Takdir seakan mempermaikan kehidupan Syakira Anastasia. Kehidupannya yang bergelimang harta, terlahir dari keluarga mapan, gak pernah sekali pun membuatnya menangis karena derita.
Namun takdir membawanya pada seorang pria beruban, dengan fisik bak pria matang.
Membawanya pada hubungan yang gak pernah ia bayangkan. Mampu kah Syakira menjalani perannya sebagai seorang istri di usia labilnya? Atau berakhir menderita seperti yang di inginkan Jims Prayoga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Di mana perbedaan kau dan aku!
“Pria yang bisa memberi mu cinta dan kebingungan, bukan begitu Syakira Anastasia! Dengan tangan nakalnya, dia sudah menyentuh puncak kepala mu! Kekanakan!” gerutu Jims, dengan nada gak suka.
Danu menulikan telinganya, mendengar Jims yang lebih banyak bicara setelah mengenal Syakira.
‘Ini Tuan Jims lagi kenapa sih! Gak suka banget ada pria yang perhatian dengan Nona Syakira! Apa dia lupa tujuannya datang pada keluarga Bayu!’ batin Danu.
Syakira menoleh ke belakang untuk sesaat. Di lihatnya mobil berwarna hitam dengan plat mobil yang gak asing di ingatannya.
“Kami hanya berteman, mereka semua sahabat ku! Mereka yang paling mengerti aku! Tidak seperti mu yang membantu ku tapi mengancam!” ketus Syakira dengan tatapan galak pada Jims.
Jims tergelak, “Kau dengar itu, Danu! Kira bilang aku membantunya, tapi juga mengancamnya!”
“Tuan orang baik, hanya saja Nona Kira belum mengenal Tuan lebih jauh.” celetuk Danu, tanpa mengalihkan pandangannya.
Syakira menatap sinis Danu, dengan ke dua tangan menyilang di depan dada.
“Jelas kau katakan dia baik. Kau itu bawahan dari bandot tua yang ada di samping ku ini kan!” sungut Syakira dengan ekor mata melirik tajam Jims.
“Jaga bicara mu, Nona!” tegur Danu.
Syakira menggeleng gak sependapat dengan Danu.
“Untuk apa aku harus menjaga bicara ku! Untuk pria iblis sepertinya? Jangan harap!” ketus Syakira.
“Saya sudah memperingati mu, Nona!” beo Danu, melirik sekilas Syakira lewat kaca spion tengah.
Kini tatapan Syakira beralih pada Jims, pria yang duduk di sampingnya. Pria yang tengah menatapnya dengan wajah datar, dengan punggung menyandar pada kursi yang ia duduki.
“Coba kau katakan bandot tua ini jahat, sudah pasti kau juga di lenyapkan, bukan begitu ka Danu! Sama seperti apa yang sudah ia lakukan pada mama ku! Dia juga gak segan akan melenyapkan papa ku, jika aku gak menurutinya kan!” sarkas Syakira.
Merasa gak ada yang salah dengan perkataannya. Syakira memilih menyandarkan tubuhnya pada sandaran mobil. Dengan menoleh ke arah luar jendela. Seakan pemandangan di luar, jauh lebih menggoda.
‘Kenapa hidup ku jadi seperti ini! Kenapa om Jims begitu tega melenyapkan mama, mama salah apa? Sudah jelas itu kesalahan Reina!’ batin Syakira, dengan netranya yang kembali memanas, dengan cairan bening yang perlahan meluncur bebas dari netranya.
‘Reina yang harusnya di persalahkan di sini! Bukan mama atau pun papa ku! Tapi om Jims, si bandot tua ini membutakan mata hati nya! Rasa sayangnya pada Reina, membuatnya tega menghancurkan keluarga ku! Jangan sampai om Jims menghancurkan masa depan ku! Itu gak boleh terjadi pada ku!’ imbuh Syakira lagi.
“Nyali mu besar juga, Nona Syakira Anastasia!” gumam Jims dengan penuh penekanan.
“Aku tidak takut pada mu, Jims! Kau dan aku sama, sama sama makan nasi! Sama sama manusia biasa!” celoteh Syakira dengan nada gak santai.
Danu menelan salivanya dengan sulit, ‘Astagaaa, bocah satu ini, punya nyali seribu apa ya! Gak ada rasa takutnya untuk Tuan Jims! Sudah jelas di ancam. Apa dia pikir, Tuan Jims hanya mengertaknya tanpa berani menyakiti orang orang yang ada di sekitarnya!’
Jims menatap tajam Syakira, di lihatnya wajah lelah Syakira dari samping.
‘Bocah satu ini terus menguji kesabaran ku! Rasanya aku gak perlu lagi menahan diri dalam menghadapinya!’ pikir Jims.
Jims berseringai, dengan tatapan penuh arti, “Begitu ya! Kau dan aku sama, sama sama makan nasi, sama sama manusia! Jelas di sini kau tidak melihat perbedaan yang nyata di antara kita, Syakira!”
Syakira menoleh ke arah Jims, dengan sisa air mata di pipinya. Dengan tatapan lelah Syakira.
“Perbedaan nya jelas kau pria tua, pria jahat, iblis berbentuk manusia! Sementara aku, aku hanya manusia biasa yang kau tindas!” oceh Syakira.
Rahang Jims mengeras dengan gigi yang mengeretuk kesal.
“Dasar wanita gak tau di kasihani. Kau akan menyesali perkataan mu, Syakira! Kau tidak tau, sedang berhadapan dengan siapa kan! Maka saat ini, waktu yang tepat untuk memperlihatkan pada mu, siapa aku sebenarnya!” jelas Jims.
Syakira menegakkan duduknya, menatap Jims penuh tanya. Dengan sekuat hati, Syakira menyembunyikan perasaan takutnya usai mendengar perkataan Jims.
‘Ada apa dengan ku! Aku sudah katakan gak takut padanya! Tapi begitu mendengar nya bicara! Buuuulu kuddduk ku merinding begini!’ batin Syakira.
Satu alis Jims terangkat, “Tidak takut pada ku kan!” tanya Jims dengan mengeluarkan benda pipihnya dari saku celananya.
Syakira menggeleng dengan ragu, ‘Apa yang mau dia lakukan dengan ponselnya?’
Pria kejam dengan brewok itu melakukan sambungan telepon dengan mode spiker, yang sudah pasti Syakira dan Danu dapat mendengar apa yang di bicarakan.
Begitu teleponnya tersambung. Tanpa basa basi, Jims langsung memberikan arahan pada bawahannya.
[ “Kalian lihat mobil yang ada di belakang ku!” ] ucap Jims dengan dingin.
Suara seorang pria terdengar dari seberang sana.
^^^"Kami melihatnya, bos! Ada mobil hitam yang berisikan seorang supir, dan teman teman Nona."^^^
Ekor mata Jims melirik Syakira. Menanti reaksi dari wanita yang mengabaikan ancamannya itu.
Syakira menoleh ke belakang dengan degup jantung yang gak karuan. Masih ada mobil hitam miliknya dengan mang Dadang yang berada di belakang kemudi.
Dengan refleks, Syakira menggelengkan kepalanya dengan netra yang beradu dengan netra tajam Jims.
[ “Tabrak mobil itu, kalian pastikan… semua penumpang yang ada di dalam mobil tewas! Jangan ada yang selamat!” ]
Syakira berseru marah, dengan tatapan penuh kemaran dan ketidak berdayaan Syakira dalam satu waktu di saat yang bersamaan.
“Kau gila! Mereka semua sahabat ku! Jangan lakukan itu pada mereka, Jims! Jangan suruh orang mu mencelakai mereka!” hendik Syakira, satu tangannya berusaha mengambil alih ponsel Jims.
Grap.
Sayangnya Jims berhasil mencekal pergelangan tangan Syakira, membuat wanita itu gagal merebut ponsel Jims.
^^^"Pasti bos. Kali ini kami gak akan gagal menjalankan perintah, bos!”^^^
Syakira kalang kabut, dengan tangan yang memberontak dari cekalan Jims, Syakira kembali berteriak. Berharap seseorang yang di perintah Jims, dapat mendengarnya.
“Jangan lakukan itu pada sahabat sahabat ku! Kalian dengar aku! Jangan lakukan itu!” teriak Syakira dengan terisak.
^^^”Minta lah pada bos Jims, Nona! Kami hanya mengikuti perintah bos Jims, jangan lupakan kami yang hanya bawahan!”^^^
Syakira menatap Jims dengan tatapan memohon, “Aku mohon Jims! Hentikan mereka! Tarik kembali perintah mu, Jims! Aku mohon!” pinta Syakira dengan terisak.
Jims terkekeh, dengan tatapan tajam pada Syakira, “Buat apa kau memohon pada ku, Syakira! Kau lupa, dengan kesamaan yang kita miliki! Sekarang kau sadar bukan, di mana perbedaan kau dan aku!”
^^^Brak.^^^
Dari sambungan telepon, Syakira dapat mendengar jelas suara tabrakan. Membuatnya langsung menoleh ke belakang.
Mobil yang di kemudikan mang Dadang melaju dengan oleng.
Syakira histeris, dengan air mata yang kian deras dari pelupuk matanya, rasa takut kehilangan kini tepat di depan matanya.
“Jims! Tolong hentikan anak buah mu! Aku mohon Jims! Aku bukan siapa siapa, kau yang punya kuasa atas diri ku! Aku mohon Jims! Jangan lakukan ini pada ku! Ampuni aku Jims!”
^^^Brak.^^^
Terdengar benturan keras untuk yang ke 2 kalinya dari sambungan telpon. Membuat Syakira kembali menoleh ke arah belakang.
Bersambung…