Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatiannya Jo
Jo tiba di meja makan lebih dulu daripada Jordan dan Alora, ia mengambil makanan, lalu menyantapnya dalam diam. Bahkan, Mommy Alice yang sudah lebih dulu duduk di meja makan 'pun tidak Jo sapa sama sekali.
"Malam, Tante." sapa Alora.
"Malam," Mommy Alice tersenyum seadanya, lalu kembali menatap Jonathan yang masih belum bersuara, membuat Alora dan Jordan juga ikut menatap Jonathan.
"Kau memikirkan apa?" tanya Jordan.
"Bukan urusanmu."
Alora, Jordan dan Mommy Alice terlihat penasaran pada perubahan sikap Jonathan. Namun mereka memilih diam dan fokus pada makanan masing-masing. Tidak lama berselang, akhirnya Jo menyelesaikan makannya lebih dulu, ia mengambil piring bersih, lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauk, tidak lupa juga membawa segelas air putih yang ia taruh dalam nampan.
"Makanan untuk siapa, Jo?" Tanya Mommy Alice.
"Untuk Ara, Mom."
Ah, Mommy Alice bahkan baru menyadari bahwa Zahra tidak ikut makan malam bersama mereka. "Dimana Zahra, apa dia sakit?" tanya Mommy Alice.
"Tidak, dia tidak apa-apa."
"Lalu kenapa tidak ikut makan malam?"
"Dia hanya sedikit tidak enak badan, Mom. Kalau begitu, aku permisi ke kamar dulu." Jo membawa nampan yang sudah ia siapkan sebelumnya menuju kamar.
Setelah kepergian Jonathan, Jordan dan Alora saling tatap dan tersenyum bersamaan. "Ternyata Jo perhatian sekali dengan istrinya," ucap Alora.
"Hm, aku juga merasa begitu." ucap Jordan menimpali.
Sementara Mommy Alice terlihat diam dan berpikir dengan keras. Sebab, hanya dirinya dan Paulus yang tahu bahwa pernikahan Jonathan dan Zahra bukanlah pernikahan normal pada umumnya. Ia harap dalam kurun waktu yang telah disepakati sebelum pernikahan mereka, tidak akan ada cinta yang mengikat keduanya dan menjadi hambatan untuk perpisahan mereka setelah perjanjian ini selesai nantinya.
"Tante, tante..." Alora sampai menjentikkan tangannya di depan muka Mommy Alice, sebab Mommy Alice terdiam cukup lama. "Ada yang Tante pikirkan?" tanyanya.
"Tidak tidak, Tante tidak apa-apa. Habiskan makanan kalian."
...•••***•••...
Jo membuka pintu kamarnya dan mendapati Zahra telah terlelap di sofa panjang yang kemarin malam Jo tempati untuk tidur. Jo lantas meletakkan nampan yang ia bawa, lalu berusaha membangunkan Zahra, sebab wanita itu telah melewatkan makan malamnya.
"Ara, bangunlah makan malam dulu baru lanjut tidur lagi." ucap Jo.
"Aku tidak lapar," jawab Zahra dengan mata terpejam.
"Kau bisa masuk angin kalau tidak makan."
"Tidak mau, aku tidak lapar."
"Tapi—"
"Hustt! Aku lelah sekali."
Jordan tidak lagi melanjutkan ucapannya sebab ia bisa melihat sendiri bahwa Zahra benar-benar terlihat kelelahan saat ini. Akhirnya, dengan inisiatif, Jonathan menggendong Zahra dan menidurkannya di ranjang miliknya. Pandangan Jo kembali teralihkan pada sofa yang tadi malam menjadi tempatnya tidur, jujur ia sangat merasa tidak nyaman tidur di sana, terlebih sofa itu sangat sempit dan membuat tubuh Jonathan terasa pegal saat bangun besok pagi. Ia kembali melirik tempat tidur di samping Zahra yang masih tersisa sangat luas, ada terbersit pikiran untuk tidur di sana dan menaruh guling sebagai pembatas, tetapi setelah ia pikir ulang, ia takut Zahra akan marah padanya jika ia berlaku seenaknya tanpa kesepakatan.
"Aku akan membicarakannya besok, kalau tidak aku akan tersiksa sepanjang malam tidur di sofa kecil itu." ucapnya akhirnya.
Setelah menyelimuti Zahra, Jo menuju sofa dan merebahkan dirinya di sana. Tetapi tiba-tiba ia teringat satu hal, ia lekas membuka pintu kamar dan menuju kamar Zahra. Beruntungnya Jordan dan Zahra tidak berjaga seperti malam sebelumnya, atau mungkin keduanya belum pergi dari meja makan, Jonathan 'pun tidak tahu, yang jelas ia berhasil masuk ke kamar Zahra sekarang.
Jonathan menuju pintu penghubung menuju kamarnya lalu membukanya. Setelah itu, ia menuju lemari milik Zahra, lalu mengambilkan pakaian kantor milik Zahra dan membawanya menuju kamarnya melalui pintu penghubung antara dua kamar tersebut.
"Dia pasti akan senang karena aku berhasil membuka pintu penghubung itu," ucap Jonathan. Ia seolah tak sabar menunggu pagi dan melihat reaksi Zahra besok.
...****************...
Butuh banget apresiasi kayaknya ya Bang. Wkwkw
double up