HALIM
Di dunia yang dikuasai oleh kegelapan, Raja Iblis dan sepuluh jenderalnya telah lama menjadi ancaman bagi umat manusia. Banyak pahlawan telah mencoba menantang mereka, tetapi tidak ada yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.
Namun, Halim bukanlah pahlawan biasa. Ia adalah seorang jenius dengan pemikiran kritis yang tajam, kreativitas tanpa batas, dan… kebiasaan ceroboh yang sering kali membuatnya berada dalam masalah. Dengan tekad baja, ia memulai perjalanan berbahaya untuk menantang sang Raja Iblis dan kesepuluh jenderalnya, berbekal kecerdikan serta sistem sihir yang hanya sedikit orang yang bisa pahami.
Di sepanjang petualangannya, Halim akan bertemu dengan berbagai ras, menghadapi rintangan aneh yang menguji logikanya, dan terlibat dalam situasi absurd yang membuatnya bertanya-tanya apakah ia benar-benar sedang menjalankan misi penyelamatan dunia atau justru menjadi bagian dari kekacauan itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ILBERGA214, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11: Pesan dari Kegelapan
Halim menatap sosok di depan pintu dengan tatapan tajam. Sosok itu berdiri tegak, tubuhnya diselimuti jubah hitam yang mengalir seperti bayangan, dan wajahnya tertutup oleh tudung yang membatasi pandangan. Hanya sepasang mata yang terlihat, menyala dalam kegelapan seperti dua titik api yang menembus malam.
..."Siapa kamu?" tanya Halim, suaranya datar tetapi penuh kewaspadaan....
Sosok itu tidak langsung menjawab. Ia berdiri diam, seolah menimbang sesuatu dalam pikirannya. Lalu suara berat dan dalam keluar dari balik tudungnya.
..."Aku datang membawa pesan," kata sosok itu dengan suara serak. "Pesan yang akan mengubah perjalananmu."...
...Elyra melangkah sedikit lebih dekat, matanya penuh rasa curiga. "Pesan dari siapa?"...
Sosok itu mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka tetap tenang.
..."Kau tidak akan mengerti sekarang, tetapi waktu akan menjelaskan segalanya. Dunia ini sedang berbalik, dan kekuatan yang kau cari sedang menarik perhatian yang lebih besar."...
Halim mencerna kata-kata itu, tetapi sesuatu dalam dirinya merasa bahwa sosok ini datang dengan niat yang tidak buruk. Tanpa kata-kata lebih lanjut, sosok itu melangkah maju, melemparkan sebuah gulungan kertas ke meja di hadapan mereka.
..."Ada petunjuk di dalamnya," kata sosok itu, "Jangan membuang waktu. Semuanya akan terungkap."...
Sebelum Halim bisa bertanya lebih lanjut, sosok itu berbalik dan berjalan meninggalkan penginapan, menyatu kembali dengan kegelapan. Hanya suara angin yang terdengar semakin jauh hingga lenyap.
Halim berdiri terpaku sejenak, merasa ada tanggung jawab yang harus dia selesaikan. Elyra yang sejak tadi diam, berjalan ke arah meja dan membuka gulungan kertas yang ditinggalkan. Di atas kertas itu terlukis sebuah peta dunia yang sangat detail, dengan beberapa wilayah yang diberi tanda merah yang mencolok. Namun, ada sesuatu yang lebih menarik di tengah peta, ada simbol yang Halim kenal.
..."Itu simbol dari 'Tujuh Kejadian'..." gumam Elyra, matanya menyipit seakan mencoba mencerna makna di balik gambar itu....
..."Tujuh Kejadian?" Halim bertanya, sedikit kebingungan. Ia tidak pernah mendengar istilah itu sebelumnya....
...Elyra mengangguk....
..."Tujuh Kejadian adalah sebuah legenda kuno. Masing-masing kejadian menggambarkan titik balik dalam sejarah dunia perubahan besar yang akan mempengaruhi segala sesuatu. Terkadang, mereka datang seperti badai, dan terkadang seperti bisikan dalam angin. Tetapi mereka selalu ada."...
...Halim mendekat, menatap peta itu lebih dekat. "Apa arti ini semua?"...
...Elyra menunjuk satu titik di peta. "Lihat di sini. Wilayah ini... terletak di perbatasan antara kerajaan utara dan selatan. Itu adalah tempat yang disebut 'Gerbang Takdir'. Di situlah Tujuh Kejadian pertama kali terjadi. Kita harus ke sana."...
...Halim merasa hatinya berdegup kencang. "Ke Gerbang Takdir... apakah itu berarti kita menuju ke tempat yang berbahaya?"...
..."Ya," jawab Elyra tegas....
..."Tempat ini telah lama dianggap terlarang, bahkan oleh kerajaan terbesar sekalipun. Ada legenda yang mengatakan bahwa siapa pun yang memasuki Gerbang Takdir akan dihadapkan pada pilihan hidup yang sulit."...
Halim menatap peta itu, perasaan tidak sabar mulai menguasainya. Ini adalah petunjuk yang selama ini ia cari, suatu titik yang bisa mengarah pada kebenaran yang lebih besar. Namun, di balik kegembiraannya, ada perasaan cemas yang datang begitu saja. Apa yang harus dihadapi di sana? Apa yang akan mereka temui di tempat itu?
..."Jadi, kita harus ke sana?" tanya Halim, memastikan....
..."Ya," jawab Elyra. "Kita harus pergi sekarang juga. Kenapa kamu terus bertanya pertanyaan yang sama?!." mulai kesal....
Tanpa membuang waktu, Halim dan Elyra segera mempersiapkan perjalanan mereka. Mereka tidak bisa menunggu lebih lama. Mereka harus siap menghadapi segala sesuatu yang datang meskipun mereka belum tahu pasti apa yang akan mereka hadapi di Gerbang Takdir.
.........
Pagi harinya, mereka berdua meninggalkan penginapan dan menuju ke wilayah yang ditunjukkan pada peta. Sepanjang perjalanan, ada ketegangan yang tak terucapkan di antara mereka, meskipun mereka berusaha untuk tetap tenang. Halim merasa ada sesuatu yang aneh di udara, seperti sebuah kekuatan yang mengintai dari balik awan.
Selama perjalanan, mereka melewati hutan lebat yang sunyi. Suara angin yang berdesir di antara pepohonan menciptakan suasana yang mencekam, seakan alam pun menyadari bahwa sesuatu yang besar sedang menuju mereka.
..."Ini aneh," kata Halim setelah beberapa saat....
..."Seharusnya kita sudah hampir sampai, tapi... aku merasa seperti kita sedang berjalan di tempat yang tidak kita kenal."...
...Elyra menatap ke sekitar, matanya penuh kewaspadaan. "Aku tahu. Rasanya ada sesuatu yang mengawasi kita."...
Tak lama kemudian, sebuah suara keras tiba-tiba terdengar dari belakang mereka, seperti gemuruh yang mengguncang tanah. Halim berbalik dengan cepat, siap menghadapi apapun yang datang. Di kejauhan, sebuah bayangan besar muncul, menumbangkan pohon-pohon di sekitarnya.
..."Ini bukan pertemuan yang biasa," kata Elyra dengan suara cemas. "Kita harus bersiap!"...
Halim meraih pedangnya, siap menghadapi ancaman yang mendekat. Mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar, pikirnya. Takdirnya mungkin sudah dipilih, tetapi sekarang ia harus berjuang untuk itu.
Akan ada banyak ujian yang harus mereka lalui, perjalanan mereka menuju Gerbang Takdir baru dimulai.
.........
..."Ada yang aneh.." Halim memperhatikan wajah Elyra....
sekarang semakin banyak yang mengedit dengan chat GPT tanpa revisi membuat tulisan kurang hidup. saya tahu karena saya juga pakai 2 jam sehari untuk belajar menulis. Saya sangat afal dengan pola tulisan AI yang sering pakai majas-majas 'seolah' di akhir kalimat secara berlebihan dengan struktur khas yang rapih.
ya saya harap bisa diedit agar lebih natural.
Udah baca eps 1 ini, ceritanya lumayan menarik. Kapan² gue kesini lagi ya kalau ada waktu, Semangat.