Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.
Menjadi seorang agen sepak bola bisa di bilang tidaklah mudah seperti yang di bayangkan banyak orang. Apalagi beberapa orang yang beranggapan bahwa agen sepak bola bisa menghasilkan banyak uang dengan waktu yang sangat cepat dan singkat.
Orang orang yang beranggapan seperti itu sepertinya hanya melihat dari sisi terangnya saja tanpa melihat dan memperdulikan sisi gelapnya dimana pekerjaan sesungguhnya dari sang agen sepak bola.
Selain harus kesana kemari untuk mengurus segala urusan dan keperluan, agen juga perlu memiliki kemampuan bernegosiasi, faham terhadap hukum, koneksi dan tentunya memiliki penilaian yang baik terhadap seorang pemain sepak bola.
Banyak orang membayangkan dan beranggapan bahwa menjadi agen sepak bola sangat mudah sekali karena hanya perlu memiliki pemain sepak bola saja kemudian lakukan negosiasi dan selesai.
Sebagian memang betul, tapi pernahkah orang orang itu berpikir bahwa kualitas pemain sepak bola itu sangatlah penting perannya dan untuk menemukan pemain yang berkualitas, tentu sang agen di butuhkan suatu kemampuan lain yaitu penilaian akurat dan baik.
Jika memang demikian halnya, maka apa yang akan terjadi jika agen memiliki penilaian yang baik dan akurat lalu memiliki pemain yang sangat berkualitas, apakah mereka bisa sukses? Belum tentu, itu karena masih di butuhkan sesuatu yang lain yaitu koneksi.
Koneksi ini memiliki peran yang juga sangat penting karena inilah salah satu kunci dari kesuksesan agen dan pemain itu sendiri.
Bayangkan saja jika ada seorang pemain yang sangat berkualitas tapi selama bertahun tahun dia selalu dan tetap bertahan untuk bermain di liga antah berantah, masalahnya pasti mudah di temukan dan itu pasti ada di agennya sendiri yang tidak memiliki koneksi luas.
Koneksi yang di miliki agen ini akan membantu pemain untuk di promosikan dan di jual kemana. Jika agen memiliki koneksi yang luas, maka pemain bisa di promosikan dan di rekomendasikan kemana mana yang membuat karir pemain dan agen itu sendiri membuat langkah maju. Jika agen tidak memiliki koneksi, maka pemain itu hanya bisa bertahan dan bermain di situ situ saja.
Tentu ada solusinya yaitu mengganti agen.
.....
"Selamat ulang tahun, nak!"
Jalu yang baru saja keluar dari kamarnya di kagetkan dengan suara Ibunya yang menyambut tepat di depan pintu kamarnya.
Mendengar apa yang di katakan Ibunya, Jalu segera tersadar bahwa ini adalah tanggal 10 November yang merupakan tanggal kelahirannya.
'Jadi sekarang aku berumur 27 tahun?'
'Rasanya berbeda sekali.'
'Apakah benar seperti yang dikatakan banyak orang bahwa 27 tahun merupakan angka atau tahun yang sangat penting tentang sebuah perubahan?'
'Jika begitu, maka aku harap perubahan yang baik akan segera terjadi pada karir dan kehidupanku.'
"Terima kasih Bu karena Ibu masih memperlakukan seperti ini padahal tidak perlu untuk Ibu melakukan ini." Jalu menjawab ucapan selamat Ibunya dan segera memeluknya.
"Kamu adalah anak Ibu jadi bebas Ibu melakukan apapun mengenai apa yang berhubungan denganmu."
"Ya ya Ibu benar. Ngomong ngomong Bu, kenapa Ibu belum berangkat?"
"Tenang saja, sebelumnya Ibu sudah bilang ke Bibi Ema mengenai keterlambatan Ibu datang ke kantin."
"Umm, kalo begitu biar aku antar Ibu sekarang bagaimana?"
"Bagus! Sambil Ibu bersiap siap, kamu sarapan dulu karena sudah Ibu siapkan!"
"Oke."
Setelah percakapan santai dengan Ibunya, Jalu segera berjalan ke arah meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah di siapkan sang Ibu sementara Ibunya pergi ke kamar untuk bersiap siap.
Jalu menyantap sarapan dengan sangat santai dan terlihat sangat menikmati. Jalu sangat santai karena segala urusannya sebagai agen untuk saat ini sudah terselesaikan.
Masalah yang berkaitan dengan staf kepelatihan Victor juga sudah terselesaikan sehingga Jalu bisa sedikit bersantai dalam beberapa waktu kedepan.
Saat membantu menyelesaikan masalah yang bersangkutan dengan staf kepelatihan Victor, Jalu yang menemui kelima orang itu cukup tertegun saat bertemu kelimanya.
Hal itu di sebabkan oleh Jalu yang menggunakan fitur penilaian akurat yang di miliki sistem agen sepak bola. Melalui fitur penilaian ini, Jalu melihat informasi yang detail dari kelimanya.
Sabil yang merupakan asisten pelatih 1, memiliki kualitas sebesar 55 dengan potensi 66 - 71.
Jombang yang merupakan asisten pelatih 2, memiliki kualitas sebesar 53 dengan potensi 60 - 65.
Ruben yang merupakan pelatih penjaga gawang, memiliki kualitas sebesar 57 dengan potensi 60 - 65.
Budi yang merupakan pelatih fisik, memiliki kualitas sebesar 56 dengan potensi 66 - 71.
Terakhir ada Anton yang merupakan analis, memiliki kualitas sebesar 59 dengan potensi 66 - 71.
Awalnya saat melihat kelimanya ini Jalu ingin memanfaatkan mereka dengan cara menandatangani mereka tapi mengingat bahwa mereka hanya terbilang asisten pelatih saja, Jalu mengurungkan niatnya.
Selain itu Jalu mengurungkan niatnya karena terutama pemimpin mereka sudah Jalu kantongi yaitu Victor sehingga tidak perlu terlalu mengambil terlalu banyak dari para bawahan Victor.
"Bu, ayo berangkat!"
Jalu yang sudah menghabiskan dan menyelesaikan sarapannya segera menghampiri kamar Ibunya.
"Apakah kamu tidak mandi dulu?"
"Nganter Ibu saja masa perlu mandi, apalagi ini cuma ke sekolah yang jaraknya juga dekat."
"Mandi dulu sana! Apa kamu tidak malu datang ke sekolah dengan penampilan seperti ini?"
"Yasudah tunggu 10 menit, aku akan mandi dulu."
Dengan berat hati, Jalu berlari ke kamar nya untuk mengambil handuk dan segera berlari lagi ke kamar mandi untuk mandi sesuai dengan perkataan dan perintah Ibunya.
Jalu sebenarnya merasa tidak perlu mandi sama sekali karena dirinya hanya perlu mengantar sang Ibu sampai ke parkiran sekolah saja.
Sesuai dengan perkataan Jalu, lebih dari 10 menit Jalu akhirnya keluar dari kamarnya dengan penampilan yang lebih bersih dan wangi.
Mengambil kunci motor yang tergantung di dinding, Jalu segera berjalan ke ruang tengah dimana Ibunya menunggu.
"Hah? Apakah berangkatnya membawa barang barang ini?"
"Ya, ini belanjaan baru, jadi perlu di bawa sekarang untuk stok berikutnya."
"Kalo begitu tunggu Bu, aku harus ganti kunci dulu karena aku tadi membawa kunci motor bukan kunci mobil."
"Yasudah buruan!"
Jalu benar benar di buat kelabakan padahal waktu baru saja menunjukan pagi hari. Setelah kembali dengan kunci mobil, Jalu segera membawa barang belanjaan Ibunya dan mengangkutnya ke dalam mobil.
Dalam perjalanan menuju ke sekolah, Jalu menyetir sambil berkomunikasi dengan Ibunya. Jalu juga bertanya kenapa Ibunya tidak berhenti saja dari menjaga warung kantin di sekolah ini.
Jawaban dari Ibunya membuat Jalu terdiam cukup lama karena jawabannya benar benar mengandung sebuah sejarah. Ibunya menjawab bahwa kios kantin itu di dapatkan saat Ibunya mengandung Jalu.
Ibunya tidak ingin melepaskan kios kantin ini meski sekarang kehidupan keluarga sudah sedikit mengalami perubahan berkat beberapa penghasilan yang Jalu hasilkan.
Dengan anggapan dan pemikiran seperti itu, itu sudah jelas sekali bahwa Ibunya tidak mungkin untuk melepaskan kios kantin ini karena kios kantin ini sudah menjadi bagian dari saksi sejarah hidupnya, dimana awal dari kehidupan barunya, baru saja kembali di mulai.