Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Egois
24 Jam yang Lalu di kediaman Tuan Ahas. Ayah dan Anak ini duduk berhadapan dan barulah kali ini Tuan Ahas berbicara serius.
"Papa mohon, menikahlah dengan Marco. Dia anak yang baik , kalian juga seprofesi dan papa mendapatkan informasi, Marco sedang berjuang untuk bisa mendapatkan hak asuh Kevin. Keluarga Andes pasti akan mengerti dan menyetujui pernikahan ini. Sadrakh sudah melaksanakan bagiannya tetapi kamu harus berjalan maju bukan hanya diam ditempat. Papa tidak perna meminta sesuatu darimu, kabulkanlah permohonan kali ini." Tuan Ahas meninggalkan Pris di ruang baca rumah mereka.
Pris mengambil kunci mobilnya menuju ke perhentian Sadrakh.
Ku berbicara, apakah kau mendengarnya?
Ku datang, apakah kau tahu?
Ku menunggu, apakah kau mengerti?
Bab tentangmu tidak akan perna hilang dalam kitab kehidupanku. Sadrakh Andes.
Anggrek putih diletakkan Pris di pusara Sadrakh.
Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Keluarga Andes memberi dukungan untuk Pris dan Marco, pernikahan inipun harus segera dilaksanakan, mengingat keputusan pengadilan bulan depan.
"Tidak akan ada pesta mewah, ini juga akan dilaksanakan secara tertutup." ucap Tuan Ahas.
"Aku setuju Tuan Ahas, aku akan mengabari ayahku agar dia bisa datang."
Marco langsung menghubungi Prof. Suprapto. Ayah Marco memang kaget tapi dia sangat setuju Pris menjadi menantunya, dia akan membujuk istrinya dr. Ira untuk bisa memaklumi keadaan ini.
Hari itu Pris dengan balutan gaun pengantin begitu anggun. Marco yang sangat bersyukur , wanita yang sangat dicintainya akhirnya bisa menikah dengannya, walaupun alasan utama pernikahan ini adalah Kevin.
Kevin begitu gembira melihat Pris bersama Marco. Kevin mencium mereka berdua dan langsung memanggil mami dan papi. Suasana bahagia dan haru menguasai ruangan privat itu. Marco dan Pris resmi menjadi suami istri. Hanya selang dua hari saja dua pasang di keluarga ini melangsung pernikahan.
"Ab, resepsimu diadakan dimana?" Belsazar bertanya.
"Di hotel saja, cuma keluarga, aku masih trauma dengan kejadian Sadrakh."
"Benar, kita harus hati-hati."
Belsazar mengarahkan pandangannya ke Nana yang lagi makan sate. Diapun mulai mual dan segera ke toilet karena muntah lagi disana.
Absalom tertawa menyaksikan hal itu, Nana menyusul suaminya , membantu dia karena penuh keringat. Pasutri ini langsung pamit karena keadaan Belsazar yang lemah. Pengawalnya segera membantu Tuan mereka dan Nana mengikuti dari belakang.
"Kau tertawa, hati-hati jika lebih parah dari Belsazar." ucap Easter.
"Ayo kita pulang, aku ingin menikmati istriku." rayuan Absalom ke Easter. Pasangan inipun pamit.
Kevin bahagia sekali, dia mendekati Pris dan Marco.
"Mami, papi, Kevin mau dede." Sambil tertawa.
Wajah Pris memucat begitu juga Marco. Lelaki ini telah berjanji didalam hatinya akan bersabar dan merebut hati Pris. Membuat wanita ini percaya.
"Pris, nanti kamu ikut Marco ke Jakartakan?! Marco satu-satunya anak kami." Tegas Ny. Ira kepada menantunya.
"Kami akan bicarakan ini Ma, tenang saja." Marco menyela.
"Aku tidak terlalu setuju dengan Pris, wanita ini yang membuat Marco hampir bunuh diri. Untunglah masih bisa ditolong." ucap Ny. Ira dan tanpa sengaja didengar Pris.
"Ya TUHAN, apakah aku ini wanita pembawa maut? ampuni aku TUHAN." Pris menatap Marco yang sedang menggendong Kevin memilih makanan.
Pris merasa bersalah , dia menyesal caranya memperlakukan Marco. Dia terus menatap Marco, pikirannya mulai kacau dan tak sadarkan diri.
Zzzzzzzzzzzzzzzz
"Mami, please bangun mami." Suara Kevin yang menyadarkan Pris.
"Sayang, kamu sudah sadar." Marco langsung memeluknya erat. Kevin juga memeluk mereka berdua.
Pemandangan ini sangat membuat hati Tuan Ahas lega, karena ada yang akan menjaga putri semata wayangnya.
Ny. Ira sangat kaget, mengetahui peran penting Tuan Ahas dalam bisnis pertambangan juga store. Dia bahkan merasa malu, status dari Pris ternyata seorang bangsawan. Ny. Ira tidak perna tahu, dia kenal Pris hanyalah dokter yang bekerja di rumah sakit mereka. Dia sempat berpikir Pris hanya akan menjadi beban mereka.
Ayah dr. Marco tersenyum melihat kepanikan istrinya. Karena dia tahu sifat wanita yang dinikahinya ini memang agak matre. Tapi itulah cinta yang mampu menepis segala kekurangan.
Marco beranjak, tetapi tangan Pris menariknya. Marco duduk kembali dimenatap Pris. Kevin juga yang sandaran di maminya ikut menatap.
"Papi Kevin, apa kau sudah makan?" pertanyaan Pris yang membuat hati Marco seakan bergetar dan hampir hilang kendali.
Semua orang menatap Pris. Mereka merasa hati dingin itu mulai hangat.
"Aku menunggumu, kita makan bersama."
"Baiklah, ayo kita makan." Beranjak dari tempat tidur namun kakinya tidak seimbang dan dengan sergap Marco memeluknya.
Kevin menepuk tangan buat mami dan papinya bahagia.
Zzzzzzzzzzźzzz
Desahan terdengar diruang itu, dua insan memadu kasih mesra, pergulatan itu terjadi dan mereka melewati beberapa ronde.
"Aku puas sayang." Absalom mencium mesra Easter.
Kedua pasangan ini membersihkan diri bersama, ada kemesraan juga disana. Setelah itu mereka ke rumah sakit karena harus bertugas, dr. Absalom juga akan mengoperasi pasien seorang ibu.
Ketika sampai di rumah sakit, dr. Absalom dan dr. Easter banjir ucapan dan godaan dari rekan-rekan kerja mereka. Easter sangatlah pemalu. Cicin dijarinya selalu ditatapnya seakan tidak percaya, mengingat perlakuan Absalom dulu sulit dipercaya mereka bisa menikah. Tapi inilah rencana TUHAN.
"Dokter ada pasien Cito, berlumuran darah karena tabrakan." seorang perawat melapor.
Easter segera menuju, tapi kondisinya memang sudah buruk. Sebelum dr. Easter melakukan tindakan , pasien meninggal.
"Pembunuh!" teriakan seorang wanita yang juga mengalami luka namun tidak serius.
"Pembunuh! Kau membunuh suamiku! Dokter ini membunuh suamiku!" berteriak dan membuat kegaduhan.
Security langsung mengamankan ibu itu juga dr. Alex maju untuk berbicara, sementara dr. Easter dibawa keruangan dr. Absalom . Dia begitu panik dan tertekan. Biasanya dia mampu menghadapi pasien tapi perkataan pembunuh ini membuatnya seakan tak bernafas.
Zzzzzzzzzzzzzź
"Ayah bangun, bangun ayah, aku mohon." seorang anak menangis disamping jasad ayahnya yang menjadi korban tabrak lari.
Suasana duka menyelimuti keluarga itu, ibumya memeluk Easter kecil yang masih berumur 10 tahun.
"Sarah, anakmu ini pembunuh ayahnya! Aku benci dia bukan cucuku, usir dia! Oooo Ham anakku, kau sungguh sial memiliki putri seperti dia. Seharusnya dia saja yang ditabrak bukan kau Ham." Nenek. Easter menangis karena kehilangan putranya.
"Sarah, kau dan anakmu jangan tinggal lagi disini, aku tidak bisa hidup melihat anak itu!"
Ibu Easter mengepak barang-barang mereka dan bersiap meninggalkan rumah keluarga suaminya.
"Aku bukan pembunuh ayahku!" suara teriakan Easter yang membangkitkan amarah neneknya dan mengayunkan tongkat kearah Easter tapi dihalangi ibunya.
Ibu Easter bersujud member hormat kepada mertuanya, dan merekapun pergi dari rumah itu.
Zzźzzzzzzzzzz
"Aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh." suara Easter dibawah alam sadar.
"Sayang bangun, Ester." Absalom mencoba membangunkan istrinya.
"Aku bukan pembunuh Ab." menangis dalam pelukan suami.
