NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:251.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi Ruang Dimensi

Yi Hang berdiri di ambang pintu, membawa kantong besar dan beberapa bungkusan di tangannya. Tatapannya sekilas meneliti ruangan sebelum beralih ke Linlin yang menatapnya penuh tanya.

Segera menghela napas ketika mengenali sosok yang ia kenal.

"Kau sudah pulang," kata Linlin santai, di depan perapian.

Yi Hang melirik perapian yang menyala, lalu mengangkat alis sambil tersenyum. "Kau sedang membuat api? Aku kira kamu tidak tau apa-apa."

Linlin tersenyum kecil. "Aku bisa jika hanya menyalakan api. Rumah ini dingin tanpa api. Aku tidak mau membeku di sini."

Yi Hang tidak menanggapi. Ia berjalan ke meja, meletakkan kantong dan bungkusan yang dibawanya. "Aku membawakan sesuatu untukmu."

Linlin meliriknya dengan rasa ingin tahu. "Apa itu?"

Yi Hang membuka salah satu bungkusan, memperlihatkan beberapa potong pakaian dari bahan berkualitas bagus. "Pakaian. Aku pikir kau tidak akan nyaman memakai hal yang sama terus-menerus."

Linlin terkejut sejenak sebelum tersenyum. "Oh? Kau perhatian juga ternyata."

Yi Hang hanya mendengus pelan. "Aku hanya tidak mau orang mengira aku membiarkan seorang wanita di rumahku mengenakan pakaian lusuh."

Linlin tertawa kecil. "Baiklah, baiklah. Aku terima. Terima kasih."

Yi Hang hanya menatapnya tanpa ekspresi, tapi sudut bibirnya sedikit terangkat.

Setelah beberapa saat hening, Yi Hang bertanya, "Apa kau sudah makan?"

Linlin menggeleng. "Belum. Kau?"

Yi Hang menghela napas dan berjalan menuju meja kayu, mengambil sebuah bungkusan dari kain kasar. "Aku membeli ayam bakar di pasar tadi. Makanlah."

Linlin memandang ayam bakar yang masih mengepulkan asap itu dengan mata berbinar. "Oh? Kau membelikanku makanan juga? Kau benar-benar baik hati, Tuan Yi?"

Yi Hang menggeleng pelan sambil duduk di kursi di seberangnya. "Jangan salah paham. Aku hanya tidak mau ada orang yang pingsan karena kelaparan di rumahku."

Linlin tertawa kecil. "Iya, iya. Aku tahu kau pria baik. Terima kasih." Ia mengambil sepotong ayam dan mulai menggigitnya dengan lahap.

Saat menikmati makanannya, Linlin memandang Yi Hang dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. "Apa kau punya banyak uang sekarang?"

Yi Hang menatapnya sekilas. "Tentu saja. Aku baru saja menjual hasil buruan kita. Rusa itu sudah terjual dengan harga yang lumayan."

Linlin mengangguk paham. "Ah, pantesan kau juga membelikanku pakaian."

Yi Hang menghela napas, dan menatap nya dengan semu merah di wajahnya. "Makan saja. Jangan banyak bicara."

Linlin terkikik. Ia terus menikmati ayam bakarnya sementara Yi Hang hanya memandangnya dengan tatapan tenang.

Tak lama kemudian, Yi Hang matanya menatap Linlin dengan penuh rasa ingin tahu. "Jadi, selama aku pergi, apa yang kau lakukan?"

Linlin meletakkan cangkirnya dan menghela napas kecil. "Aku berkeliling desa. Sekadar melihat-lihat suasana dan mengenal tempat ini lebih baik."

Yi Hang mengangguk. "Lalu?"

Linlin tersenyum kecil. "Aku juga membantu beberapa warga desa. Menangkap ayam yang kabur dan membantu seorang nenek membawa kayu bakar."

Yi Hang yang sedang meminum air tiba-tiba terbatuk kecil. Ia menatap Linlin dengan ekspresi penuh keheranan. "Kau... menangkap ayam?"

Linlin menaikkan alisnya. "Iya. Kenapa?"

Yi Hang menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu tertawa pelan. "Aku hanya tidak menyangka. Seorang wanita cantik sepertimu berlari-lari mengejar ayam di desa? Pemandangan seperti apa itu?"

Linlin mendengus dan menyilangkan tangannya. "Hei, jangan remehkan aku. Aku cukup cepat menangkapnya, tahu!"

Yi Hang masih tersenyum geli. "Aku tidak meremehkan, hanya saja membayangkan kau berlarian mengejar ayam membuatku ingin tertawa lebih lama."

Linlin mendecak kesal. "Tertawalah kalau kau mau. Yang jelas, aku berhasil menangkapnya. Kau tidak tahu betapa lincahnya ayam itu!"

Yi Hang menggelengkan kepala, masih tersenyum. "Dan kau juga membantu seorang nenek membawa kayu bakar?"

Linlin mengangguk. "Iya. Aku tidak bisa membiarkan orang tua kesulitan begitu saja."

"Lagipula, aku menambah koin ku dan akhirnya punya ruang dimensi." ucap Linlin dalam hati tersenyum.

Yi Hang menatapnya sejenak, ekspresinya berubah sedikit lebih lembut. "Kau cukup baik hati juga, ya?"

Linlin mengangkat bahu dengan santai. "Bukan soal baik hati. Aku hanya melakukan apa yang perlu dilakukan."

Yi Hang mengamati Linlin dalam diam, lalu berkata, "Sepertinya kau mulai terbiasa dengan kehidupan di desa."

Linlin tersenyum kecil. "Mungkin. Tapi aku tetap merasa ini bukan tempatku."

Yi Hang terdiam sebentar sebelum akhirnya berkata, "Kau bisa tinggal di sini selama yang kau mau."

Linlin menatapnya, sedikit terkejut dengan ucapannya. Namun, ia hanya tersenyum tipis dan berkata, "Terima kasih."

Linlin meliriknya malas-malasan, lalu meregangkan tubuhnya dengan nyaman. "Kenyang sekali... Aku hampir lupa kapan terakhir kali makan dengan tenang seperti ini."

"Memang nya bagaimana terakhir kau makan?" tanya Yi Hang penasaran.

"Ah tidak... Tidak... Hanya saja makanan ini sangat enak." ucap Linlin menyembunyikan rahasia nya.

Yi Hang tidak ingin bertanya lebih lanjut, mungkin memang Linlin tidak ingin bercerita.

Setelah selesai makan dan mengobrol, Yi Hang mengumpulkan sisa-sisa makanan ke dalam wadah kayu, lalu bangkit dari kursinya. Ia menatap Linlin yang masih duduk santai dengan tangan bersedekap di dada, tampak sangat puas setelah makan ayam bakar yang ia bawa.

"Kau sudah selesai makan, sekarang pergilah istirahat," kata Yi Hang sambil membawa wadah kayu ke dapur.

Linlin tersenyum, "Baiklah, terimakasih Kak Yi. Terima kasih banyak." lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu.

Sedangkan Yi Hang yang ditinggalkan Linlin sendirian tersenyum menatap Linlin dari punggung nya hingga pintu kamar itu tertutup.

Sementara itu, Linlin yang sudah didalam kamar kini mengobrol dengan sistem nya.

"Sistem, aku punya pertanyaan."

[Sistem aktif. Apa yang ingin kamu ketahui, Pemilik?]

Linlin bersandar ke dinding, matanya menerawang. "Ruang dimensiku… apa aku juga bisa masuk ke dalamnya?"

[Ya, pemilik bisa masuk ke dalam ruang dimensi kapan saja. Selain menyimpan barang dan makhluk hidup, pemilik juga bisa menggunakannya sebagai tempat perlindungan atau beristirahat.]

Mata Linlin berbinar. "Benarkah?! Kalau begitu, bagaimana caranya?"

[Tutup matamu dan bayangkan ruang dimensi dalam pikiranmu. Kemudian, ucapkan ‘Masuk’ dalam hati.]

Linlin langsung mencobanya. Ia memejamkan mata dan membayangkan ruang dimensinya, lalu dalam hati berkata, "Masuk."

Dalam sekejap, suasana di sekelilingnya berubah. Udara segar menyambutnya, dan di hadapannya terbentang padang rumput luas dengan beberapa pohon rindang. Di bawah salah satu pohon besar, seekor serigala putih besar yang ia selamatkan tadi berbaring santai.

Linlin berkedip beberapa kali, masih tidak percaya bahwa ia benar-benar ada di dalam ruang dimensi. "Luar biasa… jadi di sini siang, ya?"

[Sistem dimensi memiliki perbedaan waktu dengan dunia luar. Saat di dunia nyata malam, di dalam sini tetap siang.]

Linlin melangkah mendekati serigala putih yang kini menoleh ke arahnya. Hewan itu mengangkat kepalanya dan menggerakkan telinganya sebelum kembali merebahkan tubuhnya dengan santai.

[Sistem merekomendasikan pemilik untuk beristirahat. Meskipun ruang dimensi nyaman, pemilik butuh tidur.]

Linlin mendengus pelan. "Iya, iya… aku mengerti."

Lalu Linlin menatap serigala besar itu dan berkata, "Serigala, nanti aku akan berkunjung kembali."

Ia kembali memejamkan mata dan mengucapkan "Keluar." dalam hati. Dalam sekejap, ia sudah kembali berada di dalam kamarnya.

Linlin berbaring di tempat tidur, matanya menatap langit-langit kayu sambil tersenyum tipis.

1
@haerani-d
begitulah hidup, setiap cobaan dan tantangan adalah warnanya tergantung bagaimana kita menghadapinya, dan setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, jadi tetap semangat dan terus mencoba jangan lupa berdoa.../Kiss/
@haerani-d
tenang aja pangeran, sang putri luar biasa mu akan menyelesaikan semua /Determined//Casual/
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!