NovelToon NovelToon
Mahar Satu Miliar Dari Pria Impoten

Mahar Satu Miliar Dari Pria Impoten

Status: tamat
Genre:Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pengantin Pengganti / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Tamat
Popularitas:396.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aisyah Alfatih

Arum Mustika Ratu menikah bukan karena cinta, melainkan demi melunasi hutang budi.
Reghan Argantara, pewaris kaya yang dulu sempurna, kini duduk di kursi roda dan dicap impoten setelah kecelakaan. Baginya, Arum hanyalah wanita yang menjual diri demi uang. Bagi Arum, pernikahan ini adalah jalan untuk menebus masa lalu.

Reghan punya masa lalu yang buruk tentang cinta, akankah, dia bisa bertahan bersama Arum untuk menemukan cinta yang baru? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Kenapa kau harus datang di saat luka itu mulai sembuh?

Malam itu rumah sakit terasa jauh lebih sunyi dari biasanya. Lampu-lampu di lorong menyala temaram, hanya terdengar langkah perawat yang lewat sesekali dan bunyi detik jam dinding yang pelan namun menusuk.

Arum duduk di kursi di samping ranjang Revano, menggenggam tangan kecil anaknya yang terbalut selang infus. Bocah itu sudah tertidur lelap, napasnya tenang di antara bunyi alat pemantau jantung yang berirama stabil. Namun, hati Arum tidak tenang.

Ucapan Reghan siang tadi masih bergema di kepalanya. 'Arum masih istriku.'

Kata-kata itu membuat dadanya sesak antara marah, bingung, dan rindu yang tak pernah benar-benar padam. Dia mencoba menutup mata, tapi air matanya justru mengalir. Tangannya mengusap lembut rambut Revano.

“Mama janji, Nak … Mama nggak akan biarin siapa pun nyakitin kita lagi,” bisiknya dengan suara bergetar.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka perlahan. Arum cepat-cepat menyeka air matanya, menoleh. Siluet seorang pria muncul di balik cahaya, lampu. Arum cepat-cepat bersembunyi.

Dia melangkah pelan, mengenakan jaket hitam, wajahnya tampak lelah tapi tatapannya penuh kerinduan. Di tangannya ada boneka kecil berbentuk beruang cokelat. Begitu melihat anaknya, langkah Reghan seketika melambat. Dia tidak menyadari Arum ada di dalam sana. Reghan hanya berdiri di sisi ranjang, menatap bocah yang tidur dengan pipi sedikit pucat namun damai.Suara Reghan lirih, serak, dan penuh perasaan.

“Maaf ya, Nak … Papa baru datang sekarang.”

Arum tertegun, kata papa itu membuat dadanya mencubit sendiri. Ia kngin keluar, ingin menghentikan, tapi lidahnya kelu. Reghan duduk di kursi sebelah tempat tidur. Ia meletakkan boneka kecil itu di sisi bantal Revano.

“Tadi Papa lihat kamu main di taman rumah sakit, kamu senyum waktu lari ke arah perawat … Papa hampir lupa rasanya punya alasan untuk hidup lagi setelah kehilangan Mamamu.”

Dia terdiam sejenak, menatap tangan mungil anak itu yang memegang selimut erat-erat.

“Papa janji, apa pun yang terjadi … Papa nggak akan ninggalin kamu dan mamamu lagi. Sekalipun Mama kamu nggak mau lihat Papa, Papa bakal tetap di sini, di sekitar kamu.”

Air mata Reghan jatuh tanpa bisa ditahan. Ia memegang ujung ranjang dengan kedua tangannya, seolah takut kalau bocah itu menghilang dari hadapannya. Di balik tirai, Arum menutup mulutnya menahan tangis. Tubuhnya bergetar hebat, hatinya terasa remuk antara cinta yang belum mati dan luka yang belum sembuh. Ia tak tahu harus marah atau luluh.

Hanya tahu bahwa suara lelaki itu, yang dulu menjadi rumah baginya kini kembali menghantam hatinya yang berusaha keras untuk tetap kuat. Reghan perlahan berdiri, menatap Revano sekali lagi.

“Tidurlah, Nak … besok Papa datang lagi. Papa janji.” Ia berbalik menuju pintu.

Namun sebelum benar-benar keluar, Reghan berhenti. Menatap sekilas ke arah tirai yang menutupi sisi lain ruangan, seolah ia tahu seseorang sedang mendengarkannya. Dia tak bicara apa-apa lagi, hanya tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Begitu pintu tertutup, Arum akhirnya tak sanggup menahan air matanya lagi. Tangisnya pecah dalam diam. Ia memeluk Revano erat, suaranya nyaris tak terdengar.

“Kenapa kamu harus balik sekarang, Reghan … kenapa harus waktu seperti ini…”

Bocah kecil itu menggeliat pelan dalam tidur, dan meski tak sepenuhnya sadar, tangannya menggenggam jari ibunya seolah tahu bahwa hatinya sedang berantakan.

1
Mama AldyNovi
kyaknya tiap malam hujan deh
Nidah Hanidah
dehhhh heran, emang disitu gak ada cctv ya, kok gak di cek dlu
Surati
Bagus ceritanya 👍🙏🏻
Sunny Sunny
bagus, gak bertele2 alurnya, tokoh Dr Gavin sgt mulia, mencintai tidak berarti memiliki 🙏, cuma sayang tokoh yg jahat kok gak bertobat ya, kyk si mantan
Aisyah Alfatih: buang mantan pada tempat nya 🙊
total 1 replies
Zila Kamsirah
Terima kasih saya suka jalan cerita ini
Nilovar Beik
novel ini AQ tamatkan bacanya dlm sehari...bagus banget
Aisyah Alfatih: terima kasih kak 💕
total 1 replies
Nilovar Beik
bagus Oma...gercep sekali
Nilovar Beik
kasiannya Arum...tega bener ya
Wonti Sudarmi
foto Arum Revano dan reghan mana auotor



foto Arum Revano dan reghan mana
ken darsihk
Arum masih ragu dngn semua nya
ken darsihk
Pelan2 Reaghan jangan memaksa semua nya akan baik2 sajah , klo kamu nya sabar
ken darsihk
Semoga sajah x ini tidak ada lagi prahara yng mengacaukan rumah tangga mereka
ken darsihk
Aq lanjut baca lg thor 🌹🌹👍
Shankara Senja
baru nemu,trus baca eh..pengen tutup buku..maaf saya ga suka wanita lemah dngn berbagai alasan..yg tdnya kabur dngn satu alasan ga masuk akal kembali lg..byeeeee
Shankara Senja
kan..gampang,simpel..udah bucin..mo berdarah darah jg balik lg..
Shankara Senja
ga usah pake kabur deh klo ujung ujung nya bersatu lg....cape cape in aja
ken darsihk
Syedih 😭😭😭😭
Rajo kaciak
/Sun//Sun//Sun/
Rahpuji Haningrum
Oma Hartati sadar diri, kamu dulu yang membiarkan hukum cambuk tanpa dengarkan siapa yang salah
Rahpuji Haningrum
rasakan reghan, cinta kok membiarkan istri dicambuk.
lihatlah dulu siapa yang salah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!