Meira Aulia Aqsyah, gadis cantik nan Sholehah berusia 16 tahun yang masih duduk di kelas dua SMA, ia memiliki sifat yang ramah, sopan dan juga ceria hingga banyak teman-temannya senang bersahabat dengannya.
Namun keceriaan itu kini sirna karena sebuah peristiwa yang mengerikan terjadi padanya dan mengharuskan ia pergi dari kota kelahirannya karena sang bunda takut kalau anaknya hamil, tapi akhirnya ketakutan itu pun terjadi, dan Meira Akhirnya menjadi seorang ibu di usianya yang masih sangat muda. dan yang lebih menakjubkan ia memiliki sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan..
"Bagaimanakah kehidupan Meira dan anak kembarnya?..
Ikuti terus ya kisah anak genius ini.
Dan jangan lupa dukungannya 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI IMAMI OLEH CALON IMAM
:::;:::::💥 MUTIARA ALFAQIROH 💥
"Pada Dasarnya Takdir Allah selalu Baik, Walau Terkadang Perlu Air Mata Untuk Menerimanya."
{Umar Bin Khattab}
@@@@@@@@@@@❄@@@@@@@@@@
Meira yang masih tercengang akan pemandangan di hadapannya hingga tak sadar kalau Daffin sudah membuka pintu mobilnya.
"Turunlah Mei, biar aku dan Rio yang akan menggendong anak-anak" ujar Daffin membuat Meira tersentak kaget.
"Eh, i..iya Terimakasih" Balesnya gugup, dan ia pun turun dari mobilnya, sedangkan Daffin langsung menggendong Azia yang sudah tertidur pulas, begitu juga Dengan Rio ia menggendong Azmy.
"Ayolah Mei, ikutlah Aku" Ajak Daffin lagi sambil berjalan menuju pintu masuk rumahnya, dan saat bersamaan muncul seorang wanita dan pria paruh baya dari dalam.
"Assalamu'alaikum mah pah" Salam Daffin, dan karena ia sedang menggendong Azia ia tak tak menyalami kedua orang tuanya.
"Wa'alaikumus salam nak, " jawab mereka serentak.
"Assalamu'alaikum Tante, Om?" salam Meira juga lalu ia menyalami kedua..
"Wa'alaikumus salam nak," jawab papa Daffin..
"Kok om dan Tante sih?" protes mama Daffin. "Mama dan papa juga dong nak, kan sebentar lagi juga kamu bakalan jadi anak mama dan papa" lanjut mama Daffin lagi.
"Eh, i.iya Tan, eh. mama " ucap Meira gugup..
"Gitu dong lagian lusa kamu akan resmi menjadi menantu kami nak," tutur Mama Daffin dan ia pun langsung memeluk Meira "Terimakasih nak, Terimakasih Akhirnya kamu mau memaafkan anak mama, dan mau menerima anak mama juga " Sambung sang mama, di dalam pelukannya,
"Sama-sama mah" bales Meira yang masih di dalam pelukan Nur Aini. melihat Meira dan Mamanya saling berpelukan membuat Daffin hati Daffin merasa lega, karena Meira mau pun mamanya sudah saling menerima satu sama lainnya.
"Sudah mah, Meira pasti sangat lelah, biarkan dia istirahat dulu mah" ucap Adi Nugraha papa Daffin.
"Iya pah, ya sudah pergilah nak, beristirahatlah besok pagi baru kita akan ngobrol lagi" ucap sang mama
"Baik mah, " bales Meira singkat, lalu mama dan papa Daffin, membiarkan mereka pergi ke kamar Daffin, dan sebelumnya sudah memberikan kecupan sayang ke pada kedua cucunya.
Kini Daffin sudah berada di kamarnya, lalu ia pun langsung meniduri Azia di tempat tidurnya, setelah itu ia juga mengambil Azmy, di dalam gendongan Rio, dan setelah itu ia menyuruh Rio pergi, lalu ia pun kembali menidurkan Azmy keranjangnya juga..
"Istirahatlah, Mei, kamu kuncilah pintunya, tapi nanti kalau ada apa-apa, aku ada di kamar sebelah, kmu tinggal memanggil aku ya" tutur Daffin lembut dan setelah mendapatkan Anggukkan ia pun melangkah keluar dari kamarnya.
Setelah Daffin sudah tak terlihat lihat lagi, mata Meira pun mulai menjelajahi isi kamar yang bernuansa putih itu, hingga matanya tertuju pada sebuah pigura foto di sebuah nakas di sudut ruangan, ia pun menghampirinya. dan nampaklah foto Daffin yang nampak gagah di dalam foto itu, lalu ia pun mengambilnya dan ia pandangi pigura tersebut dengan seksama..
"Maa syaa Allah, tampan sekali akhy Hanan, eh, Astaghfirullah, kenapa jantungku Kembali berdetak kencang, ada apa ini ya Allah, mengapa setiap ana Melihatnya jantung ana Seperti tidak tenang" _Batin Meira.
lalu ia pun mengembalikan pigura itu ke tempatnya lalu ia memegang dadanya, yang masih berdetak hebat,
"*Astaghfirullah, Ada dengan jantung ana, kenapa semakin kencang rasanya berdetak? ya Allah, tenangkanlah jantung ana ini, "Gumam Meira, sembari memukul-mukul pelan pada dadanya.
"Sebaiknya ana tidur saja deh, mungkin dengan tidur jantung Ini akan kembali tenang" Gumamnya lagi lalu ia pun melangkah menuju ranjang tempat anak-anaknya yang sudah tertidur di sana*
lalu ia pun mulai membaringkan tubuhnya dan karena memang ia sudah sangat lelah akibat berjalan-jalan tadi, ia pun kini mulai hanyut ke dalam mimpinya.
*****
Menjelang, subuh Meira terbangun karena panggilan si kecil, yang ternyata mereka sudah lebih dulu bangun.
"Umma?, kita ada di mana ?" tanya si kecil Azia dengan mata yang sedang melihat sekeliling kamar tempat makan tidur.
"Kita di kamar Biyah sayang" jawab Meira dengan suara khas orang bangun tidur.
"Benarkah Umma?," tanyanya lagi meyakini kebenarannya.
"Iya sayang, ya sudah kalian mandilah serta berwudhu, karena kita sebentar lagi kita mau sholat subuh" titah Meira menyuruh anaknya agar mandi.
"Baiklah Umma" sahut mereka, lalu mereka pun pergi kekamar mandi, tak lama mereka masuk, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dan Meira pun melangkah menuju pintu kamar Daffin, dan kemudian ia pun membukanya. dan terlihatlah seorang wanita yang masih muda dengan membawa tiga buah paper bag.
"Permisi nona muda, saya di minta tuan muda untuk menyerahkan ini, untuk nona muda, juga untuk nona kecil, dan tuan kecil nona" ujar wanita itu sembari menyerahkan paper bag yang ada di tangannya, kepada Meira.
"Oh, Terimakasih..." ucap Meira terhenti karena bingung mau manggil apa, membuat wanita itu seperti paham kebingungan majikan barunya.
"Panggil Titin saja Nonq" sambug Wanita itu yang bernama Titin..
"Oh, terimakasih ya Titin" ujar Meira mengulangi perkataannya tadi,
"Sama-sama nona muda, kalau begitu saya permisi dulu ya Nona." pamit Titin.
"Iya Titin" bales Meira, setelah mendapatkan jawaban dari majikannya Titin pun melangkah pergi, sementara Meira Kembali ke kamar, setelah menutup pintu kamarnya ia pun berjalan menuju ranjangnya, dan setelah itu ia pun melihat isi paper bagnya, dan ternyata isinya Mukena dan baju gamis, berwana pink lengkap dengan hijabnya, kemudian ia juga melihat isi paper bag yang lainnya, ternyata berisi baju anak laki-laki dan baju anak perempuan, serta mukena kecil juga membuat Meira pun tersenyum melihatnya.
Dan saat bersamaan, kedua anaknya telah selesai mandi.
"Kalian sudah selesai nak?" tanya Meira pada Twins.
"Sudah Umma" jawab mereka serentak.
"Ya sudah sekarang pakailah baju ini" titah Meira Sambil menyerahkan baju yang tadi di dalam paper bag.
"Wah, ini baju baru ya Umma?" tanya Azmy
"Ya sayang sekarang pakai ya Umma mandi dulu," ujar Meira yang sambil membawa baju barunya juga, dan ia langsung ke kamar mandi.
Dan tak berapa lama ia kembali keluar dan ternyata di sana sudah ada Daffin yang sudah berpakaian baju Koko dan kain sarungnya dan tidak lupa juga peci hitamnya yang sudah terpasang di kepalanya.
" Mei?, Kita sholat subuh berjamaah ya?" Ajak Daffin saat melihat Meira sudah keluar dari kamar mandi, dan perkataan Daffin hanya di bales dengan anggukan.
"Maa syaa Allah, ana sholat di Imami oleh calon imam?, ya Allah kenapa jantung ana kumat lagi sih" Batin Meira sembari ia memakai mukenanya.
Setelah selesai mereka pun mulai sholat berjamaah, bersama dengan di Imami oleh Daffin, dengan suara merdunya ia melantunkan Ayat-ayat di dalam shalatnya dan setelah selesai Azmy Azia menyalami Daffin dan juga Ummanya, sementara Meira hanya mengatupkan kedua tangannya, dan di bales oleh Daffin dengan melakukan hal yang serupa pada Meira Daffin memaklumi itu karena dirinya belum mahram untuk Meira.
*******
Dukung Author terus ya guys 🙏😊
LIKE, VOTE, DAN KOMENTAR SELALU AUTHOR TUNGGU YA 🙏😉 SYUKRON 🙏
kedepannya, Dan ditunggu kisah yang lainnya 🙋💪👍👏👏👏🥇🥇🥇
sampai mau Dibawa pulang ke kota Ngga ada Nasehat atau wejangan dalam Rumah tangga
tp cmn 1😁
pingin ikut nangis jgk
tpi balik bca lagi. krn kgn sm meira. afin. dn twins