NovelToon NovelToon
Kampung Jabang Mayit

Kampung Jabang Mayit

Status: sedang berlangsung
Genre:Demon Slayer / Kumpulan Cerita Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:782
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!

Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.

Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.

Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.

Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Itu Pertanda

    "Kakek" dari jauh perempuan itu senyum ke Candra, senyum yang bisa di bilang mengerikan. Bersamaan dengan itu lehernya Candra makin sakit, karena itu golok benar_benar nempel di kulit lehernya.

  Semakin dia panik semakin besar kemungkinan buat lehernya itu terbelah, gak lama kemudian di belakang perempuan itu udah banyak banget makhluk_makhluk aneh yang rupanya itu gak jelas.

  Terasa disitu Candra ngeluarin air mata, dan cuma hamparan jabang bayi di dekat perempuan itu. Yang terakhir kali Candra lihat jelas, sekuat tenaga Candra teriak.

    "Aaaaaakkkhhhhh

 Golok laki_laki itu sudah, "Ssrreett"... nyeset lehernya Candra, keluar darah banyak banget.

    "Barusan subuh badannya menggigil Bu, suaranya sampe kedengeran keluar kamar. Mungkin demam lagi" Ucap Mak ela.

   "Mak siapin aja air hangat ini panas sekali badannya" Tutur Bu Yani.

 Candra merasa dahinya di usap_usap tuh berkali_kali, tapi dia gak merasa pusing yang dia rasain bagian leher sama badannya pegel banget.

  Candra coba membuka mata ternyata perih banget.

Melihat itu Bu yani makin panik dong, "Candra kenapa?" gak lama Mak ela masuk kamar lagi, sambil bawa wadah air dan handuk dia juga kaget tuh melihat Candra yang matanya putihnya doang.

    "Astagfirullah kenapa Candra" Candra gak menjawab kan soalnya dia sendiri ngga ngerti kenapa bisa begitu, habis itu Bu Yani nyuruh Mak ela bikin rebusan daun sirih.

    "Mata kamu merah banget Candra, dua_duannya" Kata Bu Yani, barulah Candra ingat dengan mimpinya tadi. Dimana dia lihat sosok_sosok aneh, yang ngga jelas mukanya di belakang perempuan berambut panjang yang ada ditengah hutan itu.

   Dan juga dia masih ingat dengan laki_laki, yang mukanya mirip dia dalam hati Candra bilang. "Kakek ada di depan fotonya, Candra yakin kalau mimpi itu adalah pertanda penting.

   Beberapa menit kemudian Mak ela datang sambil membawa rebusan daun sirih, itu setelah agak dingin sedikit airnya langsung di oleskan pada matanya Chandra pelan-pelan tes tes tes.

  Pada saat air daun Siri yang Bu yani diteteskan di matanya Chandra itu, rasa perihnya makin menjadi jadi sulit banget buat nggak kedip.

     "Nanti kamu tetesin sendiri air rebusan dari sirih itu" dan nyuruh Candra buat merem dan jangan dulu bangun.

  Candra mencoba buat menggeliat menggerakan badan, terasa di kantongnya masih ada barang pemberian Budi dan itu membuat dia agak tenang.

  Chandra lanjut merem lagi sampai kebangun, gara-gara cahaya matahari masuk lewat jendela kamar. Dan dia sudah mendengar suara Kang Panjul dari ruang tengah.

     "Mana sini Bu biar aku tetesin lagi ke matanya Candra, kasihan"

    "Ada di kamar Candra masuk aja"

    "Jul yang kau bilang tadi itu bener?"

    "Benar Pak ntar lagi warga datang kesini, kalau nggak percaya lihat saja orang saya dengar langsung barusan di pertigaan dekat pos ronda.

  Candra coba buka mata tuh pelan_pelan, tetap aja masih sama. Masih perih banget tuh, sampai ngeluarin air mata.

Kang Panjul yang lihat Candra kayak begitu, langsung kaget dan terus ngambil daun sirih yang ads di dalam wadah. Dan nyuruh Chandra buat ngangkat kepalanya dikit, habis tukang Panjul nanya.

"Nggak ada yang aneh-aneh kan Candra?"

"Ada Kang, apa benar mukaku mirip banget sama kakek Ambar.

"Mirip banget, sangat mirip ya namanya keturunan Candra" Kang Panjul ngomong gitu sambil mijitin badannya Candra dari belakang, baru aja sebentar dipijitin sama Kang Panjul.

Udah kedengeran ada Ucapan salam dari depan rumah, mungkin ada lima orang kali yang datang ke rumahmu Pak Agung.

Pagi itu Pak Agung, memang gak berangkat Ke balai desa.

"Akang bilang juga apa, pasti ke rumah ini" Ucap Kang Panjul.

"Ada apa emangnya Kang, tadi Candra sempet nguping dikit"

"Sudah dua malam suara tangisan bayi, dan penampakan sosok setan di hutan. Sampai kedengaran dan kelihatan, sama warga Kampung tetangga Chandra. Mereka cuma mau lapor aja, soalnya udah lama gak kayak gitu"

"Yang Akang ingat, terakhir belasan tahun yang lalu. Akang masih gak percaya, gimana bisa sampai ke rumah kedengeran juga suara dari hutan itu"

Candra kaget mendengar kalimat terakhir Kang Panjul, walaupun di luar juga lagi berisik. Dengan suara-suara warga yang pada datang nemuin Pak Agung, atau yang warga panggil Pak Lurah.

Candra jadi ingat dengan kata-kata Budi, "Hanya keluarganya saja dan yang berurusan sama ni Itoh. Yang mendengar, suara dari arwah bayi tersesat atau terekan Janin.

Candra Jadi curiga sama Kang Panjul. "jangan-jangan"

Steelah semua warga itu kelar melapor pada Pak Agung, mereka Langsung membubarkan diri gitu aja.

"Kamu dengarkan tadi Candra, mungkin secepatnya akan ada musyawarah. Dengan para tokoh masing-masing perwakilan kampung, kalau udah kayak gini"

"Ya Kang separah itu ternyata"

"Tetesin aja pelan-pelan terus tiduran nanti, hari ini akang yang akan antar Bu Yani kalau mau ke desa" Habis ngomong gitu Kang Panjul keluar dari kamarnya Chandra, Chandra cuma ngangguk aja di. situ

Habis itu dia buka jendela kedengeran tuh suara motornya Kang Basir, yang nganterin Pak Agung ke pusat desa. Nggak lama Maela masuk ke dalam kamarnya Candra, dan beliau bilang:

"Bu Yani hari ini nggak jadi berangkat ke pusat desa" Mak Ela ngasih info gitu sambil nawarin Candra buat makan, buat pertama kalinya selama Chandra tinggal di rumah ini. Tatapannya Maela itu kayak merasa khawatir, seperti Ibu sama anaknya.

Gak pake lama Chandra langsung makan sampai habis itu makanan, yang tadi dikasih sama Mak ela. Setelah itu dia tetesan lagi tuh air rebusan daun sirih, ke matanya pelan-pelan. Chandra ngerasa badannya sudah baikan, dan harusnya matanya dia dapat sembuh harusnya.

Sekarang Mbak Ela lagi ada di halaman di belakang rumah, lagi menjemur baju. Sementara Kang Panjul dia lagi duduk di teras belakang, sambil merokok dan Bu Yani Kayaknya masih ada di kamar.

Chandra jalan menuju ke ruang tengah, di situ banyak terpampang foto-foto keluarga terpajang di dinding. Chandra liatin foto itu satu persatu, sampai dia nemuin foto yang dia cari yaitu foto kakeknya.

Chandra lihat foto kakeknya lagi sendiri tuh pakai topi koboi gagah banget kan, Satu lagi Chandra lihat ada foto kakeknya bersama nenek Sri.

Saat melihat foto-foto itu Candra bilang dalam hati:

"Bener mirip, mirip gue banget deh dari lekukan mukanya mirip banget lah pokoknya"

Tak Berapa lama kedengeran suara pintu kamar terbuka, ternyata itu adalah Bu Yani yang keluar.

"Tumben baru sekarang lihat foto-foto di rumah ini Chandra"

"Iya nih Bu nggak tahu kenapa Pengen aja lihat foto bapak, dan Pak Agung sama kakek pas masih muda dulu" Pas lagi ngobrol begitu, tiba-tiba kedengaran ada suara motor yang datang.

___Tbc___

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!