Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Mister, tidak ada yang mengenal Nyonya Alisha dari riwayat dia bekerja di Jakarta bahkan saya sudah memperlihatkan foto beliau." Ucap asisten Mr Serhan
Sepertinya ada yang janggal, ini sungguh aneh sekali. Aku tahu Jakarta sangat luas , tapi anehnya kenapa tidak satupun orang yang mengenal Alisha." jawab Mister Serhan.
"Apa kita harus menelusuri kota lain?" Mister Serhan mengernyitkan dahinya.
"Indonesia itu luas, tidak mungkin kita menelusuri setiap kota yang ada di Indonesia. Aku yakin pasti ada yang akan mengenal Alisha.
TOK
TOK
TOK
Suara pintu apartemen milik Mister Serhan ada yang mengetuk. Asisten Mr Serhan lngsung berdiri membuka kan pintu.
Rupanya Nando yang datang. Asisten Mr Serhan langsung mempersilahkan Nando masuk.
Mister Serhan uang dolar untuk membayar kebun teh pada Nando. Mata Nando langsung hijau melihat uang di depannya. Nando tersenyum manis. Siapa yang tidak suka dengan uang? Nando yang sudah kaya saja masih suka uang.
"Cepat sekali, padahal baru tadi pagi kita baru deal ." Ucap Nando berbasa-basi .
"Lebih cepat lebih baik bukan begitu."
Akhirnya mereka berjabat tangan dan Nando menyerahkan dokumen kepemilikan kebun teh kepada mister Serhan.
Mister Serhan membacanya dengan teliti, kemudian tersenyum. Setidaknya Mister Serhan ada alasan untuk pulang pergi datang ke Indonesia selain mencari keberadaan Alisha dan putri nya.
"Oh ya, mau minum apa? Apakah Anda suka biar ? Perusahaanku memproduksi bir dengan kualitas terbaik." Ucap Mr Serhan sambil menyodorkan tiga botol bir untuk Nando.
"Thanks mister, pasti rasanya enek . Aku tahu anda pemilik The Greats Knight. Senang sekali bisa menjadi klien anda."
Mister Serhan mengangguk, asisten Mr Serhan menuangkan bir untuk mereka berdua. Mereka bersulang dan setelah ini mereka menjadi teman.
Di tempat lain
Mahira sangat lelah setelah membersihkan rumahnya. Mahira duduk di teras depan nampak pemandangan rumah sederhana di depannya.
Tiba-tiba dari kejauhan Mahira melihat sebuah mobil mendekat. Ya, mobil milik Meera Kakak madunya.
Setelah terparkir sempurna Meera setengah berlari ke arah Mahira. Mahira berdiri dan menghampiri wanita yang sudah di anggap Kakak sendiri.
"Ra..!"
"Kak Meera."
Mereka berpelukan. Meera melirik rumah pemberian Nando untuk Mahira. Meera melepas pelukannya.
"Kakak tahu darimana jika saya disini?"
" Bi Inem yang memberi tahukan ku . Sungguh Mas Nando sangat keterlaluan. Mas Nando memberikan rumah yang tak layak ini untukmu."
Mahira tersenyum. "Yang diberikan Mas Nando sudah lebih dari cukup Kak. Rumah ini juga tidak terlalu buruk kok Kak. Jadi Kakak tidak perlu khawatir.!"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dengan berjalan sempoyongan dan di papah oleh asisten Mr Serhan karena Nando mabuk berat. Meera yang melihatnya langsung menghampiri mereka.
Kemudian Meera membantu membawa Nando masuk kamar. Pemandangan yang sudah biasa setiap melihat suaminya mabuk.
Setelah membaringkan Nando. Meera mengantar asisten Mr Serhan keluar.
"Terimakasih sebelumnya karena sudah mengantar suami saya sampai rumah. Jika boleh saya tahu , kamu siapa? Aku baru melihat mu." Tanya Meera.
" Saya asisten Mr Serhan klien Tuan Nando. Kalau begitu saya permisi pamit pulang, karena Tuan Nando sudah selamat sampai rumah ."
Asisten Mr Serhan menunduk tanda pamit pulang, Meera kembali ke kamar untuk melihat Nando.
Nando tertidur pulas dengan bau alkohol yang menyengat. Meera mengusap wajah yang sangat dia kagumi yang sudah menjadi ayah untuk kedua anaknya.
Sampai sekarang Meera tidak pernah membahas tentang Alisha dambaan hati nya Nando karena Nando benar-benar hilang ingatan di masa mudanya.
"Benarkah cinta mu hanya untuk ku? Andai Mas tahu kalau Mahira adalah anak dari Alisha apa yang akan Mas lakukan? Maafkan aku yang tidak bisa jujur padamu." Ucap Meera.
Meera tertidur di dada Nando. Meera terus menangis ketika mengingat kesalahan besarnya yang pernah dia perbuat.
Ketika Meera masih muda Meera hanya mementingkan dirinya sendiri.
Ke esokan harinya
Nando terbangun dan melihat Meera yang tertidur pulas di dadanya.
Nando berusaha untuk memindahkan tubuh Meera.
Aaarrrrrrggght
Nando mendengar suara teriakan putri nya . Nando membangunkan Meera. Meera langsung bangun dan fokus pada teriakan Dinda.
Mereka berdua lari ke luar dan melihat Dinda yang tantrum dan beberapa pembantu berusaha untuk menenangkan Dinda.
"Din, ada apa sayang?" Tanya Meera.
"Semua ini karena mulut lemes Mahira. Aku dipermalukan teman-temanku.."
Meera memeluk Dinda untuk menenangkan putri nya yang memang akhir -akhir ini sempat depresi karena tidak bisa masuk ke universitas favoritnya.
"Mahira bilang pada teman-teman ku jika aku tak bisa masuk UI karena aku b***h , aku bodoh..."
Rahang Nando langsung mengeras, jika berhubungan dengan putri kesayangan nya.
Nando langsung mengambil kontak mobil dan meluncur ke kediaman Mahira. Nando sudah benar -benar tersulut emosi.
"Ra, Mahira...!" Nando berteriak -teriak menggema di rumah yang berukuran 5kali 7 meter .
Mahira yang sedang sarapan langsung menghampiri Nando.
Plaaaak
Nando menampar pipi mulus Mahira. Sekitar lansung pipi Mahira menjadi Merah tanda cap lima jari.
"Tu....tuan....?" Mahira memegang pipinya nya yang kesakitan dan panas.
" Kamu wanita J****g bisa-bisanya kamu melakukan ini pada Dinda. Kamu jangan sok pandai, sok segala nya. Kamu punya apa ? Hah? Dinda lebih baik daripada kamu. Kamu yang hanya bisa menggoda suami orang sok sekali kamu. Kamu kan yang bilang ke teman -teman Dinda kalau Dinda bodoh. Dan kamu kan yang bilang jika aku menyogok agar Dinda bisa masuk UI namun di tolak? " Tanya Nando dengan murka .
Mahira yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa menggeleng dan menangis. Sungguh Mahira yang tidak tahu apa yang dimaksud Nando. Mahira juga tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan Nando kepada nya
"Jika kamu iri dengan putri ku bilang! Memang putri ku yang terbaik. Bahkan dia lebih baik dari mu. Aku tahu sifat mu. Dinda sudah cerita semuanya padaku. Bahkan saat kamu masih satu sekolah dengan Dinda kamu tidak jauh dengan jalang kecil." Sambung Nando.
Nando masih ingat saat Nando memaki Mahira yang difitnah menyerang Dinda sewaktu sekolah hanya karena masalah laki-laki. Dinda sampai opname di rumah sakit dan Mahira hanya korban fitnah.
Nando segera pergi meninggalkan Mahira sebelum Mahira menjelaskan. Mahira menangis tersedu-sedu. Dia tahu jika Dinda berbohong pada Nando.
Mahira berusaha untuk menjadi sosok yang kuat, ia mengusap air matanya dan mengusap air matanya dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena dia harus ke rumah sakit untuk kontrol.
Satu jam kemudian
"Ibu Mahira putri silahkan masuk." Panggilan perawat membuyarkan lamunannya.
Mahira melangkah dengan membawa buku pink ,ia masuk dan langsung di persilahkan untuk langsung berbaring oleh Dokter Evan.
Dokter Evan tahu jika gadis di depannya ini adalah madunya dokter Meera yang juga salah satu tenaga medis di rumah sakit itu.
Setelah melakukan USG Mahira dibantu perawat untuk duduk di kursi di depan Dokter Evan. Dokter yang berusia 30 tahun itu melihat pipi Mahira yang memar untuk pertama kalinya.
"Bu apa Dokter Meera hari ini tidak menemani? " Tanya Dokter Evan.
Biasanya yang mengantar Mahira chek kandungan memang Meera . Namun hari ini Mahira ingin berangkat sendiri.
Mahira menggeleng sambil tersenyum ramah.
"Bu, Anda harus sering datang kemari untuk kontrol. Anda harus kontrol dua minggu sekali, mengingat Anda sedang hamil kembar. Dan jika bisa...." Kalimat Dokter Evan menggantung karena takut untuk menyakiti hati pasien nya. Namun dia harus melanjutkan ucapannya. "Jika bisa datanglah bersama suami."
Mahira lagi-lagi mengangguk, hatinya sangat teriris saat mengajak Nando datang. Tak mungkin Nando datang untuk menemani Mahira.
Setelah Dokter Evan memberikan resep dan hasil foto USG Mahira berpamitan.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..