Pembalasan Anak Yang Ditukar
Bab 1
POV Author
# Cerita ini hanya imajinasi Author saja. Bila terdapat kesamaan nama tempat atau tokoh atau sama seperti kisah seseorang, tidak ada unsur kesengajaan disana. Harap bijak untuk berkomentar 🙏, terima kasih 😊
***
"Mulai sekarang Arumi akan tinggal disini bersama kalian."
"Loh Bu, kenapa tiba-tiba Bu?!" Tanya Adinata
"Marlina, bawa Arumi ke kamar Rahayu!"
"Tapi Bu, kamar itu tidak cukup untuk mereka tempati berdua." Jawab Marlina dengan kening berkerut dan bingung atas perintah Ibu mertuanya.
Sore itu tiba-tiba saja Warsih, ibu dari Adinata sang suami datang membawa seorang anak gadis yang seumuran dengan Rahayu putri mereka. Tentu kehadirannya menjadi pertanyaan besar bagi Adinata dan Marlina.
Apalagi kehidupan mereka yang tergolong pas-pasan itu akan semakin kesusahan menampung seorang lagi di rumah mereka.
Adinata hanya seorang karyawan di perusahaan swasta. Sedangkan Marlina membantu meringankan kewajiban suaminya dengan membuka toko kecil khusus kue ulang tahun. Mereka memiliki seorang putri yang sangat rajin juga pintar dalam belajar. Rahayu Adinata, adalah seorang putri yang sangat mereka banggakan dan menjadi harapan mereka di masa depan kelak.
Mereka bekerja membanting tulang demi masa depan Rahayu yang lebih cerah dari kehidupan mereka sekarang. Mereka ingin Rahayu berhasil dan dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi nantinya.
"Marlina, jangan sampai aku menyuruhmu dua kali!"
Marlina mendesah, ia pun beranjak bangun dan segera menuruti perintah ibu mertuanya. Tidak ada yang berani melawan jika orang yang lebih tua di keluarga itu sudah berkehendak.
"Ini Kamar anakku Rahayu. Dan seperti kamu dengar sendiri, ini juga akan menjadi kamarmu." Kata Marlina dengan sedikit nada penuh penekanan kepada Arumi yang sedari diam saja dan tetap tenang dengan senyum manisnya.
"Iya."
Marlina kemudian meninggalkan Arumi di kamar Rahayu dan kembali duduk di ruang tamu menghadap ibu mertuanya.
Entah apa yang terjadi, suasana di ruangan itu berubah tidak nyaman hanya dalam beberapa menit di tinggalkan oleh Marlina.
Marlina melihat sang suami tampak gelisah sampai menutupi wajahnya, sedangkan sang ibu mertua tetap tenang, duduk di kursinya.
"Mas, ada apa?" Tanya Marlina dengan lembut sambil memegang bahu suaminya.
Terdengar helaan napas berat sebelum Adinata memulai ucapannya.
"Kata Ibu, dia... a... anak kandung kita."
Duduk Marlina langsung menegak mendengar ucapan sang suami.
"Apa Mas?! Apa maksud Mas?" Tanya Marlina terkejut dan tak percaya atas apa yang ia dengar barusan.
"Kalian boleh percaya atau tidak, tapi Arumi memang anak kandung kalian. Aku yang menukar anak kalian waktu di rumah sakit." Sela Warsih.
Marlina menutup mulutnya tak percaya dengan sebuah kenyataan yang baru saja ia dengar. Bahkan ia sempat menggeleng-gelengkan kepala, menolak apa yang di ucapkan oleh ibu mertuanya.
"Bu, kenapa Ibu tega?! Hiks..."
Marlina mulai menangis tidak sanggup menghadapi kenyataan. Bayangan masa lalu dan kenangan bersama Rahayu tiba tiba berputar terus dan terus hingga membuat hatinya terluka. Perasaannya bercampur aduk. Ia merasa kecewa kalau anak yang di sayangi dengan sepenuh hati ternyata bukan anak kandungannya. Ia merasa marah kepada Ibu mertua yang tega menukar anak mereka, namun di sisi lain ia merasa bersyukur anak kandungnya terlihat baik-baik saja.
Perlahan Marlina lalu merasa bersalah telah salah membagi kasih sayangnya kepada Rahayu yang ternyata bukan anak kandung mereka. Semua yang di rasakan Marlina pun sama dengan apa yang Adinata rasakan saat ini.
"Keadaan ekonomi kalian itu dulu miris. Aku tidak yakin kalian bisa membahagiakan cucuku!"
"Tapi Bu, tetap saja apa yang Ibu sudah lakukan itu sangat kejam untuk kami." Bantah Adinata.
"Aku berusaha yang terbaik untuk cucuku! Kalian tidak mungkin bisa memberikan yang terbaik untuknya saat itu! Dan kebetulan yang sangat menguntungkan itu datang. Aku mendengar dari percakapan para suster kalau bayi yang terbaring di samping anak kalian adalah anak orang kaya yang jenis kelaminnya pun sama-sama perempuan. Tanpa setahu mereka, aku menukar bayi itu. Aku yakin cucuku akan hidup nyaman kalau di asuh keluarga yang kaya itu. Dan asal kalian tahu, cucuku sekarang mewarisi semua harta kekayaan keluarga kaya itu." Ucap Warsih menjelaskan dengan santainya sambil tersenyum.
Adinata dan Marlina yang mendengar hal itu pun menengadah wajah mereka melihat wajah sang Ibu untuk mencari kebenaran disana. Tidak lama kemudian Marlina beranjak berdiri dan langsung melangkah menuju kamar Rahayu dimana Arumi berada.
"Arumi...."
Marlina memanggil nama Arumi dengan wajah penuh haru dan perasaan bersalah. Arumi pun dapat mengetahui dari ekspresi itu kalau sang nenek sudah menceritakan semuanya.
"Ibu..." Kata Arumi tenang sambil tersenyum.
Marlina tidak lagi membuang waktu lebih lama. Perasaan membuncah menyadari anak di depannya adalah anak kandung yang sebenarnya.
"Arumi... Maafkan Ibu Nak..."
Marlina memeluk Arumi dengan hangat. Air mata haru pun tak dapat ia tahan dan mulai mengalir di pipinya. Arumi yang tak memiliki kesan menolak pun membalas pelukan hangat ibu kandungnya, seakan-akan ia sudah lama menantikan momen itu.
Rupanya Adinata yang menyaksikan momen itu di depan pintu kamar anaknya. Ia pun ikut memeluk dari belakang sehingga ketiganya saling berpelukan erat, seakan-akan tak ingin berpisah lagi.
Warsih merasa puas usahanya selama ini telah terwujud. Ia pun tersenyum melihat keluarganya kembali utuh.
Warsih selama ini selalu memantau perkembangan sang cucu dari jauh. Warsih bahkan mencari tahu alamat tempat tinggal orang tua angkat sang cucu, pekerjaan yang ia geluti dan juga siapa saja yang dekat dengan keluarga itu. Ia tidak pernah melewatkan momen perkembangan cucu semata wayangnya dari bayi hingga menjelang dewasa tanpa Adinata dan Marlina ketahui.
Diam-diam Warsih selalu menemui Arumi sejak kecil, menemani anak itu bermain di kala orang tua angkatnya sedang sibuk, sebagai pengasuh anak itu.
"Nenek..." Sapa Arumi sambil tersenyum tanpa sengaja melihat sang nenek di depan pintu kamarnya.
Adinata dan Marlina melepaskan pelukan mereka pada sang anak. Warsih pun masuk ke dalam dan duduk di atas tempat tidur di samping cucunya.
"Terima kasih, sudah mempertemukan Arumi kepada Ayah dan Ibu. Untung saja ada nenek yang selama ini selalu berada di samping Arumi. Arumi janji, setelah ini kita semua bisa hidup lebih mewah dari ini."
"Jadi Arumi juga sudah tahu?" Tanya Adinata sambil melihat sang Ibu.
"Arumi tahu sekitar dua tahun yang lalu ketika ia sempat mengalami kecelakaan dan butuh banyak transfusi darah. Tetapi tidak ada golongan darah yang sama dengan salah satu orang tuanya. Arumi sempat hilang arah mengetahui dia bukan anak kandung mereka. Tetapi aku sudah menjelaskan padanya, bahwa aku lah yang menukar dirinya tanpa orang tua angkatnya tahu. Untungnya keluarga itu tidak bisa mencari anak kandung mereka. Ardhana meninggal karena serangan jantung mengetahui Arumi bukan anak kandungnya, dan Lilik menjadi stres kehilangan suaminya juga mengetahui fakta yang ada. Perlu usaha dan waktu untuk menerima semua warisan milik Ardhana. Arumi harus berusia 18 tahun baru bisa menerima semua warisan itu."
"Apakah....?!"
Kalimat Adinata menggantung.
"Ya, tanggal ulang tahunnya sama dengan anak itu, lusa adalah hari ulang tahunya, sekaligus pengesahan harta warisan atas nama Arumi Jelita Ardhana."
Bersambung...
Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
𝐀⃝🥀ᴳ𝐑᭄𝐚𝐥𝐲𝐚𝐙⃝🦜🏘⃝Aⁿᵘ
jahat sekali otak nya, hanya ingin jadi anak orang kaya, anak yang tidak bersalah di jadikan korban keegoisan kalian
2025-01-13
0
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ya.. dan sekejap mata kalian akan kaya raya, hidup mewah.. begitukan maksudmu mak warsih..??
2025-01-13
1
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bnr kah Arumi bkln dpt warisan itu setelah Warsih menceritakan nya...🤔
2025-01-13
1