Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Dug!
"Sssshh!" Desis qaila memegangi lututnya yang terbentur meja.
Gavi yang sedang berada di dapur sedang membuat sarapan pun langsung melirik kearah qaila yang tampak buru buru.
" Qai?" Panggil gavi.
" Sakit banget astagfirullah!" Gumam qaila.
" Gue pergi dulu ya gav, ada urusan penting." Ucap qaila yang berjalan tertatih menuju pintu depan.
" Sarapan nya?" Teriak gavi.
" Lo makan aja, gue makan di luar nanti!" Balas qaila yang langsung menghilang di balik pintu apartemen nya.
Gavi yang melihat qaila sudah pergi pun hanya menatap nanar telur ceplok buatan nya. Tak ingin sia sia dan mubazir gavi mengambil kotak bekal dan memasukkan nya kesana.
" Ya, halo?" Ucap qaila yang saat ini sudah berada di taxi.
" Dengan saudari qaila?" Sapa nya.
" Iyaa, saya sendiri." Balas qaila.
" Hari ini sudah di beritahukan untuk datang ke kantor kan?"
" Ah, iyaa. Ini saya lagi di jalan, kemungkinan sebentar lagi akan sampai." Balas qaila dengan senyum lebar.
" Baik, kalau begitu kami tunggu ya, terimakasih!"
Qaila mematikan sambungan telepon nya, gadis itu berdecak bangga dengan usahanya kali ini.
Sesampainya di kantor, qaila langsung menaiki lift menuju ke ruangan yumna.
" Permisi!" Ucap qaila dengan sopan.
" Qaila kan?" Ucap wanita cantik itu yang langsung tersenyum kearah qaila.
" Iyaa bu" balas qaila.
" Langsung masuk aja qai, silahkan duduk!" Ucap yumna pemilik kantor tersebut.
" Terimakasih bu" balas qaila sambil tersenyum ramah.
" Selamat ya qai, desain kamu benar benar bagus. Desain kamu di terima dan kamu dapat kesempatan untuk bergabung di kantor saya." Ucap yumna, membuat qaila tak bisa berkata kata lagi.
" Beneran, bu?" Tanya qaila masih syok.
" Iyaa, gimana? Kamu terima tawaran nya kan?"
" Iyaa saya terima bu!" Balas qaila cepat.
" Bagus! Kalo gitu kamu temuin aurin, dia asisten saya. Kamu bisa minta kontrak kerjasama nya sama dia ya." Ucap yumna.
" Baik, bu. Sekali lagi terima kasih banyak!" Seru qaila yang langsung pergi dari ruangan yumna.
Langkah awal untuk menggapai cita cita nya akhirnya sudah bisa qaila jalani dari bawah saat ini.
Sejenak qaila bisa melupakan segala pedih yang ia alami akhir akhir ini, dengan penuh semangat qaila kini sedang membaca lembar demi lembar kontrak kerjasama nya.
Setelah yakin seratus persen, akhirnya qaila langsung menuliskan tanda tangannya disana dengan bibir tersenyum lebar.
" Ini sudah bu aurin." Ucap qaila kembali menyerahkan kontrak kerjasama itu pada aurin asisten yumna.
" Baik, semua nya sudah dibaca kan?" Tanya aurin tersenyum ramah kepada qaila.
" Sudah bu!" Seru qaila.
" Baik, jadi perlu saya ingatkan kembali, untuk kerjasama kita kali ini karena qaila masih berstatus pelajar, kamu hanya perlu datang ke kantor setiap hari minggu dan dalam waktu seminggu itu kamu perlu memberikan desain rancangan kamu minimal satu desain ya qai." Seru aurin.
" Baik, bu. Saya paham." Balas qaila.
" Kalo begitu, kamu resmi bekerja sama dengan kantor kami mulai sekarang."
" Terimakasih banyak, bu." Balas qaila tak bisa mendeskripsikan rasa bahagia nya.
Qaila keluar dari gedung besar yang memiliki nama Almana Yumna itu dengan hati senang, kakai nya melangkah dengan percaya diri.
°°°°°
Malam harinya, qaila kembali di sibukkan dengan kertas kertas hasil coretan tangannya. Gadis itu menghabiskan waktunya sedari pulang dari kantor tadi untuk membuat desain baru nya.
Gavi yang siang tadi habis berkumpul dengan teman temannya kini baru saja tiba di rumah dan melihat qaila yang sangat fokus sampai tidak menyadari kehadiran diri nya.
" Sibuk banget perasaan!" Celetuk gavi sambil mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.
Qaila mendongakkan kepalanya menatap kearah gavi yang tengah meminum minuman kaleng dari kulkas, detik berikut nya qaila kembali fokus kepada kerta kertas nya tanpa berniat membalas ucapan gavi yang di tujukan kepada nya tadi.
" Bener bener sibuk, sampe gak bisa jawab pertanyaan gue?" Ucap gavi lagi, laki laki itu mendudukkan tubuhnya di kursi makan.
" Hemm, gue lagi sibuk." Cicit qaila yang tetap fokus pada pekerjaan nya.
" Lo lagi ngerjain apa an si? Perasaan dari kemarin sibuk terus." Tanya gavi penasaran.
" Di larang kepo dan mencampuri urusan orang lain." Balas qaila santai.
" Kita kan udah temenan, masak gitu doang gue gak boleh tau?" Tanya gavi menatap qaila kesal, qaila benar benar misterius tidak seperti aqila yang begitu terbuka dan ceria.
Qaila meletakkan alat tulisnya di atas meja, dirinya melipat tangannya di depan dadanya.
" Oke, gue kasih tau biar lo gak ganggu waktu gue kalo lagi sibuk sama kertas kertas ini." Ujar qaila, membuat gavi semakin heran.
" Ini semua pekerjaan gue, dan ini penting buat gue. Jadi kalo gue lagi kerja lo gak boleh ngajak gue ngomong atau pun ganggu gue." Ucap qaila membuat gavi tercengang mendengar nya.
" Lo kerja? Kerja apa?" Kaget gavi.
" Nafkah gue kurang selama ini?" Tanya nya lagi dengan wajah serius.
Qaila menghela nafas panjang sebelum kembali menjawab pertanyaan gavi yang sangat sensitif untuk di bahas seperti nya.
" No! Itu sangat cukup." Balas qaila tak ingin gavi salah paham.
" Lo tau, gue sedari kecil udah suka nyoret nyoret kertas bahkan sampai gue gak sadar kalo gue suka desain. Semakin hari gue semakin sua nge desain sampe akhir nya gue punya cita cita jadi seorang desainer." Ucap qaila sambil menundukkan kepalanya, rasanya sesak mengingat lagi masa depannya yang saat ini harus menikah muda karena perjodohan.
" Beberapa hari yang lalu gue ikut lomba desain, dan ya! Gue lolos dan keterima. Dan saat ini gue udah ikut kontrak kerjasama sama salah satu desainer terkenal, bonusnya selain gue dapet uang yang lumayan besar gue bisa masuk kuliah desain buat ngembangin desain gue."
" Jadi gue minta kerjasama nya sama lo, tolong lo ngertiin dunia gue begitu juga gue gak bakal ganggu dunia Lo." Ucap qaila dengan sungguh sungguh.
Gavi tertegun mendengar nya, ada rasa bangga sekaligus rasa yang seperti menyentuh hati nya saat ini.
Qaila dan aqila benar benar bak pinang di belah dua tai kedua nya benar benar berbeda. Gavi tau aqila adalah anak yang ceria dan juga manja, bahkan aqila lebih senang menghabiskan masa remaja nya dengan bermian main kesana kemari.
Melihat qaila yang sangat pekerja keras demi untuk menggapai cita cita nya, gavi merasa bangga sekaligus senang.
" Lo se cinta itu sama dunia desain?" Tanya gavi yang langsung di angguki oleh qaila.
" Hemm" balas qaila mengangguk perlahan.
" Satu lagi gav, gue harap lo gak lupa sama omongan gue kemaren. Waktu lo tiga bulan dari kemarin."
" Ini alesan nya kenapa gue gak mau terlibat apa pun lagi dalam hubungan lo sama aqila, karena ada cita cita yang perlu gue perjuangkan." Seru qaila.
" Hemm, gue paham! Sukses selalu ya!" Ucap gavi sambil tersenyum kepada qaila.
" Thanks gav!" Balas qaila.