HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebun binatang
Setelah selesai sarapan Axcel pun membawa anak dan kekasihnya untuk ke sekolah Zayan, karena sebelum berangkat kekebun binatang diwajibkan untuk absen di sekolah, mereka semua pergi menggunakan bus.
Setelah absen dan menaiki bus, bus pun mulai berjalan menuju kebun binatang sepanjang jalan beberapa guru mengajak anak muridnya untuk bernyanyi keseruan-keseruan pun mereka lakukan untuk menemani perjalanan mereka. Sesampainya di kebun binatang mereka dengan tertib turun dari bus yang mereka naik.
Beberapa guru pun membimbing rombongan agar tidak terpencar supaya nanti kalau saatnya pulang tidak susah untuk mencari rombongannya.
Zayan pun terlihat begitu bahagia saat meliat berbagai macam binatang, begitupun dengan anak-anak lainya mereka begitu antusias saat melihat bermacam-macam jenis hewan yang ada di kebun binatang.
" Mami lihat itu, itu apa mami." tanya Zayan saat melihat seekor harimau.
" Itu namanya Harimau sayang." jawab Tary.
" Mami tapi kenapa dibawah gak bisa ngasih makan dong?" tanya Zayan penasaran karena mereka hanya bisa melihat dari atas.
" Karena harimau itu ganas sayang jadi gak sembarang orang bisa menjinakkannya, hanya orang tertentu dan terlatih yang bisa mendekatinya apa Zayan paham." bocah gembul itu pun menganggukan kepalanya.
" Yang kamu haus gak dari tadi kamu belum ada minum loh, minum gih nanti kamu bisa dehidrasi." ujar Axcel, lalu mengulurkan satu botol air mineral yang sudah ia buka tutupnya.
" Makasih mas." Axcel hanya mengangguk.
" Mami lihat itu ada jerapah." ucap Zayan dengan gembira," papi fotoin mami sama Zayan Pi ayo mih berdiri disini biar jerapahnya kelihatan." lanjut Zayan sambil menarik salah satu tangan Tary, sedangkan Axcel justru meminta tolong kepada orang untuk mengambilkan foto mereka akhirnya mereka pun berfoto bersama.
Kegiatan mereka mengelilingi kebun binatang pun terus berlanjut sesekali berhenti untuk beristirahat sejenak, kemudian lanjut berkeliling melihat berbagai macam hewan.
" Mami lihat mi itu ada buaya, buaya nya ada tiga mih." tunjuknya pada tiga ekor buaya yang sedang berjemur.
" Papi kalau dirumah pelihara binatang kaya dikebun binatang apa boleh, Zayan pengen punya banyak binatang dirumah pi biar seru pih." ucapnya kepada sang papi.
" Nggak semua binatang boleh dipelihara dirumah contohnya buaya, harimau, gajah dan jerapah. Mereka gak bisa kita pelihara apa Zayan tahu kenapa gak boleh kita pelihara dirumah." tanya Axcel yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Zayan.
" Karena mereka itu hewan yang dilindungi oleh pemerintah jadi gak sembarang bisa pelihara." ucapnya sambil mengusap rambut anaknya.
"Yang kamu capek gak kalau capek istirahat dulu aja? Mas gak mau kamu nanti sakit karena kecapean kamu dari kemaren jalan terus soalnya bareng Zayan sama mas." ucapnya sambil mengelus rambut panjang kekasihnya.
" Nggak kok mas, Zayan lihat itu ada gajah, gajahnya ada anaknya dua loh." ujar Tary kepada Zayan.
" Mih itu gajahnya makan rumput ambilnya pake hidung mami." ujar bocah gembul itu.
" Itu namanya belalai sayang, belalainya itu buat gantiin tangan buat ambil makannyanya sayang." mereka pun terus berkeliling sampai tak terasa sudah waktunya untuk pulang karena hari sudah mulai sore, mereka semua pun diarahkan dan disuruh masuk kedalam bus dengan tertib setelahnya bus pun melaju meninggalkan kebun binatang.
Tepat pukul empat sore rombongan pun sampai di pelataran tempat anak-anak mereka menimba ilmu ,satu per satu pun mulai turun begitu Axcel, Tary dan Zayan.
" Mas, Zayan ketiduran mau kamu gendong apa aku yang gendong?" ucap Tary sambil menunjuk Zayan yang ada di dekapannya sedang tertidur cukup pulas.
" Sini biar mas yang gendong, kamu bawa ransel Zayan aja yang." Tary tak menjawab tapi ia langsung meyerahkan Zayan kepada Axcel dan ia pun merai ransel Yang ada di tempat duduk bekas Axcel duduki.
" Yang tolong kuncinya mas taro di ransel Zayan coba kamu ambilin." setelah ketemu Tary langsung mengeklik tombol buka kunci lalu membukakan pintu depan biar Axcel bisa memasukan Zayan kedalam mobil.
" Yang Zayan mau kamu pangku atau taro di baby car seat?" tanya Axcel pada kekasihnya.
" Aku pangku aja mas." lalu Tary pun masuk kedalam mobil setelahnya axcel memindahkan Zayan dari gendongannya ke pangkuan kekasihnya.
" Posisi kursinya dah nyaman kan yang?"
" Udah kok mas." Axcel pun melajukan kuda besinya kearah jalan raya berbaur dengan pengendara lain, jalanan begitu macet karena bertepatan jam pulang kantor.
Seharusnya perjalanan yang biasa ditempuh dengan waktu dua puluh lima menit kini justru harus menghabiskan waktu empat puluh lima menit, terlihat Axcel baru memarkirkan kendaraannya di halaman rumahnya. Seperti biasa Axcel mengitari depan mobil lalu membuka pintu samping kemudi untuk kekasihnya.
" Sini biar Zayan mas yang gendong kamu pasti capek mangku Zayan terus, dari tadi pas pulang dari kebun binatang Zayan juga kamu pangku terus." axcel pun mengambil alih anaknya dari pangkuan kekasihnya.
" Hati-hati mas." ujar Tary, lalu mereka pun menuju pintu utama, sebelum masuk mereka berdua pun mengucap salam.
" assalamualaikum." ucap Tary dan Axcel bersamaan.
" Waalaikumsalam." jawab kedua orang tua Axcel.
" Mah, pah." sapa Axcel lalu berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamar anaknya, Setelah meletakkan anaknya di atas tempat tidurnya Axcel pun menyelimutinya lalu mengatur suhu ruangan. setelahnya baru ia keluar kamar dan menutup pintu saat ia akan turun sus Ratna datang membawa pakaian yang sudah di setrika.
" Sus coba bangunin Zayan suruh mandi, tadi baru saya baringin tapi dia udah tidur lama saat di perjalanan jadi coba bangunin biar mandi dulu." ucap setelahnya ia pun turun kebawah.
" Baik tuan." jawab sus Ratna lalu masuk kekamar untuk membangunkan anak tuannya.
" nak makasih yah kamu udah menuruti kemauan cucu ibu buat nemenin jalan-jalan kekebun binatang, besok kamu gak usah masuk kerja aja dulu istirahat kamu pasti capek dua hari ini jalan-jalan terus apa lagi hari ini pasti capek banget harus jalan kaki keliling kebun binatang." ujar Bu Nina pengertian.
" Eh gak usah Bu, saya masih bisa kok langsung masuk kerja besok beneran gak papa." ujar Tary merasa tidak enak kepada Bu Nina.
" Keras kepalah tuh dianya mah, aku juga udah bilang untuk besok gak usah berangkat kerja dulu tapi ngeyel." ujar Axcel yang baru dateng lalu mendudukan dirinya di sebelah Tary.
" Bukan kaya gitu tapi aku gak enak sama karyawan yang lain, masa aku kerja masuknya seenaknya sendiri." ujarnya memberi alasan supaya Axcel dan keluarganya tidak salah paham dengan penolakannya.
" Ya gak papa lah kan mas udah bilang kalau kamu tuh karyawan spesial beda dari yang lain, lagian karyawan mama udah pada tahu kalau kamu pacar mas kan?" ujar Axcel mengingatkan kekasihnya kalau dia itu bukan karyawan biasa tapi kekasih pemilik toko roti itu.
" Justru karena itu aku gak mau manfaatin status kita buat alasan masuk kerja seenaknya sendiri."
" Keras kepala." ujar Axcel kepada kekasihnya yang tetep kekeh pada pendiriannya.
" Kamu tuh yang keras kepala." Tary tidak mau kalah debat dengan kekasihnya.
" udah-udah ko malah pada debat sih, tapi untuk besok kamu tetap harus libur lagian Clara juga besok libur kok jadi kamu ada temennya di kontrakan buat istirahat." ucap Bu Nina final gak bisa di ganggu gugat.
" Mmm baik lah Bu, kalau gitu saya permisi dulu yah Bu, pak soalnya udah sore juga ." ucap Tary berpamitan, lalu berdiri menyalami kedua orang tua Axcel.
" Baiklah hati-hati dijalan yah, cel kamu yang antar Tary pulang kan?" tanya Bu Nina pada anaknya.
" Hmmm." ujar Axcel lalu beranjak dari duduknya dan menyambar kunci mobil Yang ada di meja depannya lalu melangkah keluar rumah yang di ikuti oleh Tary dan mamanya.
" kamu gak usah peduliin sikap Axcel, kamu kan udah tahu dia tuh gimana kadang tiba-tiba manja kekamu, tiba-tiba ketus kaya tadi entar tiba-tiba tantrum dibanyakin sabarnya aja ngadepin Axcel kalau lagi mode jadi bocah kaya gitu." ujar bu nina sambil tersenyum.
" Iya Bu, mas Axcel emang moodnya gampang banget berubah-ubah." ucap Tary sambil tersenyum, ia udah paham banget sama kekasihnya yang moodnya tuh kaya roller coaster gampang naik turun.
Tin tin tinnnn
Suara klakson mobil yang terus di tekan oleh Axcel, kalau bukan Axcel siapa lagi orang dia yang mau nganter Tary pulang.
" Masyaallah itu anak bisa-bisanya bunyiin klakson kaya gitu minta di timpuk pake sendal kali itu kepalanya." kesal Bu Nina pada anaknya, sedangkan Tary hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekasihnya.
" Gosipin aja terus, sampe kuping aku panas digosipin terus sama mama." ujarnya yang melihat kekasih dan mamanya sedari tadi memang sedang membahasnya, tadi pas ia berjalan didepannya ia sekilas denger mamanya menyebut namanya.
" PD banget orang mama sama Tary tadi bahas cowok ganteng anak langganan mama yang suka sama Tary kok." ucap Bu Nina memanasi anaknya, sedangkan Tary langsung mendelik tidak percaya dengan omongan Bu Nani udah tahu anaknya sumbu pendek malah di panasin kaya gitu. Sama aja menyiram bensin di api kecil ya langsung apinya berkobar-kobar, tuh kan liat mukanya udah kaya apa sepet banget dilihat udah males kalau liat muka Axcel yang kaya gitu mbujuknya itu loh kaya mbujuk bocah umur lima tahun.
" Jadi mau dianter apa gak, atau mau minta jemput sama anak temen mama?" tanyanya ketus, mukanya udah gak bersahabat banget.
" Bu saya pamit pulang dulu yah, anak ibu udah gak sabaran nanti kalau nunggu lebih lama lagi bisa-bisa makin asem tuh mukanya." ujar Tary sambil nyengir.
" Gih cepetan masuk kamu gak liat mukanya udah gak enak di lihat." balas Bu Nina sambil tersenyum, Tary pun masuk ke dalam mobil di sebelah kemudi lalu memasang sabuk pengaman.
Sepanjang perjalanan mereka tidak ada yang membuka suara Tary asik melihat ke arah luar jendela, sedangkan Axcel mengemudi dengan diam ia masih kesal dengan mama dan kekasihnya apa-apaan bahas laki-laki lain didepannya Tary yang udah gak tahan karena didiemin Axcel pun membuka obrolan supaya perjalanan mereka tidak sunyi.
" Mas marah ke aku gara-gara omongan mamanya mas yang bilang ada anak temennya yang suka sama aku? Aku aja gak tahu kalau ada anak temen mamanya mas suka sama aku kenapa mas jadi diemin aku kaya gini." ujar Tary tapi Axcel masih enggan untuk membuka mulutnya sekedar untuk menjawab pertanyaan Tary, sampainya di depan kontrakan Tary Axcel pun masih enggan membuka suaranya.
" Ya udah kalau masih gak mau ngomong gak papa, aku turun dulu makasih udah dianterin pulang maaf ngerepotin." ucap Tary keluar dari mobil Axcel dan terus berjalan untuk menuju kontrakannya tanpa menengok ke arah belakang dimana mobil Axcel berada, tapi baru beberapa langkah Tary berjalan ternyata mobil Axcel melaju dengan cepat membuat Tary menghelai nafas panjang entah salah dirinya di mana sampai Axcel mendiamkannya.
sampainya di depan pintu kontrakan Tary mengeluarkan kunci yang ia miliki karena di dalam kontrakannya belum ada orang karena sahabatnya Clara belum pulang kerja, setelah pintu ia buka Tary bergegas masuk dan langsung membaringkan badannya yang terasa lelah karena seharian terus berjalan kaki mengelilingi kebun binatang menemani Zayan. Ia merasa kakinya bener-bener pegel dibagian betis tapi ia merasa puas karena bisa melihat senyum bahagia bocah gembul yang sudah membuat ia jatuh hati sejak pertama kalinya bertemu, ia sudah menganggap Zayan seperti anaknya sendiri.
Tiba-tiba Tary kepikiran dengan Axcel yang tadi pergi dengan muka di tekuk, " Ngeselin banget sih mamanya yang bilang kaya gitu kenapa marahnya ke gue, emang gue tahu apa kalau ada anak temen mamanya yang suka sama gue main marah dan diemin gue gitu aja. Gue diemin balik baru tahu rasa ok lah kita lihat lo mau diemin gue sampai kapan, lo diemin gue gue juga bisa balik diemin lo jadi kan impas dari pada mikirin dia mending mandi." gerutu Tary kesel dengan kelakuan kekasihnya, lantas dia pun memilih untuk membersihkan badannya yang sudah terasa lengket karena seharian beraktivitas.
Lima belas menit kemudian Tary selesai mandi dan berganti pakaian lalu ia pun menaiki kasur dan tengkurap dan memejamkan matanya untuk istirahat.
GAIS JANGAN LUPA KRITIK DAN SARANNYA YAH KARENA KRITIK DAN SARAN KALIAN SANGAT BERGUNA BUAT AUTHOR.
APALAGI PEMULA SEPERTI SAYA INI