Hanie adalah gadis enerjik yang kuliah di sebuah kampus ternama di kota Bandung. Dia memilih kuliah di Bandung dengan satu misi-misi memata-matai Pacarnya. Keadaan berbalik, malah dia akhirnya dimata-matai oleh pacarnya karena dia kepincut tukang paket langganan COD-nya. Akankah Hanie bisa menyelesaikan konflik cinta segitiga yang ia ciptakan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUNIA MENIKAH
"Sayanggg"
"Iyaa"
"Ihhh, ini bantuin"
*Tadi kan udah sayang"
"Tapi masih ada satu gilingan lagi di mesin cuci"
"Adu capek banget sayang"
"Kan.."
"Besok ada jadwal ngajar Abang pagi-pagi loh"
"gak mau tahu,, bantuin nyuci bajunya"
"aduhh, sayang, Abang kan harus nyiapin ngajar besok. Besok ngajar aja prodi S2"
"iyaa tapii kan bisa malam"
"iyaa deh, adek suka maksa"
"biarin"
"mmm..ngambek..ngambek"
"Abang mau adek keguguran karena kecapekan"
"abaangggg"
"apaaa"
"kapan batuinnya.."
"iyaa, nanti Abang bantuin"
"abangg"
"apa sayang"
"siniiii"
"adowww"
"iyaa Abang bantuin.."
Sarah Salsabila dan Irgi Fahrezi menikah pada tanggal 11 Januari. Sarah pada akhirnya menikah dengan orang yang benar-benar menyayanginya, dan dia pun sayang pada orang itu.
Mereka berdua menikah setelah Sarah menamatkan S1 nya di fakultas hukum tempat Irgi mengajar sebagai dosen. Bahkan yang jadi dosen penguji dalam sidang skripsi Sarah adalah Irgi bersama dua dosen penguji lainnya. Tiga hari sebelum skripsinya diuji di meja sidang Sarah melakukan bujuk rayu pada Irgi agar Irgi memberi nilai bagus dan tidak galak-galak di ruangan sidang.
"Kakk..."
"oiii"
Kak, mau dimasakin apa?"
"mau ayam goreng boleh gak."
"itu saja, kak?"
"Iyaa, emangnya sayang bisa cepat masaknya?"
"bisalah kak, bisa..."
"oke,aku tunggu di sini."
"Kakak lagi bikin apa sih?"
Salsa bersigayut mesra dibahu Irgi yang sedang mengerjakan sebuah materi untuk dipresentasikan saat sebuah mata kuliah nanti. Irgi yang tadinya konsentrasi dengan pekerjaannya jadi merasa perlu melayani Sarah. Tunangannya ini,akhir-akhir ini memang agak manja. apalagi mengingat sebulan lagi rencananya mereka akan menikah. Sarah memeluk punggung Irgi yang bidang. Irgi meletakkan laptopnya di meja. Lalu tangannya meraih Sarah untuk duduk di sampingnya. Kini mereka duduk hadap-hadapan di sofa. Tapi Sarah yang hari ini kelewat manja, malah merebahkan badannya ke bahu Irgi sebelah kanan. Memeluk pinggang dan menyenderkan kepalanya di bahu Irgi. Senang sekali rasanya dia dapat bermesraan di tengah gemuruh hatinya yang akan sidang tiga hari lagi dan pengujinya adalah tunangannya.
"ada apa sih"
"biasanya tidak kolokan kayak gini."
"takuttt."
"takut kenapa?"
"takut nanti gak bisa jawab di meja sidang skripsi."
"Oalah, jadi dari tuh, karena hal ini."
"apanya."
"iya, tadi kakak ditawarin makan ayam goreng, trus dibaik-baikin, karena kamu pengen nanti sidang kakak gak galak sama kam"
"heeh"
"duh, manjanya."
Sarah makin mengencangkan pelukannya di pinggang Irgi. Irgi bukannya gak mau membalas pelukan itu, ia takutnya nanti tidak bisa mengendalikan diri. Dia dan Sarah belum sah secara hukum sebagai suami istri. Mereka hanya berstatus tunangan dan mengikatnya juga baru bulan depan. Ia tidak mau menodai Sarah dan tidak memberi kesan indah nantinya di malam pertama mereka. Biarlah ia menahannya.
"kakak..."
"iyaa..kenapa."
"Pak Sanusi itu, galak gak, kak kalau di sidang mahasiswa lainnya."
"gak tahu,dong, coba tanya langsung ke pak sanusinya, yah. Kakak teleponin pak Sanusi, yah."
"hmmm, kakakkkk."
"he he he, taku amat sih?"
"iyaa, takut banget kak,"
"kan skripsi kamu, kamu sendiri yang bikin, dan isi skripsi kamu juga bagus kok, kakak udah baca."
"iyaa kak."
"iyaa."
"kakakkk, yakin aku bisa?"
"yakin dong, kan calon istri kakak ini pintar, mahir dalam beretorika, publik speakingnya bagus, dan pemahaman materinya juga bagus, wawasannya juga luas."
"eh, iya ya kak"
"kalau dah lulus nanti, lanjut ke S2, ya."
"gak dulu kak."
"loh kenapa."
"nanti aja dulu, aku mau fokus menjalankan tugas jadi ibu rumah tangga."
"caelah, beneran?"
"iyaa kak, aku Mau fokus jadi istri dulu, melahirkan merawat anak-anak, fokus jadi ibu, dan ibu rumah tangga yang baik."
"mulia sakali hati sayangku ini."
"iyaaa dong, kan, calon istrinya, kakak."
"semoga dilancarkan semua ya, sayang."
"aamiin, kak."
"Kak."
Sekarang Sarah melepaskan pelukannya, dan Irgi sedikit agak lega, dia bisa agak bebas dari rasa yang memburu di jantungnya. Takut dia tidak kuat iman tadi. Dia harus tahan. Tahan dari godaan. "harap bersabar ini ujian keimanan punya calon istri manja sekaligus cantik"
"iyaa, sih, kalau dipikir-pikir Irgi jika tidak kuat iman, entah apa yang akan terjadi. Beberapa kali momen yang membuat mereka sejak awal bertemu, membuat sahwat Irgi menjadi tergoda. Pertama, saat ia menjadi tukang paket dan mengantarkan paket ke kamar kos Sarah, Sarah memakai celana pendek dan kaos lehbong saat itu, lalu kedua, saat Sarah dilarikan ke rumah sakit saat ia pingsan karena sakit demam berdarah, ia disuruh suster untuk membantu melepaskan baju Sarah karena bajunya harus diganti karena sudah tiga hari dak diganti, ia pun menahan detak jantung dan nafas melakukannya. Ketiga saat Sarah pingsan setelah akan diperkosa si Fathur penjahat itu, ia memberi nafas buatan pada Sarah. berakhir dengan ia mencium bibir Sarah. Keempat saat di rumah sakit di rawat, Sarah berganti pakaian dibantu perawat, ia melihat pantulannya dari kaca di rumah sakit. Kelima saat ia main ke kos Sarah empat bulan lalu Sarah sepertinya memang ingin minta dipeluk waktu itu.Dia juga bertahan, tidak akan goyah..dia kuat walau sebenarnya lemah iman kalau dipancing lama-lama. Dan sekarang di saat bersua di apartemen yang ditinggali Sarah, yang merupakan apartemen mereka berdua, Sarah bergelayut mesra padanya.
Mengapa saat Sarah yang begitu kuat pendirian menangkal nafsu si Fathur yang beberapa kali ingin berbuat jahat padanya, malah Sarah sekarang yang sepertinya kebobolan pertahanannya saat bersama dirinya."
"Ah Sarah, kalau begini terus-terusan aku yang gak kuat iman jadinya."
"kakakk.."
"Sarah, kita kan belum menikah, udahan peluk-peluknya, yah."
"hmmm"
"eh, katanya tadi mau bikinin aku ayam goreng, ayoo,aku lapar nih, sayang."
"iyaa deh, iya"
Irgi tersenyum dan menatap wajah Sarah yang cantik jelita. Wajah keibuan dan wajah yang menghipnotis pikirannya beberapa tahun ini.
"tapi, kakak janji, Jagan galak-galak pas sidang nanti, yah."
"iya, janji tuan putri."
"makasih sayang aku."
"makasih juga, sayang."
Sarah lalu bangkit dan ke dapur menyiapkan masakan untuk disantap bersama Irgi matinya.
Sarah tinggal di apartemen pemberian Irgi. Nantinya kalau mereka sudah menikah nanti mereka akan tinggal bersama di sini. Irgi hanya singgah beberapa kali di sini, hanya satu atau dua jam, karena irgi sendiri masih tinggal sama orang tuanya di rumah mereka di Kemang. Sarah dibekali supir dan mobil pribadi serta satu motor untuk keperluannya di apartemennya. Mobil Suzuki Ertiga yang dibelikannya cukuplah untuk dipakai Sarah mobile ke mana-mana, apalagi dia diantar supir.
Apartemen berukuran sedang, memiliki dua kamar utama, dan satu kamar pembantu. Untuk sekarang Sarah tidak butuh pembantu, tapi agaknya kala Sarah nanti hamil dia butuh pembantu untuk meringankan kerja Sarah. Irgi tidak mau menunda kehamilan, kalau habis menikah, tancap gaslah sampai punya anak.
Apartemen itu, juga masih ada di kawasan Jakarta Selatan. Di apartemen itulah nanti dia dan Sarah akan melaksanakan ibadah, ibadah pernikahan yang semoga sakinah, mawadah dan warahmah.
Irgi melanjutkan menyelesaikan membuat materi kuliah yang akan diajarkannya pada mahasiswa di ruang kelas nanti.
Dia melihat sekolah tunangan yang sedang masak dalam balutan daster warna maroon corak bunga. daster selutut lengan sebahu, bentuk leher v. Sarah persis sudah kayak istrinya yang sedang masak untuk suaminya ini.
Indah sekali sepertinya kehidupan mereka nanti saat sudah jadi sepasang suami istri. Hari-hari dia bekerja dengan laptopnya dan istrinya memasak dan mencuci baju, dia duduk di taman atau sambil nonton Netflix, istrinya membuatkan dia secangkir kopi. Dan, kehidupan lagi Ehem bareng istrinya, nah, pikirannya jadi kemana-mana. Cihuy, asyiknyo jadi suami ini, romantis nian kami nanti rumahnya nanti. Kasih sayang tidak terperi.
Irgi tersenyum bahagia apalagi bahagia melihat tunangannya itu cantik bener dan rajin bener.