baiklah, info ini sangat berguna Lex, besok aku berencana kesana melihat lihat perkemahan mereka!.

Jika mereka pelakunya pastilah mereka sudah mengetahuinya".

"Tirta, Jon kalian ikutlah aku besok'!" Tirta dan Jon mengangguk pertanda menyetujui ajakan Guntur.

"Lex kamu memimpin acara di sini dulu, kamu dan Tanto! aku tidak akan membawa banyak orang. kesannya akan tidak baik kalo kita beramai ramai kesana .

Semua setuju dengan rencana Guntur.

"Aku akan ikut kalian !" Iza berseru

Urusan ini langsung berhubungan dengan aku, jadi aku juga harus mengetahui nya dengan jelas", tambah Iza.

"Oke Faiza kamu juga ikut besok menemui Aldi dan kawan kawannya" Guntur menyetujui permintaan Iza.

"Baiklah cukup sekian dulu" Guntur segera bangkit dari duduknya.

"Kita gabung dengan anak anak itu," Guntur menunjuk sekelomlok peserta Diksar yang masih duduk duduk tak jauh dari mereka, ".

Mereka segera bergabung dengan sekumpulan peserta Diksar yang memang masih menikmati malam itu dengan bermain gitar juga menambah keakraban sesama anggota baru.

***

Pagi yang berkabut, sebagian anggota WanaHardi sudah ada yang mengisi pagi hari dengan berlari lari pagi menikmati udara sejuk berkabut tapi menyegarkan di Nglimut ini , matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri. Sedangkan yang masih penat tubuhnya, enggan untuk bangun dari tenda,, nyaman sekali tampaknya tidur mereka, sehingga enggan untuk segera bangun.

"Ayo bangun Bay sudah siang!." Tirta berusaha membangunkan anak gajah satu ini.Tirta mengguncang guncangkan tubuh Bayu. Tapi yang punya tubuh malah mendengkur makin keras.

" Ha ha ha, kebiasaan tuh anak Gajah Ta!" seru Adnan dari samping Tirta.

"Biar aku yang bangunin ini anak gajah" seru Adnan.

Adnan segera melompat menubruk tubuh Bayu yang segede gajah itu. Dipeluknya Bayu sambil memeluk dan menindih dari atas tubuh Bayu, tapi Bayu tetap diam saja..

Mendadak ada suara nyaring kas kentut di pagi hari.

"Pret pret tet tet".. suara cukup nyaring dan langsung tersebar bau busuk yang beredar di tenda mereka..