Kirana alexa Larasati , seorang gadis cool , manis , dingin berusia 25 tahun tak sengaja mengalami kecelakaan saat akan pergi liburan . mobilnya menabrak sebuah pembatas jalan
ding. tuan rumah 0 poin . segera jalankan misi untuk mendapat poin.
"ughhhh kepalaku,"
kiara terbangun disebuah ranjang UKS
" hah suara apa itu?"
" aku adalah sistem utama 010. dan kamu adalah tuan rumah. segera selesaikan misi sebelum sistem hancur."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Anggora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terimakasih Putraku!
"ALEXA!!!"
Lian dan Alexa terperanjat kaget dan melerai kedekatan mereka. Didepan sana, wajah Kevin sudah merah padam karena marah dan cemburu. Rasanya, bom cemburunya meledak saat melihat kedekatan kedua orang itu.
Gawat! Emosi Target Kevin 80%! Lakukan sesuatu Tuan Rumah!
Suara Sistem terngiang dikepalanya, ia yang syok karena tertangkap basah dalam keadaan ambigu , kini bertambah pusing dengan emosi Kevin yang meledak ledak.
"Ah iya, Kevin... Kamu belum tidur?" Alexa mengalihkan perhatian Kevin .
Kevin diam lalu mendekati Lian dan Alexa.
bugh.
Bugh
Bugh.
Tanpa aba aba, Kevin memukul wajah Lian hingga timbul warna keunguan disana. Alexa melotot dengan aksi cepat itu. Dia kaget sekaligus bingung harus berbuat apa sekarang.
Lian hanya diam tak membalas pukulan dari Kevin. Ia cukup tahu permasalahnnya, jadi tak mau menambah kekesalan dari Kevin.
"Kevin, hentikan!"
Nihil , Kevin seolah t*li tak mendengar teriakan dari Alexa. Ia masih setia memberikan bogeman mentah kepada pria yang umur diatasnya itu.
"Beraninya kau menyentuh Alexa!!! Kau harus dihukum karena sudah lancang pada Tuanmu sendiri!"
Kata kata Kevin penuh tekanan tegas. Menyiratkan kemarahan memuncak yang menguasai pikirannya.
Alexa tak bisa menahan diri lagi, ia menyingsingkan lengan piyamanya lalu balik memukul perut Kevin. Kevin terdorong kebelakang diiringi ringisan nyeri karena pukulan kuat itu. Sedangkan Lian cengo melihatnya. Matanya tak berkedip dan tenggorokannya tercekat. Tak mampu berkata kata lagi. Syok dengan aksi gil* Alexa pada atasannya.
"Aku pikir King Kevin yang paling gil*, ternyata Queen Elisa lebih gil* lagi." pikirnya.
"Aku bilang hentikan , Kevin! Kau salah paham padaku. Kenapa kau selalu saja berbuat semaumu tanpa mendengarkan aku dulu, hah? Aku dan Lian menemukan temuan penting. Tapi ya sudahlah.. Toh kau takan mau mendengar juga, kan? Untuk apa aku repot repot menjelaskan?!"
Alexa mencari kotak P3K lalu mengobati Lian didepan Kevin. Kevin yang masih dilanda emosi menggebu, hanya terpaku menatap kedekatan kedua orang yang ia kenali itu. Tangannya terlipat didada dan wajahnya merah padam menahan emosi.
Dirasa situasi masih belum kondusif , Alexa meminta Lian untuk pergi kekamarnya.
"Kamu bisa jalan sendiri, Lian?"
"Aku rasa bisa, Queen."
"Baiklah selamat malam, istirahatlah ya.. Ah iya aku pinjam laptopmu malam ini."
"Silahkan, pakai saja semau Anda, permisi King.. Queen"
"Hem..." sahut Kevin singkat.
Alexa pun bangkit dari duduknya dan berniat pergi kekamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 03.00. Ia harus lekas tidur jika tidak ingin kesiangan esok hari.
"Alexa!" Suara panggilan dari Kevin menghentikan langkah Alexa.
"Jelaskan padaku, semuanya"
"Besok saja, aku lelah sekarang!"
Alexa menjawab dengan tak kalah ketusnya. Ia melangkah pergi kembali kekamarnya sambil menenteng laptop Lian.
Kenapa Kevin tidak dihibur?
tanya Sistem
"Biarkan saja. Aku ngantuk. Besok juga bisa, kan? Lagi pula sekali kali ia pantas diperlakukan begitu, siapa suruh ia bertindak tanpa mendengarkan penjelasan orang lain?"
sistem: 🙄
***
Alexa merebahkan dirinya diranjang empuk setelah meletakan laptop Lian dimeja kecil. Ia memeluk guling putih yang ada disampingnya.
"Kenapa Lian malah bungkam dan tak melawan tadi? Padahal aku yakin jika dia mampu menghindar dari serangan Kevin?!"
Secara tidak langsung dia mengiyakan tuduhan dari Kevin, Tuan Rumah!
jawab sistem.
"Hah? Maksudmu?"
Lian menyukaimu! Itulah alasannya dia tak menyangkal tuduhan Kevin dan hanya terdiam.
Deg.
Apalagi ini? Lian menyukainya? Oh sh*t!!! Tak cukupkah kerepotan Alexa menghadapi dua bersaudara tantrum? Haruskah ia juga menjaga mood dari Lian ?
"Bagaimana kau tahu?"
Karena aku adalah Smart Sistem. Aku bisa tahu perasaan target dengan baik.
Alexa membenamkan wajahnya kebantal dan setengah merajuk.
"Astaga!!!! Menyebalkannnnn!!!"
"Aku cape jadi bonekamu terus , Sistem! Tak bisakah aku pulang ketempat asalku tanpa melakukan hal ini?"
Sayangnya tidak! Sebenarnya kau bukan bonekaku. Bahkan jika kau tak menjalankan misi , itu tidak masalah.
Alexa mendongak," sungguhkah?"
Iya, tapi kau tidak akan bisa pulang. Hahahaha....
"Sistem sialan!"
Sistem : 😜😂
****
Pagi harinya, Arka dan Tuan Besar Wicaksono sudah siap duduk dikursi masing masing. Didepannya ada banyak sajian menu wah yang menggugah selera.
Alexa dan Lian keluar dari kamar masing masing. Keduanya saling tatap singkat lalu mengalihkan wajah kearah lain. Arka melihat kecanggungan dari Lian, sedangkan Tuan Besar terbelalak melihat wajah Lian yang dipenuhi memar memar disana sini.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu, Lian?"
Deg.
Lian dan Alexa terkejut setengah m*ti. Haruskah mereka berkata jika Kevinlah penyebabnya?
"Aku memukulnya , pa !"
Sebuah suara mengalihkan fokus semua orang. Lian dan Alexa memilih menikmati makannya dalam diam. Sedangkan Tuan Besar sudah kehilangan selera makannya.
"Apalagi ini, Kevin? Kenapa kau sampai..."
"Dia diam diam mendekati, Alexaku ayah! Aku tak terima!" jawab Kevin santai sambil mendaratkan tubuhnya dikursi.
"Kamu salah paham, Kevin!" bantah Alexa. Kini semua orang beralih menatapnya.
"Apalagi yang salah paham? Aku jelas melihat kalian berduaan berpelukan ditengah malam tanpa diketahui orang lain. Pasti kalian sengaja kan melakukannya? Atau jangan jangan Lian menggodamu untuk menemaninya malam itu?"
Lian bangkit dari duduknya, lalu
Plak.
"Cukup , Kevin! Aku sudah menahan diri sejak malam. Kali ini, kau keterlaluan."
Tuan Besar, Arka dan Alexa ikut bangkit. Menengahi perselisihan kedua pemuda yang sama sama dilanda emosi itu.
"Lian, Kevin. Jangan terbawa emosi!"
"Iya, selesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Kalian sudah bukan anak anak lagi!" tambah Arka.
"Kevin, aku tak mengira kau.... Kekanak kanakan!" Alexa pergi kekamarnya meninggalkan Lian dan Kevin yang masih memburu marah.
Tuan Besar melirik Lian, mencari penjelasan jujur dari pria berusia 25 tahun yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
"Kemarin Queen Elisa tidak bisa tidur dan..."
Kevin menjeda ucapan Lian," dan kau berniat menidurinya!"
"Kevin!" sentak Tuan Besar. "Dengarkan dulu penjelasan Lian, kenapa kau tak bisa mendengarkan ?!"
Arka menyentuh punggung Papanya, "Papa.. Tenanglah... Ingat papa punya penyakit jantung. Tolong jangan marah marah!" katanya lembut.
"Bagaimana aku bisa tenang jika anak ini selalu membuatku pusing?!"
Kevin menyunggingkan senyum dibibirnya, "Iya, pah. Aku cuma bisa bikin papa stress aja. Karena papa cuma lebih mentingin Arka dari pada aku, kan?"
Tuan Besar mengernyitkan kening." apa maksudmu, kevin?"
"Papa tahu kenapa aku gak pernah betah dirumah? Karena kalian , Pa! Papa sama mama lebih mentingin Arka dari pada aku. Kalian lebih prioritasin Arka dengan alasan "calon penerus", lalu aku??? Pernah gak kalian pikirin perasaan aku sebentar saja? Gak pernah! Itulah alasannya aku milih ngekost sendiri dan gak pulang kerumah. Toh, aku gak pernah dibutuhin juga, kan?"
Kevin pergi kekamarnya, ia sempat menatap tajam kearah Lian, matanya berkilat kilat hitam.
"Kau! jangan pernah ikuti aku lagi! Fokus saja dengan King Arkamu! Kalian semua memang cocok sebagai keluarga!"
"Kevin, berhenti disana atau aku akan menghapusmu dari daftar pewarisku!" ancam Tuan Besar.
"Silahkan saja, pah. Lakukan saja semua sesuai keinginanan Papa. Hapus saja namaku dan gantikan dengan Lian Abimana!" balas Kevin sambil melangkahkan kaki kekamarnya.
Lian melirik Tuan Besar," Maafkan saya , Tuan. Saya tak bermaksud lancang dengan menampar King Kevin barusan."
"Tidak apa apa. Mulutnya memang pantas dihajar!"
Tuan Besar merapikan jasnya dan menepuk Arka.
"Aku akan pergi dulu. Kau tetaplah disini dan jaga Kevin serta Alexa. Jangan sampai terjadi sesuatu pada mereka."
"Baik Pa" jawab Arka cepat.
Tuan Besar pergi keluar diantar oleh Lian, kini beralih melirik Lian dan menepuk bahunya, " maafkan kata kata dan sikap Kevin ya... Aku harap kau tak tersinggung dengannya. Aku masih membutuhkan jasamu untuk menjaga anak anakku,"
Mata Tuan Besar berkaca kaca saat mengatakannya. Sungguh ia resah meninggalkan kedua putranya dalam keadaan genting seperti ini.
"Tidak masalah Tuan . Saya memakluminya" aku Lian . "saya akan tetap menjaga mereka dengan baik, sesuai titah Anda,"
"Aku tidak tahu akan jadi apa aku jika tanpamu, sekali lagi terimakasih, Putraku!"