Lahirnya Sang Kaisar Api

Di sebuah wilayah di Provinsi Hebei, terdapat sekte terbesar yang menjadi penguasa wilayah itu—Sekte Wudang. Dengan sejarah lebih dari lima ratus tahun, Sekte Wudang tetap berdiri kokoh dan menjadi salah satu pilar utama bagi Aliansi Murim. Patriark Sekte Wudang adalah Kim Taeyang, yang dikenal dengan julukan Sword Master of Wudang. Julukan itu diberikan karena kemampuan seni pedangnya yang sangat luar biasa. Kim Taeyang juga termasuk ke dalam 10 Master Terkuat di Aliansi Murim.

Di pelataran markas besar Sekte Wudang, sebuah lapangan dipenuhi oleh 200 prajurit yang sudah siap berangkat menuju medan perang untuk membantu Aliansi Murim. Mereka adalah pasukan khusus yang dipimpin oleh Tae Ho, salah satu murid utama Sekte Wudang yang ditugaskan langsung oleh patriark.

"Kita berangkat sekarang!" teriak Tae Ho dengan suara lantang, membakar semangat prajurit.

"Yahhh!" jawab para prajurit serentak, penuh tekad.

Tak lama kemudian, pasukan tersebut mulai bergerak meninggalkan markas menuju medan perang.

---

Di sisi lain, suasana di kemah pasukan Aliansi Murim masih tegang. Para prajurit terus berjaga, bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari fraksi unortodoks. Dang Tejin, panglima pasukan Aliansi, tampak berdiri tegap di depan barisan prajurit. Dia memilih untuk tidak melancarkan serangan mendadak ke arah musuh karena minimnya informasi mengenai kekuatan mereka.

"Jangan lengah! Kita tidak tahu kapan mereka akan menyerang lagi!" seru Dang Tejin dengan suara lantang yang menggema di seluruh perkemahan.

"Yahhh!" jawab para prajurit, mempertegas kesiapan mereka.

---

Sementara itu, di perkemahan pasukan fraksi unortodoks, suasana dipenuhi oleh ketegangan dan rasa frustrasi. Mereka masih menunggu bala bantuan yang dijanjikan oleh Kultus Demon. Informasi yang mereka terima menyebutkan bahwa sebuah tim elit bernama 5 Pilar Neraka akan segera tiba untuk membantu mereka. Masing-masing anggota tim itu dikabarkan memiliki kekuatan besar yang hampir setara dengan seorang patriark sekte besar.

Namun, waktu terus berlalu. Selama seminggu penuh, tidak ada pertempuran yang terjadi. Kedua belah pihak terus berada dalam posisi siaga, menunggu pergerakan lawan.

Akhirnya, pada akhir pekan itu, tim 5 Pilar Neraka tiba di perkemahan pasukan fraksi unortodoks.

---

Seorang prajurit fraksi unortodoks melihat mereka datang dan mengerutkan kening. Dengan nada sinis, dia berkomentar, "Apa-apaan ini? Apakah Kultus Demon sedang bercanda? Bagaimana bisa mereka hanya mengirim lima orang sebagai bantuan?"

Belum sempat keluhannya direspons oleh prajurit lain, sebuah pisau tiba-tiba melesat dan menancap di belakang kepalanya. Prajurit itu roboh seketika, tubuhnya ambruk ke tanah tanpa suara.

Dari balik bayangan, seorang pria dengan aura dingin muncul. Dia adalah salah satu anggota 5 Pilar Neraka yang dijuluki Bayangan Neraka (Shadow Demon). Dengan langkah ringan, ia mendekati mayat prajurit itu dan mencabut pisaunya yang berlumuran darah.

"Jaga mulut kotor itu, sampah," ucapnya dengan suara rendah, namun penuh ancaman.

Para prajurit fraksi unortodoks yang menyaksikan kejadian itu langsung membisu. Aura mencekam yang dipancarkan Bayangan Neraka membuat mereka tak berani mengucapkan sepatah kata pun. Kehadiran 5 Pilar Neraka mengubah atmosfer perkemahan fraksi unortodoks menjadi lebih gelap dan berbahaya. Tidak lama kemudian, dari tenda utama perkemahan fraksi unortodoks, muncul seorang pria dengan aura yang sangat kuat. Dialah Jung Tae, patriark Sekte Naga Hitam sekaligus pemimpin utama pasukan fraksi unortodoks di medan perang ini. Dengan langkah mantap, ia mendekati kelompok yang baru tiba.

"Apakah kalian adalah bantuan yang dikirim oleh Kultus Demon?" tanya Jung Tae dengan nada tegas, pandangannya tertuju pada kelima orang tersebut.

Salah satu dari mereka, pria dengan tubuh kekar dan mata menyala seperti api, maju selangkah. Dia menjawab dengan suara yang dalam dan mengintimidasi, "Benar. Kami adalah 5 Pilar Neraka, dikirim oleh Kultus Demon untuk membantu kalian. Aku adalah pemimpin tim ini. Panggil aku Api Neraka."

Jung Tae mengangguk ringan, matanya menyipit seolah menilai kekuatan mereka. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Baiklah. Beristirahatlah terlebih dahulu. Aku ingin kita menyerang dalam kondisi terbaik."

Kelima anggota 5 Pilar Neraka saling bertukar pandang, lalu menjawab serentak, "Ya, kami akan melakukan itu."

Dengan anggukan terakhir, Jung Tae meninggalkan mereka dan kembali ke tendanya, sementara anggota 5 Pilar Neraka mulai mencari tempat untuk beristirahat. Namun, aura mencekam yang mereka bawa tetap terasa, membuat para prajurit fraksi unortodoks merasa gelisah meski bantuan telah tiba.