Galaksi si cowok super galak yang menjadi dambaan para kaum hawa SMA Bhakty Jaya. Tampan, tubuh semampai, hobi menyakiti hati Orzie, dan satu lagi, otak encer gak main-main yang membuat namanya terkenal di mana-mana sebagai siswa paling pintar di kalangan guru-guru.
Saat ratusan hati bertekuk lutut di hadapannya, tidak bagi Orzie. Si cewek berpenampilan super sengak dengan title 'Rembes Style'!
Menjadi babu Galaksi udah biasa. Tapi uangnya habis diporotin cowok itu, yah, si roh jahat–sebutannya pada Galaksi.
Geng Legion yang membawa mereka dalam pusaran maut terpaksa merampas nyawa salah satu sahabat Gamaliel, kembaran Galaksi. Hingga dalam keterpurukan itu, Orzie datang membawa harapan. Perhatiannya membuat Gamaliel egois dan melakukan segala cara merebut Orzie dari jeratan Galaksi!
Galaksi started!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blackblue_re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Chapter 22 | Pedang Berdarah
Siang itu saat suasana sedang lengang diselingi tawa-tawa manja para siswi yang biasa duduk di taman sekolah serta canda gurau yang terlempar dalam obrolan anak cowok yang kebanyakan nongkrong di depan mesjid menghilang.
Gamaliel mengarahkan pandangannya menyapu jalan di dekat gerbang sekolah, nampak Pak Muktar sibuk mengunci gerbang sekolah dengan raut wajah panik.
"Gama! Gama!!" teriaknya kencang, sesaat berganti dengan suara hantaman senjata beradu besi di luaran sana.
PRANK! BUUGHHH! KRAAK!
"GUE BALIKIN LU NJING!! ANAK TARUNA NIH!!!
Rombongan Legion berdiri serempak dengan wajah-wajah tegang, Orzie ikutan panik melihat hampir lima puluhan siswa mengerubungi sekolahannya.
"Dibalikin woooi! Dibalikiiin!!!" seru Mahesa mengambil BR di dalam tas gitar di kolong kursi pojok, menarik senjata tajam untuk dioper ke kawannya.
Tangan Gama merentang, dengan wajah pongah.
"Kita lihat aja, bro. Nasib Bhakty Jaya kalo gak ada Legion. Mulut maha benar mereka masih tetap angkuh apa berlutut minta pembelaan?"
Mereka terdiam, kembali duduk sambil bersantai melihat kegaduhan yang semakin menjadi di kalangan para murid.
"TAKUT LU HAH?!! BERANI BANGET LO MAEN KE KANDANG KITA SAT!" maki cowok berjaket merah itu murka, mengggebukkan pedangnya di pagar sekolah, mereka tetap tidak bisa menghancurkan benteng Bhakty Jaya karena tidak menggunakan gembok. Melainkan besi tebal yang melintang sebagai penghalang.
"BANGSAT! MAJU LO, JANGAN SANTAI-SANTAIAN LU DI SANA!!"
Berbagai kata-kata kotor menyambut di ujung gerbang, langit dihujani batu dan botol pecah, beberapa siswi terkena dampaknya hingga dibawa ke UKS. Guru-guru nampak panik. Jika mengandalkan Pak Muktar yakin saja pria itu akan mati di tempat.
Polisi..
Entah ke mana jejak mereka sekarang.
"Keluar lu Cil! Gue kepruk tuh kepala lo!"
Pak Osep mendatangi kegaduhan dengan gurat cemas bercampur khawatir, jika hanya menunggu petugas kepolisian yakin saja anak-anak muridnya akan dihajar tanpa pembelaan. Terlihat para setan-setan Taruna memanjat pagar sekolah merusakkan gerbang utama.
"Gimana tuh, pak?" suara Gamaliel dari belakang, ingin tertawa melihat wajah pias itu. Pak Osep–dengan terpaksa– harus menghilangkan wibawanya sekarang.
"Bawa teman-temanmu itu..."
"Hahahaha, lain kali bapak jangan nyabet saya dong. Kan demi keselamatan sekolah juga, memang kami salah. Tapi lebih salah lagi, kan, ngelihat anak murid bapak dibantai di sekolahnya sendiri sampai meninggal?"
Pak Osep terdiam, mempelajari situasi sekitar yang semakin memperjelas tidak ada pilihan lain selain bertarung.
"LEGION, LEPAS!!!"
Serempak mereka berdiri dengan berbagai macan sajam di tangan, wajah penuh tawa berubah dendam, kian detik memupuk rasa sombong dan benci dalam diri. Siap menghujam pedang ke dalam tubuh musuh.
"MUSUH DI DEPAN, MATA JANGAN JELALATAN!" tegas Erlan membumbung tinggi-tinggi keberanian mereka ke tingkat paling atas, kaki dipijak semakin keras.
"Tigaa...."
Musuh semakin penuh di benteng sekolahan. Beberapa orang memanjat turun, kemudian beralih menendang pintu bersamaan hingga puluhan kaki itu makin membuat gerbang rubuh.
"Duaaa..." hitung Gama lagi.
Anak Taruna berhasil membobol pagar. Dengan langkah bertambah cepat dua kubu berjalan saling mendekat. Makian terlontar cepat dari kedua kubu yang hendak bentrok.
"SATUUU!!!!"
Hujan batu mengenai dua kubu, botol kaca pecah berserak di semen lapangan bola. Wajah-wajah iblis itu bercerita bagaimana suramnya hidup dalam penderitaan.
Pedang berdecit memakan darah.
Kopel dan sabuk gear berputar-putar siap menggebuk kepala musuh.
Dan makian, hujatan dan umpatan saling bersahutan keras hingga membuat telinga mendengung.
"SAMBUTANNYA KURANG MERIAH NIH!" ejek cowok berambut gondrong sombong hingga Gama muak sendiri dibuatnya, tanpa pikir panjang ia mengayunkan katana mengarah ke dada cowok itu namun nihil, hanya mengibas udara.
"Gak kena! Gak kena!"
"Anjing! Gaya lu! Liat gue bagi tuh kepala lo!" geram Gama, cowok itu semakin menjadi mengejeknya.
Traang!!!
Celurit berukuran sedang itu beradu keras dengan parang menimbulkan suara bertabrakan yang cukup membuat kuping mendengung.
Mahesa beradu kekuatan dengan cowok gempal di sana, nampak dia agak kelabakan meladeni pergerakan musuh.
Melihat keadaan Bhakty Jaya yang semakin terdesak, musuh berada di awan-awan, disertai tawa meledek dan lontaran menakut-nakuti.
"Hayolo! Hayolo! Gue iris barang lo kalo jatuh!!"
"Kaga ngaruh!!"
Semakin jadi jeritan para siswi saat rombongan Legion semakin rapuh, mereka semakin mundur mendekat ke deretan kelas Ipa.
"Mundurin musuh!!!" seru para cowok yang kini bersembunyi di dalam kelas, Gama tersenyum kecut dengan peluh berjatuhan membasahi seragam dan baju kaosnya.
"MAJUUINN!!!"
Dalam satu hentakan pergerakan mereka maju menggentarkan musuh, namun barisan depan Taruna jauh lebih kuat saat ini. Mungkin karena beberapa anggota Legion yang tidak dapat senjata melawan mereka.
Seorang cowok maju dengan bambu panjang, menghantam keras lengan Gama yang sedang terjulur menahan pedang musuhnya.
Buagh!
"Aarrrghh!!" jeritnya kesakitan, segera mundur dan menstabilkan pasokan udara yang semakin menipis dalam paru-paru.
"Gam! Anak Legion udah banyak yang kena!!!" teriak Teuku panik, Irham jatuh menjadi bulan-bulanan musuh hingga beberapa kawannya maju menyelamatkan.
"KALO KITA MUNDUR SEMUA KENA BANTAI, NYET! MAJU AJA GAK USAH TAKUT LU SEMUA! YANG LARI BESOK GUE MAKAN HIDUP-HIDUP!" teriak Gamaliel keras-keras.
Keadaaan semakin mendesak, tumpah darah di mana-mana dalam lingkaran kematian itu. Gama semakin cemas saat temannya banyak yang menjadi korban.Taruna dalam pasukan penuh, yang didominasi oleh pasukan kelas satu sampai kelas tiga. Bahkan ada yang memakai baju bebas yang Gama yakini pasti merupakan senior angkatan lama.
"Lu yang kemaren ributin sekolah gua?!!" seru cowok berbaju kemeja flanel itu, wajahnya ceking dengan bola mata dalam.
"Iya gue! Mau mati lo?!"
"Hahaha! Lo yang gue matiin hari ini!!"
Praaank!
Pedang menghantam permukaan lapangan dengan buas, Gama kaget setengah mati. Kalau telat sedetik aja bisa bolong perutnya tadi.
"Maju lu!!"
Cowok itu menoleh ke samping, tidak ada yang membackingnya. Mereka kalah jumlah sekaligus kalah senjata.
Saat berharap ada pihak yang melerai pun, do'a Gama tidak terkabul-kabul juga. Ia hanya bisa pasrah menahan laju serangan yang kian liar.
"Mundurin Gam..."
"Mundurin, ntar satu sekolahan kena bantai, goblok!" jawab Gamaliel kesal. Oge hanya bisa menurut.
Darah pasukan Legion harus tumpah membentengi ratusan murid Bhakty Jaya di dalamnya. Terkadang mereka sedikit kesal, kenapa saat mereka susah payah mempertahankan justru mereka yang dipersalahkan?
<><>
Maap jrg apdet-_-
Msih ada yg nunggu gk sih? Hwhehe
ada yg tau ga sih authornya pindah kemana?
semangat terus Thor, sukses selalu di tunggu karya-karyanya 🥰🥰🥰🥰