NovelToon NovelToon
Jangan Sentuh Anakku!

Jangan Sentuh Anakku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Janda / Cerai / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:65.7k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Selama 4 tahun lamanya berumah tangga, tak sedikit pun Naya mengecap keadilan.

Hidup satu atap dengan mertua begitu menyesakkan dada Naya, dia di tuntut sempurna hanya karena dia belum bisa memberikan keturunan. Di sepelekan, di olok-olok oleh mertua dan juga iparnya. Sang suami cuek dengan keluh kesahnya, bahkan dengan teganya ia menikah kembali tanpa meminta izin dari Naya selaku istri pertama.

Daripada di madu, Naya lebih baik mengajukan gugatan perceraian. siapa sangka setelah ketuk palu, dirinya ternyata sudah berbadan dua.

Bagaimana kehidupan yang Naya jalani setelah bercerai, akankah dia kembali pada mantan suaminya demi sang buah hati?

"Jangan sentuh anakku! Berani menggapainya itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa." Naya Suci Ramadhani.

Woowww... bagaimana kah karakter Naya? apakah dia lemah lembut? atau justru dia adalah sosok perempuan yang tangguh.

Yuk, simak ceritanya jangan sampai ketinggalan 👉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah

Naya mengantarkan Khalisa terlebih dahulu karena hari sudah malam, ia menitipkan Naya pada kakeknya. Untuk perihal Asi, Naya selalu melakukan pumping dan menyimpan stoknya di dalam kulkas kecil khusus Asi.

Entah mengapa Naya kembali menyusul ke rumah sakit, ia takut terjadi sesuatu pada ibu yang di temukannya tadi.

*

*

Bik Jumi mendapatkan perawatan dari tim medis, ia di pasangkan infusan dan juga mendapatkan obat pereda nyeri karena Bik Jumi terus meringis mengeluhkan perutnya yang sakit.

Dua orang menunggu di samping brangkar, keduanya menatap orangtua yang kini memejamkan matanya dengan wajah pucat nan lelah itu.

"Kasihan sekali beliau ini." Ucap Zoya.

"Aku jadi inget sama Mama, udah lama aku gak ketemu Mama." Ucap Nando menatap Bik Jumi.

Sebelumnya, Naya berusaha menghubungi Arzan karena dari lokasi ia menemukan Bik Jumi, jaraknya lebih dekat dengan rumah Arzan di bandingkan rumahnya. Saat beberapa kali menelpon nyatanya tak kunjung tersambung, tetapi satu panggilan masuk dari Arzan yang ternyata Nando yang menjawabnya karena Arzan tengah membersihkan tubuhnya.

Ceklek.

Naya masuk ke dalam ruangan Bik Jumi, ia berjalan menghampiri wanita paruh baya itu dan mengeluarkan selimut yang lebih tebal agar tubuh Bik Jumi tidak kedinginan.

"Naya, beliau ini siapa? Apa kamu mengenalnya?" Tanya Zoya.

"Aku tidak mengenalnya tante, tapi pas tadi aku mau pulang gak sengaja liat ibu ini kayak nahan sakit. Begitu aku tanya alamat rumahnya katanya beliau gak punya keluarga, beliau juga bilang kalau habis kabur dari rumah majikannya dan aku gak tahu betul ceritanya seperti apa soalnya kasihan udah kesakitan." Jelas Naya.

"Kalau bener begitu, malang sekali. Nanti si Tarzan nyusul katanya, om sama tante juga mau ada urusan sama temen. Gapapa kalau kamu di tinggal sendiri?" Ucap Nando.

"Ya gapapa kali om. Maaf ya sudah merepotkan, terimakasih banyak udah mau bantu Naya." Ucap Naya sungkan.

"Kamu udah kita anggap anak sendiri, begitupun Khalisa udah kayak cucu kami. Jadi, jangan sungkan kalau butuh sesuatu." Balas Zoya tersenyum.

"Ah, begitu ya. Makasih banyak loh tante, maaf ya Naya cuma bisanya nyusahin aja." Ucap Naya.

"Gapapa Naya, kalau kamu butuh orang yang jagain Naya, panggil aja tante Zoya ya. Biar dia gak ngomel terus." Ucap Nando setengah berbisik.

"Kalo gak mau istrinya ngomel, cari aja perempuan yang bisu." Gerutu Zoya sambil memutar bola matanya malas.

Naya terkekeh mendengar gerutuan Zoya, tetapi ia segera menutup mulutnya takut mengganggu istirahat Bik Jumi.

Tak berselang lama, Arzan datang sambil membawa buah-buahan sesuai perintah dari baginda ratu Zoya.

"Tuh, duta tantrum udah dateng." Ucap Zoya melihat Arzan datang.

"Yaudah ma, kita balik yuk takut kemaleman." Ajak Nando pada Zoya.

"Iya pa, biarin aja mereka berduaan. Siapa tahu nanti kita punya mantu, hihi." Bisik Zoya yang masih hisa terdengar oleh Arzan.

"Eh, mulutnya...!" Protes Arzan.

Zoya tak menghiraukan putranya itu, ia berpamitan pada Naya lalu menggandeng tangan suaminya keluar.

"Sorry, gue tadi mandi dan hp nya ketinggalan di ruang tamu." Ucap Arzan.

"Gapapa, yang penting ibu ini udah di tangani." Ucap Naya santai.

Arzan dan Naya duduk di bawah lantai, mereka berdua makan buah-buahan khusus yang di bawa Arzan. Keduanya diam tanpa mengeluarkan suara karena tak mau mengganggu istirahat Bik Jumi.

Netra Arzan menatap sebuah kotak berukuran sedang dan juga sebuah map yang di bungkus plastik tergeletak di bawah brangkar. Saat tangan Arzan hendak mengambilnya, Naya memukul tangan Arzan dengan mata melotot.

"Jangan pegang barang orang tanpa izin, gak sopan!" Tegur Naya.

"Hehehe, sorry. Jiwa kepo gue selalu gede," Ucap Arzan sambil cengengesan.

Bik Jumi melenguh, ia membuka matanya dan embatap sekelilingnya yang serba berwarna putih dan terang.

"Sshhh, dimana aku?" Gumam Bik Jumi.

Mendengar suara Bik Jumi, Naya segera berdiri dan membantu Bik Jumi yang hendak mengubah posisinya menjadi duduk. Arzan belum bangkit dari duduknya, ia sibuk dengan ponselnya karena ada beberapa pesan yang masuk.

"Ibu haus?" Tanya Naya.

Bik Jumi menganggukkan kepalanya. Naya gegas mengambilkan air minum dan membantu Bik Jumi dengan memegangi gelasnya, tampak ulasan senyum Bik Jumi mendapat perlakuan dari Naya yang mana mengingatkannya dengan Karina.

"Nak, kamu yang bawa ibu ke sini?" Tanya Bik Jumi.

"Iya, bu." Jawab Naya.

"Terimakasih ya. Tapi untuk saat ini ibu tidak memiliki uang untuk membayarnya, boleh ibu berhutang dulu?" Ucap Bik Jumi.

"Tidak perlu, bu. Aku menolong ibu itu ikhlas tanpa minta imbalan apapun, sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong." Ucap Naya dengan tulus.

"Hiks... Makasih ya, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu, nak." Bik Jumi terharu. .

"Oh ya, ibu istirahat saja dulu ya sampai cairan infusnya habis, Dokter bilang kalau ibu tidak perlu rawat inap. Ini cairan infus yang terakhir, habis ini baru ibu boleh pulang." Jelas Naya.

"Ah, begitu ya." Ucap Bik Jumi. Kepalanya menunduk, rasa bingung menyelimuti pikirannya karena tak tahu harus tinggal dimana sedangkan kertas alamat rumah Arzan hilang dari saku bajunya.

"Ibu pulang ke rumahku saja, aku senang kalau banyak orang yang tinggal biar suasana lebih ramai." Ucap Naya seolah tahu isi pikiran Bik Jumi.

Arzan mematikan layar hpnya, ia berdiri dan ikut menatap Bik Jumi. Bersamaan dengan itu pula, Bik Jumi menoleh ke samping dengan raut wajah terkejutnya. Ia sampai menutup mulutnya tak percaya.

"T-Tuan Arzan!" Syok Bik jumi.

Arzan mengernyitkan dahinya, wajahnya menoleh kearah Naya yang juga menatapnya.

"Ibu kok tahu nama saya?" Tanya Arzan.

"Syukur alhamdulillah, ya Allah terimakasih atas kemudahan-Mu. Akhirnya aku menemukannya." Tangis Bik Jumi pecah saat itu juga dengan perasaan yang lega.

Arzan semakin kebingungan, ia sama sekali tidak mengenali Bik Jumi. Melihat reaksi Arzan tentunya Bik Jumi paham, ia pun membuka kembali suaranya.

"Biar nanti aku jelaskan setelah keluar dari rumah sakit." Ucap Bik Jumi.

"E-eoh, b-baiklah." Lidah Arzan terasa kelu. Tiba-tiba saja jantungnya berpacu lebih cepat, feelingnya mengatakan ada suatu hal yang besar akan terjadi padanya.

Selang satu jam cairan infus pun sudah habis. Perawat dan Dokter memasuki ruangan Bik Jumi dan ememriksa kondisinya, perawat melepaskan jarus infus yang menancap di tangan Bik Jumi.

Setelah di pastikan kondisi Bik Jumi membaik, Dojter pun mengatakan kalau Bik Jumi bisa pulang. Arzan mengurus semua administrasi dan juga mengambil obat.

Saat ini ketiganya tengah berada di taman rumah sakit. Arzan tak bisa sabar lebih lama lagi karena ia begitu penasaran. Mau tak mau Bik Jumi pun memberikan sebuah kotak berukuran sedang pada Arzan, dengan bingung Arzan menerima kotak tersehut.

"I-ini? K-Karina.." Tangan Arzan gemetar saat ia sudah membuka kotaknya.

Mata Arzan memanas, ia mengambil sebuah lukisan wajahnya dan juga sebuah sweater rajut.

Selamat ulang tahun, sayangku...

Maaf ya kalau lukisannya jelek,

aku rajut bajunya cukup lama dan hanya dibuat khusus untuk orang tersayangku.

Di hari spessialmu ini, aku berdoa agar segala yang kamu impikan itu terkabulkan. Aku berharap kebahagiaan, senyuman terus terukir di wajah tampanmu itu dan hanya aku yang boleh melihatnya. Wanita lain tidak boleh. Hahaha..

Awas ya, jangan genit sama cewek manapun selain aku.

Nanti, kalau kita sudah menikah akan ku buatkan banyak sweater rajut untuk keluarga kecil kita.

Rumahku.

 Aku selalu rindu sekali setiap kita harus berpisah, tetaplah menjadi rumah tempatku kembali.

Aku sangat mencintaimu. Arzan ❤️

Arzan membaca tulisan tangan Karina, ia menangis dengan suara tertahan dan siapapun yang melihatnya ikut merasakan sesak.

Naya memeluk bestienya itu, tangannya mengelus punggung Arzan sambil menahan air matanya yang mendesak keluar dari tempatnya.

"Beruntung sekali kamu Karina, di cintai dengan begitu besar oleh pria setulus Arzan. Sayangnya, takdir tak bisa menyatukan kalian dengan masa yang lama." Gumam Naya dalam hati.

"Masih ada lagi, Bibik mohon kamu harus tetap kuat begitu membacanya karena ini pesan terakhir dari Karina sendiri." Ucap Bik Jumi menyodorkan map berwarna biru.

Naya melepaskan pelukannya dari Arzan, map yang di bungkus plastik bening di terima oleh Arzan. Mata Arzan membuka setiap isi di dalam map tersebut, degup jantungnya berpacu lebih cepat dan seketika bayangan masa lalu melintas di benaknya.

Tangan Arzan mengepal dengan kuat, perasaannya campur aduk. Kalau saja Naya tak berusaha menenangkannya, sudah di pastikan Arzan akan berteriak sekeras mungkin.

1
ir
nah kan beneran di kokop
LISA
Bahagia selalu y buat kalian berdua
Sani Srimulyani
lanjut thor......
Sunaryati
Suhat sehat Nak Rani, sudah bisa up
🌷💚SITI.R💚🌷
arzaan nikah duluu msih sosok aja kamu ya blm halal itu
Nur Faris
udah sembuh kak Rani?
muthia: semoga cept sembuh🙏
Nur Faris: semoga lekas sembuh kak,ttp semangat 🤲💪💪
total 3 replies
Sani Srimulyani
up lagi dong thor......
Rika Hari
rumah tangga org gilo memang somplak 🤣🤣🤣
Rika Hari
nantinya kamu deman sama c Naya arzan Naya itu cantik dan imut awas ya nnt kam kepincut sama yg besar tu 😁😁🤭🤭
Asyatun 1
lanjut
muthia
syafakillah thor, tetap setia menunggu upnya
Nur Faris
Syafakillah kak Reni🤲semangat💪 saya setia menunggu up selanjutnya,....🤗❤️
ir
kan kemarin ku sudah ku bilang istirahat dulu, semoga cepet sembuh kak
ir
kuat ya Naya jangan nyerah, tapi klo gue jadi lu udah nyemplung ke kali Nay, bukan bunuh diri lhoo bukan, tapi berendam biar ga makan orang
I Love you,
GWS BUAT SIAPA,PUN YG SAKIT! DAN LANCAR SEMUA URUSAN NYA AMIN..
niara
semoga lekas sembuh thor syafakillah bismillah 💪💪💪
🌷💚SITI.R💚🌷
aamiin..trs semangat thoor
🌷💚SITI.R💚🌷
ya Allah..kasian naya..ini ulah orang² yg iri jg dengki..lihat aja nanti balasany
Lia Aurora
kakak sakit?🥺 apapun yg kakak keluhkan tentang skit kakak semoga di angkat penyakitnya ya kak. semoga Allah senantiasa selalu melindungi kakak. semoga dilancarkan segala urusan nya ya kak. ttp smngt ya🥰
Lia Aurora: sama2 kak🥰🙏
Reni Mardiana: amiin, makasih buat doanya ya. 🙏🤗
total 2 replies
Dewi kunti
smg dilancarkan kak
Reni Mardiana: amiin 🤲🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!