NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Initial approach 𝜚˚⋆

Hari ini adalah hari dimana siswa baru memulai kegiatan belajar, layaknya kakak-kakak kelas mereka. Seperti halnya kelas Haikal yang kini tengah melakukan kegiatan olahraga, lebih tepatnya basket. Anggota inti Peaceable, Arkan, Sarga, Haikal, Cakra, Nando, Rey serta Eza mengoper bola satu sama lain untuk memasukkan bola basket itu kedalam ring. Mulai dari jam pelajaran pertama hingga waktu istirahat tiba, sangking asyik nya mereka sampai tidak sadar jika saat ini sudah memasuki jam istirahat.

Haikal mendribel bola basket nya mendekat ke arah ring kemudian bola itu dia oper ke arah Cakra, sementara Cakra dengan gerakan cepat mengarahkan bola itu dalam ring dengan sempurna.

"YESS!!"

Seru Haikal dan Cakra secara bersamaan, Haikal berlari ke arah Cakra dan memeluk sahabatnya itu erat. Bangga dengan apa yang telah mereka capai bersama. Menang melawan Arkan dan Sarga, mungkin ini hanya kebetulan saja tapi tidak masalah Haikal dan Cakra tetap sangat bangga dengan pencapaian mereka.

Pertama kali mereka dapat mengalahkan Arkan, si kapten basket kebanggaan Diningrat Internasional School. Sementara Rey, Nando dan Eza mengangga menyaksikan apa yang mereka lihat. Arkan terkekeh pelan berjalan ke arah Haikal dan Cakra yang tengah berpelukan erat, menepuk pundak keduanya bangga.

"Bagus."

Arkan berujar singkat sebelum melakukan kakinya menuju kursi dekat lapangan berada. Seketika seluruh siswi yang sedari tadi menunggu Arkan pun berbondong-bondong menghampiri lelaki yang saat ini tengah menyalakan rokok yang ada di apitan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Hai Arkan, aku bawain minum buat kamu."

"Arkan, kamu pasti capek banget kan, aku pijitin ya."

"Arkan kamu keringetan banget ya ampun, aku lapin ya."

"Arkan jangan mau ambil minuman dari dia, mending ambil punyaku aja."

"Arkan kamu pasti kepanasan, aku kipasin ya."

"Arkan kamu pasti laper kan, ini aku bawain roti buat kamu."

Dan masih banyak lagi, sementara Arkan hanya diam dengan tatapan fokus pada benda pipih di tangannya, seakan dia tidak terganggu dengan kehadiran perempuan-perempuan di dekatnya. Bahkan beberapa diantara mereka dengan kurang ajar menghapus keringat yang bercucuran di dahi Arkan mengunakan sapu tangannya. Ada juga yang memijat-mijat kecil lengan Arkan seraya menatap ketampanan ketua Peaceable itu yang bertambah kali lipat saat berkeringat seperti ini. Apalagi lengan kekarnya yang terekspor jelas sebab kaos basket yang lelaki itu gunakan.

Sedangkan anggota Peaceable lainnya hanya menatap semua itu dalam diam, mereka duduk di kursi samping Arkan sambil sesekali membicarakan hal-hal random. Mulai dari kenapa kursi yang mereka duduki di cat berwarna putih bukan coklat, hitam atau warna lainnya, menyusun strategi agar mereka bisa membolos pelajaran nanti, hingga mengapa sesuatu yang rasa cocopandan itu berwarna pink tidak hijau, padahal kan kelapa berwarna hijau bukan pink.

"Minum buat kakak." seorang gadis datang berdiri di depan Haikal sambil menyodorkan satu botol air mineral, gadis itu menatap Haikal lekat dengan senyuman tipis yang mengembang.

Haikal sedikit mendongak menatap gadis di depannya dengan kerutan di dahinya. Gadis ini lagi, gadis yang sempat terlibat masalah dengannya sebab insiden roti tertukar beberapa hari yang lalu. Kenapa gadis ini menghampirinya, bukankah mereka sudah tidak bertemu beberapa hari ini.

Sementara Cakra, Sarga, Rey, Nando dan Eza juga ikut mendongak menatap gadis yang dengan tiba-tiba menyodorkan minum untuk Haikal. Dahi mereka kompak menyergit sebab tidak mengenali gadis ini, bahkan ini kali pertama mereka menatap wajah yang terlihat sangat asing baginya.

"Kakak haus kan, ini Ella bawain minum." Ella, gadis itu kembali berujar sebab Haikal tidak kunjung mengambil air mineral pemberiannya.

Haikal mengerjap pelan, kemudian menoleh kanan kiri menatap reaksi sahabat-sahabatnya yang ternyata tengah menatapnya tajam. Seakan tengah menunggu penjelasan dari Haikal yang habis melakukan tindakan kriminal. Haikal menggaruk belakang kepalanya sambil berdehem pelan sebelum kembali mendongak menatap gadis yang tersenyum padanya.

"Gue dah bawa." Haikal mengangkat botol mineral miliknya yang sisa setengah dengan tatapan datar.

Senyum gadis itu luntur, namun hanya sebentar senyum itu kembali mengembang lebar. "itukan udah habis, ambil aja kak, ini buat kakak nanti kalau haus lagi."

Ella menyodorkan mineral yang dia bawa lebih dekat ke hadapan Haikal, berharap lelaki itu mau menerimanya. Setelah semalam dia berfikir dengan matang, Ella memutuskan untuk mengejar Haikal secara ugal-ugalan. Dia harus bisa mendapatkan hati Haikal, lelaki baik, keren, dan juga tampan seperti di novel-novel yang sering dia baca. Haikal adalah karakter fiksi tipenya yang sekarang ada di dunia nyata, bagaimana mungkin Ella tidak tergila-gila padanya.

Sementara itu, jauh di tembok lorong lapangan basket ada tiga sahabat Ella tengah menyaksikan keberanian gadis polos itu dari kejauhan. Ketiga gadis itu menatap bibir bagian dalamnya resah, takut jika sahabatnya itu akan di hajat oleh anggota Peaceable nantinya.

Haikal menghembuskan nafas beratnya, tangan kanannya terangkat mengambil air mineral dari tangan Ella kasar. "udah kan? sana balik ke kelas lo!"

Senyum Ella semakin mengembang kepalanya mengangguk cepat membuat kedua kuncir rambutnya bergerak-gerak lucu.

"Ella pergi ya kak, dadah." Ella melambaikan tangannya terlebih dahulu sebelum melangkah menjauh dari lapangan basket.

Haikal menatap punggung gadis itu lama, berharap gadis itu tidak lagi berlaku sok kenal dekat dengannya. Dia hanya takut jika gadis itu akan mendapat masalah lebih besar jika mengenalnya lebih dalam. Sebab dia hanyalah seorang anak pembawa sial seperti apa yang orangtuanya pernah katakan padanya.

"Ck ck, nggak nyangka gue kal, ternyata lo diam-diam udah ada cewek." Nando menggeleng-gelengkan kepalanya menatap Haikal tidak percaya.

Rey mengangguk pelan, "diam-diam ternyata sat-set ya kal."

"Bukan anjir, gue aja nggak kenal tuh cewek siapa."

Elak Haikal yang memang benar adanya, Haikal tidak tau seluk-beluk tentang gadis itu yang dia tau gadis itu bernama Ella sebab dia selalu menyebut dirinya dengan nama itu. Dan keadaan keluarga gadis itu yang tidak baik-baik saja entah apa penyebabnya, udah itu saja. Haikal bahkan baru bertemu dengan gadis empat kali ini, pertama saat insiden roti tertukar, kedua saat mengantar tas, ketiga saat dengan bodohnya tiba-tiba dia datang ke rumah gadis itu pagi-pagi dengan membawa bubur ayam, dan yang ke empat kalinya sekarang.

Cakra berdecak pelan menatap Haikal tak percaya, "nggak kenal terus tiba-tiba ngasih minuman, mana ada nyet?" Ada sedikit rasa kecewa di diri Cakra sebab Haikal tidak pernah bercerita dengannya jika dia tengah dekat dengan perempuan.

Haikal mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk peace, "sumpah cak gue nggak bohong, kalaupun emang gue deket sama dia, orang pertama yang bakal tau juga pasti lo."

Haikal kembali menurunkan tangannya, menghembuskan nafas berat sebelum memulai menceritakan kronologinya. "dia cewek yang rotinya ketuker sama punya gue waktu itu, alerginya kambuh karena makan roti kacang milik gue. Jadi ya gue anter dia ke rumah sakit terus anter pulang juga, udah itu aja."

Mereka semua menyergit menatap Haikal ragu sebelum kepalanya mengangguk serentak setelah tidak menemukan raut kebohongan sedikitpun di wajah Haikal.

Sementara di alin tempat, Ella berjalan berjalan menghampiri ketiga sahabatnya dengan senyuman yang merekah. Dia rasanya sangat bahagia ketika kakak baik itu mau menerima air pemberiannya. Entahlah rasanya Ella selalu ingin dekat dengan kakak biak itu.

***

Lelaki yang masih terbalut seragam sekolah di lapisi dengan jaket kulitnya itu keluar dari minimarket dengan kedua tangan yang menjinjing kantong besar. Dia Haikal, karena semalam dia mendapatkan uang gajiannya oleh sebab itu sepulang sekolah langsung berbelanja kebutuhannya untuk satu bulan ke depan. Haikal tidak membeli banyak, hanya beras, sayur, mie instan serta barang-barang pribadi lainnya.

Kaki jenjangnya masih melangkah keluar menuju motornya berada, namun kaki itu tiba-tiba terhenti sebab pandangannya yang tak sengaja menatap seorang wanita setengah baya yang masuk kedalam mobil hitam tak jauh dari tempatnya berada.

"Mama." gumam Haikal pelan saat melihat wanita itu adalah benar-benar Mama-nya.

Haikal dengan cepat menaiki motornya saat mobil itu sudah melaju pelan meninggalkan kawasan minimarket sudah melajukan motornya cepat mengikuti mobil Mama-nya dari belakang. Dia yakin di dalam mobil itu adalah Mama-nya, dan Haikal juga yakin jika mobil itu akan membawanya menuju rumah Mama-nya berada. Sebentar lagi dia akan tau dimana rumah Mama-nya.

"Terimakasih tuhan, terimakasih. Nek, Haikal sebentar lagi bakal tau rumah Mama, Haikal seneng nek, Haikal seneng banget." Haikal bergumam pelan dari balik helm full face-nya bersamaan dengan setetes cairan bening yang berhasil lolos dari mata kanannya.

Motor besar milik Haikal melaju terus mengikuti mobil hitam di depannya, hingga mobil itu berhenti tepat di rumah mewah berlantai 2 dengan pagar besi yang menjulang tinggi mengelilingi rumah itu. Rumah yang terletak di sebelah kanan jalan raya, ternyata itu selama ini tempat tinggal Mama-nya.

Motor Haikal berhenti tepat di depan samping rumah itu, dia dapat melihat Mama-nya yang keluar dari dalam mobil berjalan membuka pagar rumah agar memudahkan mobilnya masuk. Setelah pagar itu benar-benar terbuka lebar mobil hitam itu melaju memasuki pekarangan rumah mewah itu. Sementara Haikal tetap diam di tempatnya duduk di atas motor sambil menatap Mama-nya lekat hingga wanita setengah baya yang dia tatap itu masuk ke dalam rumahnya dengan menutup pagar itu rapat.

"Haikal izin buat sering dateng kesini ya ma, tapi Haikal janji kok Haikal bakal liat Mama dari jauh, Haikal nggak bakal ganggu kehidupan Mama. Haikal cuma mau ngobatin rasa rindu Haikal sama Mama, udah itu aja."

1
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
adara
lanjut kka semangat
Dani M04 <3
cerita favoritku, cuma pengen terus membacanya thor!
definasyafa: terimakasih kak🤍
total 1 replies
Umi Sholikhah
yang disebelah jangan dihapus ya
definasyafa: nggak kok tenang aja, tp ttp disini versi lengkapnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!