NovelToon NovelToon
Infected Without Knowing

Infected Without Knowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: Ryn Aru

Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.

Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif

Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Mahen dengan segera berlari kedalam rumah untuk menghindari para zombie, saat masuk kedalam ia melihat terdapat lemari pakaian yang tak begitu besar dan hanya muat untuknya. Dengan segera ia memasuki lemari itu dan menutup pintunya dengan rapat.

Pukul 08.49 waktu berjalan begitu cepat, ia melihat tas yang di bawanya yang menyisakan 24 vaksin. "Terlalu sempit, susah ini mah." Mahen sesekali mengintip dari lubang yang ada di lemari, terlihat para zombie yang sudah berjalan memasuki kamar tempatnya bersembunyi.

Zombie-zombie itu mengendus beberapa kali, tapi mereka terlihat seperti ragu untuk menyerang lemari. Mahen yang melihat kejadian itu pun masih terdiam dan memperhatikan gerak-gerik zombie yang ada di depannya. "08:54? Oke, gue coba gk suntik in vaksin ini." Gumamnya.

Saat jam 08:55 tubuh Mahen mulai bereaksi dengan virus yang berada di tubuhnya. Dengan ini akhirnya Mahen pun membuka pintu lemari, dengan membawa potongan kayu yang ia patah dari gantungan lemari. Saat pintu terbuka, benar saja tak ada satu pun zombie yang tertarik dengannya dan hanya berjalan tanpa arah.

Melihat itu Mahen pun dengan tenang berjalan keluar kearah supermarket, ia berjalan memasuki supermarket yang ternyata di dalamnya ada lebih banyak zombie di dalamnya.

Mahen merasa semakin lemas seakan tubuhnya sudah tidak tahan dengan virus yang perlahan mulai mengambil alih tubuhnya, ia dengan segera memanjat salah satu rak di pojok supermarket dan menyuntikkan vaksin.

Dengan begitu para zombie mulai mencium aroma Mahen, yang membuat para zombie mendekat kearahnya dengan berkerumun dan berdesakan ingin menangkap Mahen. "Kalo gue bakar makanan nya ikut kebakar." Mahen pun duduk dan terdiam memikirkan rencana.

Ia melihat ke sekitarnya untuk mencari sesuatu. Saat mahen sedang melihat-lihat ia pun menemukan freezer daging berada di pojok ruangan lain, dengan isi yang terlihat mulai membusuk karena listrik yang telah mati. "Ketemu."

Mahen dengan berhati-hati melangkahkan kaki ke rak lain untuk mendekat ke freezer yang di penuhi daging. Saat berada di samping freezer, dengan perlahan Mahen membuka freezer itu menggunakan kayu yang ia bawa tadi, saat freezer sudah terbuka ia pun mengikat pisaunya ke tongkat kayu dan menusuk daging yang berada di freezer untuk mengambil nya.

Saat ia berhasil mendapatkan daging itu, dengan segera ia membuka plastik yang menutupi aroma dagingnya, ia pun melemparkan daging tersebut kearah lain agar ia dapat mengambil persedian makanan. Mencium aroma daging tersebut, para zombie dengan segera berlari kearah daging itu di lempar. "Gampang banget."

Putri dan Beni yang sedang menunggu Mahen dengan sedikit kekhawatiran, Beni khawatir jika Mahen hanya menipu mereka dan Putri yang khawatir jika terjadi sesuatu pada Mahen.

"Kakak pergi dulu ke supermarket nya." Ucap Beni yang akan segera pergi meninggalkan Putri sendirian. Tapi aksinya terhenti saat melihat Mahen yang membawa dua troli dengan banyak makanan, dengan segera Beni berlari kearah Mahen dan melihat apa saja yang di bawa oleh Mahen, Beni khawatir jika makanan yang di bawa oleh Mahen adalah makanan busuk atau sudah tak layak makan.

"Ngapain lo?" Tanya Mahen dengan alis yang terangkat satu.

"Menurut kamu? Saya harus memastikan bahwa semua makanan ini aman." Jawab Beni tanpa melihat kearah Mahen dan hanya fokus pada makanan yang di bawanya.

Saat malam hari pukul 22:15, Mahen duduk di luar tempat persembunyian mereka dan menghitung vaksin yang ia bawa hanya tersisa 17. Saat ia sedang menatap langit, tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya, Mahen pun segera menutup tasnya dengan tenang.

"Kamu gak gampang kaget ya." Ucap Putri dengan tersenyum, ia pun duduk di samping Mahen. "Makasih ya buat makanannya." Lanjutnya.

Mahen yang mendengar itu hanya mengangguk, sesaat kemudian ia teringat sesuatu dan segera merogoh tasnya. "Nih vitamin." Mahen menyodorkan vitamin untuk Putri, Putri terlihat sedikit panik dengan vitamin yang mahen berikan." Ambil, orang hamil butuh ini, terus jangan tidur kemaleman." Celetuk Mahen yang meletakkan vitamin itu di samping Putri dan bergegas pergi.

Putri pun meraih vitamin itu dan memeluknya dengan rasa khawatir. "Makasih." Ucapnya pelan.

Mahen yang masih dapat mendengar itu pun berhenti dan melihat Putri dari ekor matanya. "Sama-sama, dan semoga anak lo gak cacat." Gumam Mahen saat mengatakan cacat.

Bersambung....

1
Alucard
Keren banget, semoga ceritanya terus berkualitas author!
Ryn Aru: makasih ya,,/Smirk/
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Agnes
Romantis banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!