Greenindia Halmusd , gadis cantik yang memiliki mata coklat menyala indah dan memiliki julukan si pembuat onar di SMA DARMA BANGSA.
Namun kenyamanannya mendadak terusik ketika guru BK baru datang.
Guru tampan yang di gilai hampir semua murid perempuan di sekolahnya termasuk dua sahabat Green.
Tapi tidak untuk dirinya , baginya guru tampannya itu adalah musibah untuk ketentramanya.
Jonathan Vernandes , pria tampan yang mendadak jadi guru BK di sebuah yayasan milik keluarganya.
Dan bagaimana jadinya jika murid cantik si pembuat onar dan guru BK yang menyebalkan di pertemukan dalam sebuah acara keluarga , dimana mereka menjadi sepasang manusia yang akan di jodohkan.
" Kamu " teriak dua manusia bersamaan dengan tatapan begitu terkejut.
•••
" Kalau saja kau terus memperlakukan aku dengan sangat baik seperti ini , mungkin aku akan sedikit menyukaimu " ~ Greenindia Halmusd
" Kita lihat , seberapa kuat kamu bisa melawan pesonaku "
~Jonathan Vernandes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ada yang tidak Mungkin
Nathan sudah duduk di sebuah kafe di seberang tempat ia mengajar, kedatangannya membuat gaduh isi kafe, bagaimana tidak sebagian orang yang mengtahui siapa Nathan merasa takjub dengan kedatangannya di kafe yang sederhana ini, dan yang lain jangan di tanya riuh karena apa , sudah pasti karena karisma dan ketampanan yang kuat di miliki oleh Jonathan Vernandes,
Ia memilih duduk di sudut kafe supaya tidak terlalu mencuri perhatian orang lain, karena Nathan akan sangat risih saat dirinya menjadi santapan tatapan orang lain terlebih itu kaum wanita walau ia sudah terbiasa dengan hal itu.
Seseorang datang menghampirinya dengan membawakan kertas menu ,
" selamat siang mas , ini menunya dan silahkan di pesan ? " ucap perempuan yang mungkin umurnya sedikit lebih muda dari umur Nathan.
" Bisa saya pesan nanti mba , saya sedang menunggu seseorang "
" Baik , anda bisa memanggil kami jika nanti sudah ingin memesan , permisi " pamit sopan pelayan itu lalu memutar tubuhnya meninggalkan Nathan.
10 menit sudah berlalu dan baru terlihat kehadiran Alfin yang baru saja datang dari arah pintu , matanya terlihat memandang ke semua sudut kafe dan akhirnya ia tersenyum lebar saat matanya sudah menemukan sosok orang yang ia cari.
" Lo udah lama ? " tanyanya saat sudah berada di hadapan Nathan.
" Bahkan sudah hampir lumutan gue disini " ujar kesal Nathan walau ia sendiri baru datang berapa menit yang lalu.
" Panggil pelayan , gue udah laper karena nungguin lo " kata Nathan tidak sabar , dan tanpa menunggu Alfin segera memanggil pelayan dan memesan menu makanan mereka.
" Gimana hari ini ? " tanya Alfin tiba tiba.
" Biasa aja " jawab Nathan datar.
" Murid lo nggak bikin onar lagi ? " tanyanya dan beruntungnya Nathan langsung mengerti siapa yang di maksud oleh sahabatnya itu.
" oh sepertinya mereka nggak masuk " jawabnya santai sambil mengunyah makanananya.
" Kenapa mereka nggak masuk ? " tany Alfin begitu penasaran.
" Ya mana gue tahu fin , memangnya gue orang tua mereka ? " jawabnya kesal.
" emm kalau si Green nggak masuk karena hukuman skornya itu " lanjutnya dan
Alfin hanya menganggukan kepalanya , mengingat kemarin Nathan sudah bercerita tentang hukuman Green.
" eh gue lupa cerita sama lo " kata Alfin tiba tiba membuat mata Nathan sedikit melirik ke arahnya.
" Kemarin gue bertemu sama murid lo itu " lanjutnya.
" Siapa ? " tanya Nathan dengan mengangkat kedua alisnya.
" si Green " jawab singkat Alfin dengan terus mengunyah makanannya.
" Dimana kalian bertemu ? " tanya Nathan yang tanpa ia sadari kalau dirinya sedang penasaran dengan murid pembuat onarnya itu.
" Kemarin waktu gue balik dari rumah lo , gue ketemu dia lagi berdiri di pinggir jalan sepertinya lagi nunggu taksi, terus gue ngerasa kasihan karena di daerah situ jarang banget taksi lewat jadinya gue samperin dan dia minta tumpangan buat kerumah temennya " jelas Alfin.
" emmm.. " tanggapan Nathan tanpa bicara.
" Tapi yang gue heran , dia bawa ransel gede banget jo seperti mau pergi jauh " sambungnya.
" Mungkin dia mau jalan jalan karena libur skorsing berapa harinya " jawab Nathan santai.
" tapi wajahnya sendu banget jo, gue aja sampe nggak berani untuk nanyain kenapa bawa ransel gede banget "
" Terserahlah itu urusan orang "
" tapi dia kan murid lo jo " ujar Alfin.
" Murid bukan istri yang harus menjadi tanggung jawab gue " jawab Nathan asal.
" Ya mana lo tahu , kalau kedepannya dia jadi istri lo "
" Sudah pasti itu nggak mungkin " jawab Nathan langsung.
" Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini Jonathan Vernandes " jawab lantang Alfin sambil terkekeh.
" itu sama sekali tidak lucu " katanya kesal.
" Gue juga nggak sedang bercanda " jawab Alfin menahan bibirnya untuk tertawa.
****
" Semuanya sudah siap ? " tanya Amel kepada dua sahabatnya.
" sudah dong " jawab Elin dan Green bersamaan.
" Sekarang ayo kita berangkat " ajak Amel sambil membawa tas jinjing di punggungnya dan mereka berjalan menuju garasi rumah dengan mobil yang sudah siap untuk berangkat.
" Non , Apa mau saya antar saja ? " tanya sopir keluarga Amel.
" nggak usah pak , kami bisa bawa mobil sendiri " jawab Amel sambil memasukan barang bawaan mereka kedalam mobil.
" Nanti kalau ibu sama bapak nanyain non gimana ? "
" Aku sudah ijin mereka kok pak , jadi bapak nggak perlu khawatir dan tolong jaga rumah dengan baik ya pak , kami pergi dulu " kata Amel pamit.
" hati hati non, kalau ada apa apa segera hubungi kami " kata pak sopir itu lagi karena begitu khawatir, Amel mengangguk sambil terus sibuk dengan persiapan jalan jalan mereka.
" Jalan jalan yeay " teriak Elin kegirangan dan sudah lebih dulu duduk di joke belakang mobil.
" Lest go " kata mereka bersamaan sambil tertawa.
Setelah menempuh perjalan kurang lebih dari tiga jam akhirnya tiga gadis itu tiba di sebuah villa milik keluarga Amel, kedatangan mereka sudah disambut hangat oleh pelayan villa.
" non Amel kenapa tidak telepon dulu kalau mau datang ?" tanya sopan pelayan villa.
"Nggak ada rencana pak , tiba tiba kita pengen kemari dan langsung pergi kesini " jelas Amel.
" Tapi di villa tidak ada persediaan makanan non , bapak tidak menyiapkan apa apa karena tidak tahu non Amel akan datang kemari " ujar si bapak.
" Nggak apa apa pak , nggak usah khawatir kita bisa cari makan sendiri nanti , siapkan saja kamar tidur untuk kita tinggal malam ini"
" Baik non kalau begitu bapak pamit , nanti panggil saja kalau ada yang di perlukan " kata si bapak , " baik pak " jawab Amel sambil menganggukkan kepalanya.
Tiga gadis itu terlihat bolak balik untuk membawa masuk barang bawaan mereka kedalam villa ,
"Gila gede banget " ujar Elin menata takjub.
" Nggak usah norak " sambung Amel.
" Villa punya orang tua gue sudah besar , tapi ternyata punya keluarga lo lebih besar lagi " ujar Elin yang masih menatap takjub ke arah penjuru Villa milik keluarga Amel.
"Buruab bawa barang lo " teriak Green pada Elin.
" Kalau kita bikin party disini kayanya bagus banget " kata Elin lagi.
" Woy , sebelum barang barang lo gue banting mending cepet lo angkut " teriak Green kesal karena melihat Elin yang terus mondar mandir tanpa membantu.
" Galak amat " jawab Elin merajuk.
Amel tertawa melihat tingkah Elin dan Green dan terus membawa bawaan mereka kedalam Villa.
jangan lupa vote dan like😍
terimakasih🙏