Bunga Berdarah

Eddy Chen mengendarai mobilnya secepat kilat agar dirinya bisa menjauhkan diri dari para hantu gila yang selalu mengikutinya dan terutama Anna yang telah di ketahui nya sebagai hantu yang paling gila menjerat dirinya dengan pernikahan terlarang di seluruh alam semesta.

Dengan kecepatan tinggi membuat Eddy Chen tiba di perusahaan dengan lebih awal dari karyawan lainnya termasuk security yang menjaga area parkiran.Eddy Chen memeluk setir mobil dengan wajah pucat pasi ketakutan membayangkan nasibnya di kemudian hari dan membuatnya teringat tentang rantai di lehernya, maka Ia mencoba untuk melepaskan rantai yang tak bisa dilepaskannya itu.

"Berengsek!" umpat Eddy Chen menatap rantai yang di lehernya dari kaca depan di mobilnya sampai Ia tak sadar bahwa kaca jendela mobilnya diketuk oleh seseorang dan mengejutkan dirinya.

"Astaga..! " teriak Eddy Chen membelalak tajam yang juga mengejutkan orang di luar mobilnya.

Setelah Ia menenangkan jantungnya.Ia sadar bahwa orang di luar mobilnya adalah sahabatnya sendiri dan jelas Fu Fu seorang manusia biasa seperti dia.Ia tertawa sendiri sebelum membuka pintu mobil dan keluar lalu menyapa sahabatnya dengan wajah tak ada masalah apapun.

"Hai, Xiao Fu tumben jam segini kamu sudah datang ke kantor?" sapa Eddy Chen berjalan menuju keluar dari parkiran kepada sahabatnya.

"Iya, karena aku masih kepikiran masalah kantor yang tak pernah habis".jawab Fu Fu pemuda berkacamata, kurus dan berusia tiga puluh lima tahun yang selalu setia menjadi sahabatnya sejak mereka kuliah.

"Hmm, jadi kau tak tidur semalaman?" Eddy Chen kini melangkah ke lift bersama Fu Fu.

"Iya, lihatlah lingkaran di bawah sepasang mataku ini yang sudah mirip sepasang mata panda".jawab Fu Fu meringis sambil membuka bungkusan berisi roti selai alpukat kesukaan pria sejak dahulu.

"Sabar, kita pasti bisa mengatasi masalah kantor dan kita bakal menang tender besar dari relasi kita yang sudah dipahami oleh atasan kita di pusat".kata Eddy Chen nada percaya diri untuk menenangkan hati Fu Fu.

Mereka keluar dari lift bersama lalu masuk ke ruang kantor mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing.Dari luar kantor Eddy Chen terlihat gadis cantik memandangi Eddy Chen secara diam-diam. Hal ini membuat teman kerja di sebelah gadis itu melirik si gadis untuk menggoda si gadis.

"Xu Chen Long,bisakah kau tak menggangguku?" si gadis menegur temannya yang malah cekikikan tidak jelas semakin gadis itu merasa malu dan sebal pada temannya.

"Aku tak mengganggumu,temanku.Aku cuma minta kamu jaga sikapmu terhadap pria di dalam kantor itu karena kita semua tahu bahwa Dia orang pusat".Xu Chen Long menasehati temannya secara lugas.

"Uhh,kau salah paham denganku.Aku tidak ada niat apapun terhadapnya".bantah gadis itu dengan santai sekali.

Di dalam kantornya, Eddy Chen tidak memperhatikan adanya lukisan seorang wanita bergaun warna merah muda berwajah bulat telur dan tubuh gemuk sedang menatapnya tiada henti dan sepasang bola mata si wanita itu berputar- putar secara aneh namun wanita itu tak bisa keluar dari lukisannya karena terikat oleh cahaya emas yang berasal dari altar Dewa Perang Kwan Kong atau lebih dikenal Guan Yu yang berdiri di meja kayu mahoni di seberang lukisan itu tergantung pada dinding di atas ruang kaca kantor Eddy Chen.

Eddy Chen mengambil hpnya untuk mengirim pesan kepada rekan kerjanya yang berada di kota Shanghai secara singkat, jelas dan padat sekali lalu melihat ke jam dinding yang menunjukkan jam istirahat kerja.

"Waktu untuk istirahat dulu, aku mau cari makan enak di kantin".kata Eddy Chen bergegas keluar dari kantor menuju ke area lift. Dimana Ia bertemu Xu Chen Long kembali yang kemudian Ia mengajak sahabatnya ke kantin.

Di kantin, Eddy Chen melihat menu makan siang hari ini telah disediakan oleh pihak kantin di meja panjang warna coklat dan banyak karyawan mengantri amat panjang di depannya.

"Aih, panjang sekali antriannya,bagaimana kita dapat mengambil makanan kita?" Xu Chen Long menghela napas dalam-dalam melihat antrian panjang di depan menu makanan itu dengan membawa nampan dan piring kosong.

"Kita cari makan siang diluar perusahaan saja karena kita belum tentu kebagian makan siang disini".Eddy Chen mengusulkan saran yang terbaik untuk mereka hari ini bisa menikmati makan siang dengan nyaman.

"Tidak bisa, waktu ku sangat pendek untuk kembali ke kantorku karena pekerjaanku menungguku".Xu Chen long menggerakkan tangan dengan gelisah hati yang terlihat dari wajahnya oleh Eddy.

"Tenanglah, pekerjaanmu takkan kabur sebelum kau mendatanginya.. Ayolah.." kata Eddy Chen menarik cepat sahabatnya meninggalkan kantin.

Di luar perusahaan,mereka berhasil memasuki ke restoran terdekat untuk makan siang mereka.Hal ini membuat Xu Chen Long merasakan kelegaan sangat mendalam terlihat oleh Eddy Chen.

"Xu,bagaimana kabar orangtua mu di kampung yang sudah lama tak ku dengar kabar darimu?" Eddy Chen membuka percakapan dengan sahabatnya.

"Mereka sangat baik sekali cuma mereka sudah tidak sabar lagi untuk meminta aku menikah dan memiliki istri dan anak supaya mereka memiliki cucu.Tapi, kau lihat kan aku tak pernah berkencan dengan seorang gadis manapun sejak dulu".jawab Xu Chen Long dari seberang meja yang penuh piring berisi makanan ala Henan di tengah-tengah mereka kepada Eddy Chen.

"Yaa, kau cepatlah cari gadis yang tepat untuk orang tuamu segera mempunyai cucu darimu".kata Eddy Chen tertawa renyah kepada Xu Chen Long sambil menyuap makanan ke mulut dan menikmati makan siang dengan santai sekali.

"Ish, mudah bagimu untuk bicara seperti itu".kata Xu Chen Long jengkel terhadap sahabatnya yang selalu menertawakan dirinya."Lalu dirimu bagaimana?" Xu Chen Long membalas Eddy Chen yang pura-pura tak mendengarkannya."Hei, jawablah".Ia mengetuk dahi Eddy Chen dengan sumpit sehingga Eddy Chen mau tak mau harus menjawabnya.

"Kau tahu kan aku masih belum bisa melupakan Dia sejak dulu".kata Eddy Chen nada sedih membuat Xu Chen Long tak enak hati untuk bertanya lebih lanjut kepada sahabatnya itu.

"Ahh, sudahlah.Kita bahas yang lain saja".kata Xu Chen Long sambil menikmati makanannya lagi pada sahabatnya yang mengangguk senang mendengar ucapannya itu.

Kemudian mereka bercakap-cakap dengan gembira sepanjang sisa jam istirahat mereka sampai jam istirahat mereka usai.Mereka meninggalkan restoran dengan langkah yang penuh semangat kerja untuk masa depan mereka.

Eddy Chen terhenti di undakan menuju lift karena dia melihat kehadiran sosok pria tua sedang menyapu halaman perusahaan di dekat pos security." Astaga, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku bisa melihat orang-orang itu?"batin Eddy Chen tercekat.

Bersambung!!