Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Ra-rania?" ucap pak Wijaya terkejut.
"Ya, saya Rania. Anak yang sudah bapak usir dari sini!" isak Rania.
"Mau apa kamu kesini?" bentak pak Wijaya.
"Aku kesini hanya ingin mengunjungi keluargaku." ucap Rania.
"Saya enggak perlu dikunjungi, apalagi sama kamu. Anak pembawa sial." balas pak Wijaya.
"Aku hanya ingin melihat kondisi papah!"
"Enggak perlu, lebih baik kamu cepat pergi dari sini. saya nggak mau hidup saya sial lagi gara-gara kamu."
"Memangnya, apa yang sudah aku lakukan pah?"
"Kamu enggak lihat, sekarang saya jadi bangkrut dan miskin. Itu semua karena kamu!"
"Aku merasa enggak melakukan apapun itu. Jadi kenapa papah menyalahkan aku?"
"Karena kamu pernah hadir dan tinggal disini, lalu kamu pergi dan meninggalkan kesialan nya disini."
"Niat aku kesini itu baik pah, hanya ingin berkunjung melihat kondisi papah. Tapi ternyata papah sama sekali enggak berubah."
"Memangnya kenapa kalau saya masih sama, apa masalahnya sama kamu."
"Enggak ada, aku hanya kasihan melihat papah yang harus bekerja banting tulang. Sedangkan kedua anak papah kemana?"
"Itu bukan urusan kamu! Lebih baik kamu pergi sekarang!"
"Baik, kalau itu kemauan papah, Rania akan pergi sekarang. Tapi sebelum Rania pergi, tolong terima ini pah." ucap rani sambil memberikan aplop kepada pak Wijaya.
"Apa ini?" tanya pak Wijaya.
"Ini Rania kasih buat ayah, agar ayah bisa memulai usaha dan enggak perlu jadi kuli panggul lagi." ucap Rania. Walau bagaimanapun sikap papah nya selama ini tapi sejujurnya ia tidak tega melihat kondisinya sekarang.
"Ohh ternyata kamu sudah kaya ya!" ucap pak Wijaya sinis.
"Aku enggak kaya pah, cuman bisa dibilang cukup." jawab rania.
Disaat Rania sedang berbicara dengan papah nya, muncul dua orang laki-laki yang keadaan nya sudah seperti preman.
"Pah minta uang dong?" ucap salah satu laki-laki itu yang tidak lain Reno kakak pertama Rania.
"Enggak ada, kalian ini bukannya kerja, bisanya cuman ngabisin duit saja." ucap pak Wijaya kesal.
"Terus itu apa?" ucap Keenan yang melihat amplop ditangan pak Wijaya.
"Bukan apa-apa!" jawab pak Wijaya yang langsung menyembunyikan amplop itu.
"Bohong! itu pasti uang kan. Cepat berikan pah, atau aku ambil paksa!" ucap keenan kesal sambil memaksa pak Wijaya.
"Hentikan!" bentak ku yang tidak tahan melihat kelakuan kedua kakak ku.
"HEH! Siapa kamu? jangan ikut campur urusan orang!" tanya keenan sambil marah.
"Aku Rania!" jawabku.
"Ohh ternyata lo masih hidup, gua kira lo udah mati!" ucap Keenan sinis.
"Memangnya kenapa kalau aku masih hidup?" tanyaku sambil menatap tajam keenan.
Tiba-tiba, Reno menarik tangan keenan dan membawanya menjauh. Aku bisa melihat mereka sedang berbisik-bisik, entah apa yang sedang mereka rencanakan.
"Kayaknya dia sudah kaya keen, lihat saja penampilan nya beda." bisik Reno yang sedari tadi terus menatap Rania dari atas sampai bawah.
"Gimana kalau kita manfaatin aja dia?" tambah Reno.
"Maksudnya?" tanya Keenan yang belum mengerti tujuan Reno.
"Ya, kita manfaatin dia. Kita baik-baikin dia terus kita porotin. Lo enggak inget kita banyak hutang! Bisa habis kita kalau enggak cepet dibayar."
"Yaudah, gua ikut aja sama rencana lo bang!" ucap Keenan menyetujuai rencana Reno
"Nah gitu dong, sekarang kita kesana terus baik-baikin dia." ucap Reno yang kemudian menghampiri Rania.