Terpaksa Aku Menikah

Waktu sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam, santi masih setia menunggu ruben di ruang tengah agar dia bisa dengan mudah memgetahui kepulangan ruben, ia mondar mandir sambil terus menggigiti kuku cantiknya, ia gelisah pikirannya sudah menerka nerka kegiatan ruben.

" kok mas ruben lama banget sih.? kemana dia.? apa dia masih dikantor.? apa pekerjaannya banyak.? tapi kalau dikantor siam gk mungkin pulang selarut ini, Atau jangan jangan mas ruben masih sama wanita itu.?" guman santi dengan wajah sedihnya memikirkan bagaimana kalau itu terjadi.

Santi terus saja menerka nerka siapa gerangan wanita yang bersama suaminya itu hingga tepat pukul sembilan malam santi tertidur di sofa ruang tengah karna terlalu lama santi menunggu.

jam sepuluh malam Ruben baru sampai dirumah karna perkerjaannya yang harus diselesaikan secepatnya dikarenakan dia harus keluar kota dua hari kedepan, jadi sebelum pergi ia harus menyelesaikan pekerjaan agar tidak terlalu membebani sekretarisnya nanti.

ruben masuk dan sampai di ruang tengah, disana ia melihat santi yang sudah tertidur dengan tangan menumpu wajahnya dan dijadikan bantalan dengan posisi telungkup.

Ia mendekati santi dan menatap wajah tertidur itu, tangannya terulur merapikan rambut yang menutupi wajah santi, mengelus dan menyusuri setia sisi dari wajah sang istri, setelah puas ia mengankat santi membawanya dikamar tempat santi selama ini istrahat.

Sesampainya dikamar lagi lagi ruben menatap wajah teduh istrinya, hatianya terasa damai melaihatnya dan perlahan lahan wajah ruben mendekat dan semakin mendekat dan...

Cup..

Satu kecupan lembut mendarat dikening santi dari ruben dan mengelus kening itu setelah mencimunnya.

" mimpi indah sayang." gumam ruben menyerupai bisikan lalu pergi setelah mengucapkan itu menuju kamarnya.

****

Dua hari sudah berlalu dan sekarang adalah waktu ruben untuk berangkat keluar kota, ia berangkat pagi pagi sekali bahkan sebelum santi terbangun, ia melakukan itu sengaja agar santi tidak mengetahuinya meskipun nanti juga pasti bakan diketahui santi tentang kepergiannya.

Ans sudah menunggu disana dan menbungkuk hornat saat ruben keluar dari dalam rumahnya

" selamat pagi tuan , silahkan " ucap ans membuka pintu mobil.

ruben masuk kedalam tanpa menjawab sapaan dari ans, mereka berangkat namun tak lama setelah mobil meninggalkan halaman rumah Ruben berkata pada asn.

" ans suruh pengawal untuk mengawal santi selama aku tidak ada dan laporkan apa saja yang dia lakukan selama aku pergi, tapi jangan sampai Santi ketahui takutnya ia tidak nyaman. perintah ruben.

" baik tuan saya akan menyuruh pengawal untuk terbaik kita. Jawab Ans mengangguk

kembali hening dan tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka hingga mereka samapi dibandara, karna perjalan kali ini mereka akan menaiki pesawat.

sementara di kediaman ruben santi baru terbangun dan langsung menuju dapur untuk memasak dan setelah memasak ia membuatkan kopi untuk suaminya seperti biasa karna ia belum tau kalau suaminya telah keluar kota.

Santi menuju kamar sang suami dan mengetok pintu kamar suaminya. Ia mengetuk berkali kali namun tidak ada jawaban.

" kok gk ada jawaban ya..? apa mas ruben masi mandi.? aku masuk gk ya.? tapi kalau aku masuk aku takut mas ruben marah lagi sama aku." batin santi berperan antara masuk atau tidaknya dikamar suaminya. Tapi setelah lama iapun memutuskan auntuk masuk kedalam.

Menarik nafasnya dalam dan tangannya terulur memutar knop pintu kamar ruben Karna ini baru pertama kalinya masuk kedalam kamar suaminya ia merasa sangat gugup sekali tapi ia memberanikan diri untuk membuka pintu itu.

Ceklek...

Kosong,,, tidak ada ruben disana tapi tempat tidurnya masih berantakan.

" mas ruben ada dikamar mandi.? tapj kenapa tidak ada suara air.? tanya santi pada dirinya sendiri, ia berjalan menuju ranjang milik ruben dan mulai merapikannya, setelah selesai santi menuju kamar mandi dan mengetok pintu itu.

Tok...Tok...tok..

Tidak ada jawaban dari dalam yang menandakan pemiliknya memang tidak ada disana.

" apa mas ruben sudah berangkat.?" gumam santi karna Baru sadar kalau tidak ada tas kerja milik suaminya disana setelah ia mengedarkan pandangannya menyapu seluruh isi dalam kamar itu.

Dengan cepat santi keluar dari sana menuju dapur untuk bertanya pada bi asih berharap ia mendapatkan jawaban yang melegakan dari bi asih..

" bi, apa bibi tau suamiku pagi ini.?" tanya santi setelah berada di dekat bi asih.

" belum non, bibi belum lihat pagi ini, mungkin masih dikamar non." kata bi asih

" tidak ada bi, aku sudah lihat tapi tidak ad." kata santi

Bi asih terkejut dengan perkataan santi saat mengatakan kalau ia sudah masuk kekamar ruben, itu berarti sudah ada kemajuan dalam hubungan mereka itu pikir bi asih.

" non sudah kekamarnya dan tuan tidak ada." tanya bi asih mengulang perkataan santi

" iya bia aku udah kekamrnya." aku santi tidak sadar akan tatapab bi asih.

" mungkin tuan sudah berangkat non." kata bisa memberi pendapatnya namu senyum mengembang dibibirnya karna ia bahagia mendengar ada kemajuan bagi merka berdua

" sudah pergi sepagi ini.?" batin santi yang heran karna tidak seperti biasanya.

Tak mau berpikiran jelek santi memutuskan untuk sarapan karna ia juga harus berangat kerja, ia menuju meja makan dan sarapan namun mendadak seleranya hilang saat menatap kursi yang biasa ditempati ruben setiap makan kini kosong tidak ada penghuninya.

Ia meletakan kembali sendoknya kemudian bangiki berdiri dari kursinya mengambil tas kerjanya dan keluar dari rumah itu menuju halaman tempat taxinya menunggu.

Baru saja tanganya terulur membuka pintu mobil taxi jadi terhenti saat perhatiannya tersita oleh sebuah mobil yang memasuki pekarangan rumahnya.

Santi memperhatikan siapa pemilik mobil itu dan seketika ia terkejut melihat siap yang datang.

Wanita yang pernah bersama suaminya dikafe waktu itu, memdadak mukanya berubah muram saat wanita itu mulai mendekat kearahnya.

" siapa.?" tanya santi berusaha untuk tetap tersenyum.

" Saya rena abraham." jawab rena dengan lembut namun menyirtakn keangkuhan didalamnya.

" mau apa ya dan mbak cari siapa.? tanya santi masih dengan nada sopanyan.

" saya mau cari ruben, apa dia ada aku ingin bicara.?" kata rena yang sudah melangkah ingin masuk kedalam namun denga cepat santi menahan lengannya.

" mas ruben tidak ada, dia sudah pergi." jawab santi datar.

" oh jadi dia sudah berangkat ya.? kenapa dia tidak menugguku sih.? kan kami bisa berangkat bersama keluar kotanya " gerutu rena yang secara tidak langsung sudah menjawab pertanyaan dalam benak santi yang berkecamuk sejah tadi pagi.

Deg....

Jntung santi seolah berhenti tiba tiba saat mendengar perkataan tamu suaminya ini yang tidak ia tau siapa identitasnya itu.

" apa maksudmu mas ruben pergi keluar kota.?" tanya santi memastikan pendengarannya.

" ia ruben keluar kota, apa kau tidak tau.? tapi tadi kau kau bilang dia sudah berangkat.? hei...Mana yang sebenarnya.? ruben sudah berangkat atau tidak.? atau jangan jngan kamu tidak tau kalau suamimu itu keluar kota selama dua hari.?" cerca rena yang lagi lagi membuat santi tercengang.

" keluar kota.,?" guman santi kecil namun masih bisa didengar oleh rena.

" ia dia keluar kota selama tida hari. oh astaga apa jangan jangan kau sama sekali tidak tau kegiatan suamimu.? oh ya Tuhan....Aish sudahlah aku harus pergi mau menyusul ruben disana." kata rena dan pergi tanpa mempedulikan bagaimana reaksi santi saat ini.

Bersambung....