NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Gadis Lemah

Bukan Lagi Gadis Lemah

Status: tamat
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Tamat
Popularitas:240.1k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Shanum disiksa sampai matii oleh dua kakak tirinya. Sejak ibunya meninggal, dia memang diperlakukan dengan sangat tidak baik di rumah ayahnya yang membawa mantan kekasihnya dan anak haramnya itu.

Terlahir kembali ke waktu dia masih SMA, ketika ibunya baru satu tahun meninggal. Shanum bangkit, dia tidak akan membiarkan dirinya dilukai oleh siapapun lagi. Dia bukan lagi seorang gadis yang lemah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Mengerjai atau Dikerjai

Bel istirahat berbunyi, Shanum bersama dengan Lusi pergi keluar kelas. Tiba-tiba saja muncul ide lagi di kepala Diana. Gadis itu memang penuh dengan pikiran jahat.

Diana mendekati Santi.

"Ambil buku matematika milik Upik abu itu!" kata Diana.

Firda dan Jeni langsung pergi ke arah pintu. Mereka berjaga di depan pintu.

Santi segera mengambil buku pr Shanum dan memberikannya pada Diana.

Diana begitu senang. Kenapa kalau Shanum bisa lolos tadi pagi. Dia tidak akan lolos kali ini dari guru matematika.

Diana segera membawa buku itu keluar, bersama dengan semua temannya. Mereka berjalan ke arah taman belakang. Dan membakar buku pr milik Shanum itu.

Diana tertawa sangat puas begitu buku matematika milik Shanum itu terbakar setengahnya.

"Rasakan! dia akan di hukum oleh pak Timothy. Rasakan itu! ha ha ha!"ujarnya sangat senang.

Bukan hanya Diana saja yang tampaknya sangat menantikan Shanum akan di hukum. Ketiga temannya juga tertawa senang. Apalagi Firda yang memang pernah mendapatkan perlakuan kasar dari Shanum. Padahal, selama ini mereka yang lebih kasar. Di balas satu kali saja sudah dendam. Apalagi Shanum yang sudah berkali-kali mendapat perlakuan kasar dari mereka semua.

"Benar, biar si Upik abu itu kepanasan. Berdiri di bawah tiang bendera!" tambah Firda.

Mereka tidak menyadari. Kalau dari kejauhan, ada yang memperhatikan mereka.

Lusi yang merasa heran, kenapa Shanum tidak jadi mengajaknya ke kantin dan malah ke tempat ini pun bertanya pada Shanum.

"Kita ngapain sih disini, Shanum?" tanya Lusi yang memang berada di belakang Shanum.

Karena mengikuti Shanum dan berada di belakang Shanum, makanya dia tidak tahu apa yang sedang Shanum perhatikan.

"Kita ke kelas sekarang!" kata Shanum.

Lusi masih heran, pertanyaannya saja yang pertama tadi belum terjawab ini temannya itu malah mengajaknya pergi lagi ke kelas. Tapi, meski tidak mendapat jawaban dari Shanum. Lusi tetap saja mengikuti Shanum dari belakang.

Shanum berhenti di depan kelas.

"Kamu tunggu disini, kalau ada yang datang bersuara lah seperti kucing!"

"Hahh!" Lusi yang kebingungan langsung terperangah.

Namun Shanum tidak menjelaskan lebih jauh, dia yakin meski Lusi masih merasa bingung dia akan tetap bisa menirukan suara kucing.

Shanum bergegas ke meja Diana, Firda dan baru akan ke meja Santi. Lusi mengeong.

"Meong!"

"Meong!"

"Ups, sayang sekali. Baiklah, dua orang juga lumayan dari pada tidak sama sekali!" kata Shanum yang juga menyimpan buku pr Diana dan Firda di belakang punggungnya.

Shanum bergegas menghampiri Lusi. Dan ternyata memang sudah ada beberapa teman sekelas mereka yang kembali dari kantin.

"Ayo ikut aku!" kata Shanum pada Lusi.

Lusi segera mengikuti Shanum yang berjalan ke arah taman samping sekolah. Shanum menghela nafasnya yang cukup tersengal-sengal.

"Hah, ini ternyata menyenangkan!" gumamnya.

Ternyata membalas Diana itu sangat menyenangkan baginya. Kenapa dia tidak melakukan ini dari dulu. Malah sibuk cari muka dan cari perhatian, berharap saudara-saudara tirinya itu bisa baik padanya.

"Sebenarnya kita ngapain sih Shanum?" tanya Lusi bingung.

"Mereka, Diana dan yang lain mencuri buku pr ku dan membakarnya di taman belakang sekolah tadi!" jelas Shanum.

"Wah, mereka jahat sekali!" kata Lusi yang sangat terkejut.

"Tidak masalah, mereka ambil satu buku ku. Aku ambil dua buku mereka!" kata Shanum yang menunjukkan buku pr Diana dan Firda yang dia curi tadi.

Lusi yang melihat itu tersenyum senang.

"Nah, bagus bagus. Aku suka pembalasan seperti ini. Lalu kita apakan?" tanya Lusi sangat bersemangat.

"Aku tidak punya korek api. Kita robek-robek saja, masukkan ke dalam tempat sampah!" kata Shanum.

Lusi mengangguk dengan cepat.

"Ayo lakukan! aku sangat tidak sabar!" katanya yang langsung meraih satu buku entah itu milik Diana tau Firda dia tidak perduli.

Lusi juga kerap kali menjadi sasaran keisengan mereka. Makanya dia merasa sangat senang bisa mengerjai Diana dan gengnya itu.

Mereka merobek-robek buku itu menjadi serpihan dan membuangnya ke tempat sampah.

"Huh, selesai!"

"Lalu bagaimana dengan buku pr mu? kamu pasti akan dihukum oleh pak Timothy!" kata Lusi.

"Jangan khawatir, aku kan dihukum bersama mereka. Aku punya rencana lain untuk mengerjai mereka!" kata Shanum yang tidak sengaja melihat ulat bulu tadi di salah satu tanaman saat ke taman belakang ini, "sekarang kita ke kantin yuk, aku mau beli minuman. Haus sekali setelah semua kejahilan ini ha ha ha !" kata Shanum merangkul Lusi sambil terkekeh bersama.

Begitu membeli minuman, Shanum hanya meminumnya setengah dan membuang isinya. Dia kembali ke tanaman itu dan mengambil ikat bulu yang ada disana, memasukkan ke dalam botol. Lalu botol itu dia letakkan di bawah semak tanaman pagar di dekat tiang bendera berada.

Dan setelah itu dia kembali ke kantin. Karena dia memesan burger dan minta Lusi menunggunya selesai di buat.

Begitu burgernya selesai, mereka makan sambil masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas, Diana dan Firda yang sudah berada disana tampak terkekeh setiap melihat ke arah Shanum.

"Mereka kenapa?" tanya Lusi pura-pura.

Bukankah memang harus terkesan kalau Shanum dan Lusi tidak tahu apa-apa. Shanum mengangkat bahunya. Dia segera duduk dengan Lusi.

Tak lama bel masuk berbunyi. Pak Timothy, guru matematika yang terkenal sangat tegas. Meminta semuanya mengeluarkan buku pr dav mengumpulkannya. Sayangnya, Shanum tidak menemukan buku pr-nya.

Diana yang melihat itu sangat senang.

"Rasakan itu, kamu tidak akan pernah menemukan bukumu. Karena sudah menjadi abu!" katanya dengan senang.

Diana bahkan mengangkat tangannya.

"Pak, Shanum sepertinya tidak membawa buku pr-nya!"

Diana sedang menggali lubang jebakan untuk dirinya sendiri tanpa sadar.

Pak Timothy yang tadinya anteng menunggu di mejanya berdiri.

"Shanum, apa benar kamu tidak membawa buku pr?" tanya pak Timothy membenarkan kacamata dengan tatapan serius.

Shanum berdiri.

"Iya pak, maaf saya lupa?"

"Berdiri di bawah tiang bendera. Dengan sikap hormat! cepat!"

"Baik pak!" kata Shanum yang langsung keluar dari kelas dengan cepat.

"Ha ha ha" Diana dan gengnya tertawa senang.

"Siapa lagi yang tidak bawa buku pr? cepat berdiri!" kata pak Timothy.

Diana yang merasa rencananya sudah berhasil, segera mengambil buku pr-nya dari dalam tas.

"Diana, bukuku kok tidak ada ya!" kata Firda yang duduk di samping Diana.

Jangankan mengurusi Firda. Diana sendiri pusing mencari buku pr-nya.

"Diana, Firda, mana buku kalian?" tanya pak Timothy yang sejak tadi tidak melihat Diana dan Firda berdiri mengumpulkan buku pr mereka.

Diana masih terus mencari.

"Aku yakin sudah memasukannya ke dalam tas..."

"Diana, Firda! keluar! berdiri dengan sikap hormat di bawah tiang bendera!" pekik pak Timothy marah.

Diana mendengus kesal bahkan melemparkan tasnya.

"Siall! kemana buku itu?" gerutunya kesal sambil berjalan keluar dari kelas.

Melihat Diana dan Firda keluar dari kelas. Shanum terkekeh.

'Cepat datang, cepat datang. Aku punya hadiah untukmu disini!' batin Shanum sambil melihat ke arah botol minuman yang berisi ulat bulu di dalamnya.

***

Bersambung...

1
tri sarawati
vricky yg bunuh sofia dan tamak krn harta malah menyalahkan sofia
Ricka Monika
bagus 👍💞
Ricka Monika
sebaik baiknya manusia kalau di perlakukan dengan sangat buruk akan keluar sisi iblisnya
tri sarawati
dipanggil bos reno tapi biaya sekolahnya dr donatur wkwk
tri sarawati
apakah dimas atau sofia tdk curiga kalau kematian sofia tidak wajar
Ricka Monika
satu kata "mampus"
Ricka Monika
definisi lelaki mokodo
Ricka Monika
shanum shanum kan bisa nyuruh orang tuk mencari bukti,atau tuk menjebak ayahmu melakukan korupsi,bodoh kok di pelihara🙄
Ricka Monika
kenapa shanum tidak mengusir mereka dr rumahnya kan itu rumah shanum bukan rumah ayahnya,kan dia berhak,walaupun belum genap umurnya sesuai wasiat surat ibunya,biar jd gembel tuh mereka,atau setidaknya miskin mereka
Ricka Monika
terlalu banyak kalimat yg di ulang ,pada hal udah di jelaskan di episode di atas berulang x🙄
Eva Nietha✌🏻
Harusnya si Diana jg d bikin g bs jalan sekalian biar kapok dasar keluarga gemblung
Eva Nietha✌🏻
Sumpah ini keluarga gila banget
Eva Nietha✌🏻
Ini nih orang tua yg justru bikin anak terprosok
Eva Nietha✌🏻
Sukurin terus bikin mereka kapok ampe lemes
Eva Nietha✌🏻
Manusia2 ga tau diri
Eva Nietha✌🏻
Merapat
Nuri_cha: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DI SISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami. Menguak teka-teki hilangnya kehidupan selama 10 tahun

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Saya Sayekti
balasan yg sempurna
Saya Sayekti
udah bisa tuh ,sekalian d usir tanpa Hatta sepeserpun
Saya Sayekti
jangan hanya Riky saja, istrinya jg,kan dia otak dr semua kejahatan.kasi bonus kaahh
Saya Sayekti
sanuuum...belajar bela diri donk!?
jg belajar naik motor, apalagi moge kan keren,baadaas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!