NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

"Kania!!" Panggil seseorang.

"Farel?"

"Mau kemana kamu kok buru-buru?" Farel menghampiri Kania.

"Aku mau ke rumah sakit Rel, Ayahku di rawat di rumah sakit" Ucap Kania sembari melangkah.

"Ayah kamu sakit? Ya udah kalau gitu aku ikut kamu ya, sekalian jenguk calon mertua"

"Apaan sih Rel, ngaco deh senengnya. Nggak usah gapapa kok, ngerepotin nanti jadinya" Tolak Kania lembut. Memang dasarnya Kania adalah gadis yang lembut namun karena dia anak bungsu jadi sedikit manja. Namun itu dulu sebelum kata-kata menyakitkan keluar dari mulut Alam.

"Udah nggak papa, aku mau kenalan sama keluarga kamu juga. Kan kita udah lumayan lama kenalnya. Masa kamu tau Papa aku sementara aku nggak tau sama sekali tentang keluarga kamu!!" Farel tetap orang yang gigih dan pemaksa, sepeti kegigihannya mengejar cinta Kania.

"Ya udah deh kalau maksa, dimana mobil kamu?" Kania dan Farel berjalan beriringan dengan obrolan ringan tentang pekerjaan mereka. Selama ini Farel bekerja di salah satu perusahaan Ayahnya juga, namun berbeda dengan kantor Kania yang masih di pegang oleh Pak Jonatan, Ayah Farel.

***

"Assalamualaikum Ayah, Bunda" Kania menampilkan senyuman tarbaiknya.

"Waalaikumsalam sayang" Sambut Bunda.

"Oh ya bunda kenalin ini, teman Kania semenjak di Canada" Kania melihat tatapan Bunda yang tampak heran melihat putrinya masuk di ikuti seorang pria di belakangnya.

"Saya Farel Om, Tante" Farel menyalami satu per satu orang tua Kania itu.

"Oh Nak Farel temen biasa atau temen luar biasanya Kania nih?" Goda Ayah Kania.

"Apa sih Ayah!!" Gerutu Kania.

"Maunya sih yang luar biasa Om, tapi Kania yang susah banget di gapai jauh banget kaya bumi dan langit" Farel yang terlihat sekali mudah akrab dengan Ayah Kania karena selera humornya yang sama.

"Berarti usaha kamu kurang keras Nak Farel" Sahut Bunda.

"Udah deh, kalian nggak lucu. Oh iya keadaan Ayah gimana sekarang?" Kania mencoba mengalihkan guyonan mereka yang menutut Kania sama sekali tidak lucu.

"Ayah udah baikan kok, besok udah harus pulang pokoknya!!" Ayah mengangkat tangannya menunjukkan otot lengannya yang kini sudah tidak ada lagi.

"Semangat Om, Om harus cepat sembuh biar saya bisa main ke rumah Om" Sahut Farel.

"Biar kamu bisa ngepelin Kania ya?" Balas Ayah, mereka bisa saling sahut menyahut begitu cepat walau baru kenal.

"Maaf ya Nak Farel, pertama kenalan malah di rumah sakit begini" Bunda memperlihatkan wajahnya hang tampak tidak enak.

"Tidak masalah Tante, yang penting Kania mau kenalin saya ke keluarganya saya sudah senang"

Farel memang orang yang humble dan ramah kepada siapapun, tak heran jika ia selalu terlibat dalam acara amal di dalam maupun di luar negeri karena ditambah jiwa sosialnya yang tinggi. Maka hal yang biasa melihat Farel dengan mudah menyesuaikan diri dengan keluarga Kania.

Sudah hampir satu jam Farel bercanda bersama Ayah dan Bunda di ruangan itu, bahkan Kania saja hanya menjadi penonton tanpa bisa ikut andil dalam perbincangan mereka.

"Tante, Om saya pamit dulu. Semoga Om lekas sembuh. Kalau udah sehat Farel bakal sering ke rumah Om, kita bisa sepedaan bareng keliling komplek" Ucap Farel.

"Pasti, Om pasti cepat sembuh. Om nggak mau nyusahin istri dan anak Om lama-lama!!"

"Ayah nggak pernah nyusahin kita kok!!" Sambar Kania tidak terima dengan ucapan sang Ayah.

"Iya iya Nak, Ayah cuma bercanda"

"Ya sudah, Kania antar Farel ke depan dulu ya?"

"Iya, hati-hati Nak Farel. Terimakasih sudah mau jenguk Om" Ucap Bunda.

"Sama-sama Tante, saya permisi"

-

"Makasih ya Rel, aku antar sampai sini aja ya?" Kania mengantar Farel hingga ujung lorong kamar Ayah.

"Iya nggak papa, kamu buruan masuk" Farel mengacak rambut Kania.

"Farel!! Aku nggak suka ya, jadi berantakan tau!!" Kania menampakkan wajah kesalnya.

"Hehe ya udah aku pulang ya?"

"Iya, hati-hati!!" Kania melihat Farel hingga pria itu tak terlihat lagi.

Tanpa Kania sadari, sedari tadi Alam melihat Kania dan Farel dengan tatapan tajamnya. Tatapan yang sangat menggambarkan perasaannya saat ini.

"Kania!" Alam berjalan mendekati kania dengan paper bag di tangan kanannya.

Kania memutar bola matanya malas, lalu berbalik mendahului Alam yang berjalan di belakangnya tanpa mempedulikan Alam yang memanggilnya.

"Kania, tunggu!!" Alam menahan pergelangan tangan Kania.

"Mau sampai kapan kamu menghindar terus?"

"Aku tidak menghindar, tapi memang tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi!!" Kania tidak melihat ke arah Alam.

"Lepas!!" Sentak kania, namun genggaman Elang terlalu kuat.

"Kania, maafkan aku. Aku__"

"Kania, Alam. Ayah Nak!!" Teriakan Bunda di depan pintu membuat mereka berdua berlari mendekat.

"Kenapa Ayah Bun?" Kania masih bingung melihat wajah panik Bunda.

"Cepat panggil dokter Nak Alam, Ayah__" Bunda menangis tak mampu meneruskan kalimatnya.

"Alam cari dokter dulu Bun!!"

Kania melihat keadaan ayahnya yang sudah lemas tak berdaya, padahal baru saja Kania melihat Ayahnya tertawa bahagia bersamanya.

"Bun, kenapa Ayah begini Bun? Bukanya tadi baik-baik saja?" Pipi Kania sudah banjir air mata.

"Bunda tidak tau, tadi tiba-tiba Ayah mengeluh sakit pada dadanya. Lalu ayah tidak sadarkan diri" Bunda juga memeluk putri kesayangannya itu.

"Permisi Bu, saya periksa dulu ya. Silahkan tunggu di luar!!" Pria berjas putih itu masuk di dampingi beberapa perawat.

Tanpa membantah Kania dan Bunda melangkah dengan Berat meninggalkan Ayah yang sedang tidak sadarkan diri.

Raut cemas terlihat jelas dari ketiga orang yang menunggu di depan ruang rawat inap itu. Kania masih dengan posisinya memeluk Bundanya.

"Bunda, Kania!! Ayah kenapa?" Dania datang dengan paniknya. Tadi Alam memang sempat menghubungi Dania yang kebetulan sudah berada di jalan menuju rumah sakit.

"Bunda belum tau Nak, Ayah masih di periksa dokter" Bunda meraih putrinya yang satu lagi untuk di peluknya di sisi yang lain.

"Keluarga Pasien?"

"Kami dokter!!" Dania beranjak lebih dahulu.

"Kondisi Pasien saat ini sudah sadarkan diri. Tapi jantungnya semakin melemah karena beliau tetap bersikukuh tidak mau di operasi. Jadi saya sarankan untuk mencoba membujuk Pasian agar segera melakukan operasi walau kemungkin berhasil sangat kecil. Saya permisi!!" Penjelasan dokter menjadi pukulan bagi Kania. Kenapa di saat kepulangannya di sambut dengan kesakitan Ayahnya. Dia merasa paling egois karena mengabaikan orang tuanya.

"Ayah" Kania memeluk tubuh lemah Ayahnya.

"Kenapa Ayah bohong sama Kania? Katanya, besok ayah akan pulang. Kita mau olahraga bareng kaya dulu" Isak Kania.

Sementara Dania dan Bunda hanya mampu menangis dalam diam di belakang Kania.

"Sudah Kania, biarkan Ayah istirahat dulu" Suara Alam yang berat dan dingin mampu menghentikan tangisan Kania walau sejenak.

"Ka nia" Panggil ayah terbata-bata.

"Iya Ayah ini Kania" Kania menggenggam tangan sang Ayah.

"Kania a nak ayaahh" Suara Ayah yang terputus-putus membuat Kania kembali menangis.

"Kania, ka mu sudah dewasa nak, maukah ka mu menuruti sa tu pemintaan Ayah?"

"Apa itu Ayah? Kania akan lakukan apapun untuk Ayah, asalkan Ayah sembuh!!" Kania mengusap air matanya kasar. Lalu tersenyum untuk menunjukkan pada sang Ayah bahwa dirinya benar-benar siap dengan apapun permintaan Ayahnya.

"Be nar kamu mau?" Ayah menatap penuh harap kepada Kania.

"Iya Ayah, katakan apa itu?"

"Wujudkan impian ay ah untuk menikahkan ka mu Nak!!"

"Apa!!"

-

-

-

-

-

-

Happy reading, semoga kalian suka😘

Jangan lupa tinggalkan jejak mu😘😘

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!